Sukses

Presiden Erdogan: 114 Ribu Orang Diselamatkan dari Gempa Turki, Janji Bikin Rumah Baru

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyatakan 114 ribu orang berhasil diselamatkan dari gempa Turki.

Liputan6.com, Hatay - Presiden Turki (Turkiye) Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa lebih dari 100 ribu orang berhasil diselamatkan setelah gempa besar pada 6 Februari 2023. Para korban itu adalah mereka yang tertimbun reruntuhan. 

"114.834 warga telah diselamatkan dari reruntuhan," ujar Presiden Erdogan seperti dilaporkan TRT World, Selasa (21/2/2023).

Presiden Erdogan juga menyampaikan doa dan belasungkawa kepada para korban dan keluarganya. 

Rekonstruksi rencananya akan dilakukan oleh pemerintahan Recep Tayyip Erdogan pada Maret 2023. Erdogan juga akan berusaha untuk menormalisasi kehidupan warga.

Bagi para warga yang saat ini berada di pemukiman sementara, Presiden Erdogan juga menjanjikan bahwa akan dibangun rumah-rumah baru yang lebih kuat dalam setahun ke depan. Pembangunan juga akan dilakukan bagi perkantoran dan toko-toko.

Pada konferensi pers Presiden Erdogan di Hatay, ia juga berjanji akan membangun kembali aset-aset budaya, termasuk tempat ibadah umat Yahudi.

"Masjid, pemakaman, gereja, dan sinagoge, dan semua aset budaya terdaftar akan diperbaiki dan dibangun lagi, dan kami sudah mengambil langkah," ujar Presiden Erdogan.

Pembangunan aset-aset budaya itu akan dilaksanakan sesuai dengan konteks-konteks sejarah. Target pemerintah Turki untuk rekonstruksi tersebut adalah satu tahun.

Provinsi Kahramanmaras di Turki saat ini menyediakan 40 ribu tenda dan 3.000 kontainer untuk 300 ribu orang di wilayah tersebut. Sepertiga provinsi itu juga disebut tidak bisa ditinggali.

Bantuan internasional untuk Turki juga masih terus mengalir. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dilaporkan menjanjikan bantuan US$ 100 juta dari Amerika Serikat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menlu Retno: 85 WNI Korban Gempa Turki Akan Pulang ke Indonesia

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan, 85 warga negara Indonesia (WNI) akan dipulangkan ke Tanah Air. Mereka akan pulang dengan pesawat Garuda Indonesia yang berangkat membawa bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Turki dan Suriah, Selasa (21/2/2023).

"Plus 85 WNI yang terkena dampak dan mereka menginginkan untuk kembali ke Indonesia," kata Retno kepada wartawan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (21/2/2023). 

Selain itu, kata dia, pemerintah juga akan memulangkan dua dari empat jenazah WNI yang meninggal dunia akibat gempa Turki. Hal ini sesuai permintaan pihak keluarga yang menginginkan agar dua jenazah dimakamkan di Indonesia.

"Saya ingin juga menyampaikan bahwa sampai detik ini, 4 warga negara Indonesia meninggal dunia akibat gempa," ujar dia.

"Dua yang sudah ditemukan meninggal dunia sudah dikebumikan di Turki. Dan 2 tambahan lagi akan dikebumikan di Indonesia atas permintaan keluarga," sambung Retno.

Adapun dua jenazah tersebut akan dibawa dengan pesawat yang sama dengan 85 WNI lainnya.

Retno menambahkan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Suharyanto juga akan berangkat ke Turki, pada Selasa hari ini.

"Pak Menko PMK dan Pak Kepala BNPB juga akan berangkat pada hari ini menyertai rombongan dan tentunya beliau akan melakukan pertemuan dan melakukan asesmen apa yang dapat disampaikan, apa yang dapat dibantu lagi dari pihak Indonesia ke pemerintah setempat," jelas dia.

3 dari 4 halaman

Jokowi Lepas Bantuan untuk Korban Gempa di Turki dan Suriah

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi melepas bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi di Turki dan Suriah, Selasa (21/2/2023). Bantuan dikirim dengan empat pesawat yang berangkat dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta.

Jokowi menyampaikan empat pesawat itu membawa 140 ton bantuan. Adapun bantuan berisi bahan makanan serta bahan logistik yang dirasa diperlukan oleh korban gempa Turki dan Suriah.

"Pagi hari ini kita akan mengirimkan 4 pesawat ke Turki dan ke Suriah yang berisi 140 ton bahan makanan dan bahan-bahan logistik lainnya yang sangat diperlukan di sana," kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Menurut dia, pemerintah Indonesia juga telah mengirim tim SAR dan medis, serta rumah sakit lapangan untuk membantu korban gempa Turki dan Suriah. Selain itu, bantuan yang sudah dikirim sebelumnya yakni, pesawat Hercules untuk evakuasi korban.

"Juga pesawat Hercules yang sangat membantu awal-awal evakuasi korban-korban bencana gempa yang ada di Turki maupun yang ada di Suriah," jelasnya.

"Kita harapkan apa yang kita kirimkan ini nanti dapat membantu saudara-saudara kita yang ada disana," sambung Jokowi.

4 dari 4 halaman

2 Jenazah WNI Korban Gempa Turki Akan Dimakamkan di Indonesia

Menlu Retno Marsudi mengatakan, dua dari empat warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia akibat gempa Turki, akan dipulangkan dan dimakamkan di Tanah Air. Sementara itu, dua jenazah WNI lainnya sudah dimakamkan di Turki.

"Sampai detik ini empat warga negara Indonesia meninggal dunia akibat gempa. Dua yang sudah ditemukan meninggal dunia sudah dikebumikan di Turki," kata Retno di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Selasa (21/2/2023).

"Dan dua tambahan lagi akan dikebumikan di Indonesia atas permintaan keluarga," sambungnya.

Dia menjelaskan dua jenazah WNI itu akan dibawa oleh pesawat Garuda Indonesia, yang saat ini berangkat ke Turki dengan membawa bantuan. Selain itu, 85 WNI korban terdampak Turki juga akan dipulangkan dengan pesawat yang sama.

"Pesawat Garuda yang akan membawa bantuan ke Turki pada saat kembali akan membawa dua jenazah tersebut," ujarnya.

Menurut dia, Menteri Koordinator Pembangunan dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Suharyanto akan berangkat ke Turki, pada Selasa hari ini. Keduanya akan mengecek bantuan apa yang perlu dikirim pemerintah Indonesia untuk korban gempa Turki dan Suriah.

"Beliau akan melakukan pertemuan dan melakukan assessment apa yang dapat disampaikan, apa yang dapat dibantu lagi dari pihak Indonesia ke pemerintah setempat," tutur Retno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.