Sukses

Seperti Tragedi Bekasi, Ini 4 Kasus Keracunan Sekeluarga di Dunia

Seperti keracunan satu keluarga di Bekasi, berikut sejumlah kasus serupa yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari Bangladesh hingga Nigeria.

Liputan6.com, Bekasi - Warga RT 02 RW 03 Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, digegerkan dengan temuan satu keluarga dalam kondisi mulut berbusa.

Satu keluarga tersebut terdiri dari suami MDS (34), istri YN (32) dan satu anak NRN (8). Ketiganya ditemukan tak sadarkan diri bersama dua orang lainnya berinisial RAN (20) dan Mr X.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh para korban. Dugaan sementara seluruh korban mengalami keracunan.

Kejadian keracunan yang menimpa seluruh anggota keluarga bukan yang pertama terjadi. 

Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah sejumlah insiden tragis yang juga merupakan kasus keracunan sekeluarga di negara lain:

1. Satu Keluarga Keracunan di Bangladesh

Pada pertengahan Oktober 2022, satu keluarga di Bangladesh meninggal dunia akibat dugaan insiden keracunan. 

Seorang ibu dari Cardiff menjadi orang keempat yang meninggal dalam dugaan keracunan saat berada di Bangladesh.

Hosne Ara Islam (46) meninggal di rumah sakit tiga bulan setelah kejadian itu. Polisi mengatakan, penyebab keracunan diduga karbon monoksida.

Suaminya, Rafiqul Islam (51) dan putra mereka Mahiqul (16) meninggal setelah insiden di sebuah flat di wilayah Sylhet di timur laut Bangladesh.

Putrinya, Samira Islam (20) meninggal di rumah sakit 11 hari kemudian. Sementara putranya, Sadiqul (24) selamat dan kemudian dipulangkan dari rumah sakit.

Keluarga beranggotakan lima orang itu melakukan perjalanan dari Riverside untuk mengunjungi seorang kerabat yang kemudian menemukan mereka tidak sadarkan diri.

Kerabat itu mengatakan bahwa ketika tidak ada jawaban, mereka melihat ke jendela dan melihat keluarga itu tergeletak di dua tempat tidur.

Diperkirakan ada generator listrik yang rusak di properti yang sedang digunakan malam itu karena pemadaman listrik.

Inspektur distrik Uddin mengatakan, "Kami mengumpulkan sampel asap dari generator dan kami mengirimkannya ke dinas pemadam kebakaran untuk melihat apakah bahan kimia juga ditemukan di tubuh korban dan korban selamat."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Satu Keluarga Keracunan Pestisida di AS

Pada tahun 2015, Keluarga Esmond Delaware menyewa kondominium lantai dua di Sirenusa, resor yang terdiri dari 22 vila.

Keluarga itu mulai mengalami kejang-kejang dan diterbangkan ke rumah sakit di AS.

Usai kejadian, Departemen Kehakiman AS membuka penyelidikan kriminal.

Administrator regional EPA, Judith Enck mengatakan bahwa pestisida itu digunakan pada 28 Maret di lantai pertama kondominium, dan agen pun mencoba menentukan berapa banyak yang digunakan. Dia mengatakan, EPA menemukan bahwa metil bromida digunakan di unit Sirenusa lainnya pada tahun lalu, tetapi menolak mengatakan ada berapa banyaknya.

Kemudian, pihak berwenang AS telah menetapkan bahwa pestisida metil bromida yang sangat beracun menyebabkan keluarga Delaware tersebut menderita sakit parah di sebuah resor Kepulauan Virgin AS.

Tak hanya itu, pihak berwenang juga menyebut bahan kimia tersebut telah digunakan beberapa kali dalam setahun terakhir.

Pasca kejadian, lebih tepatnya enam bulan setelah kejadian mengerikan itu, ayah mereka bernama Steve Esmond, perlahan-lahan membaik, tetapi menderita tremor parah, kesulitan berbicara, dan bahkan tidak dapat membalik halaman buku.

3 dari 4 halaman

3. Satu Keluarga Keracunan Karbon Monoksida di Minnesota

Tujuh anggota keluarga imigran dari Honduras yang jenazahnya ditemukan di dalam rumah di Minnesota pada Desember 2021 lalu, meninggal karena keracunan karbon monoksida.

Kerabat keluarga menemukan para korban di sebuah rumah di Moorhead, setelah tidak mendengar kabar dari mereka. Tetangga mengatakan, anak-anak itu terakhir terlihat beberapa hari sebelumnya.

Pejabat Kantor Pemeriksa Medis Kabupaten Ramsey di St. Paul memeriksa sampel darah untuk menentukan penyebab kematian. Tes tersebut menunjukkan tingkat karbon monoksida yang jadi penyebabnya, kata pihak berwenang.

4 dari 4 halaman

4. Keluarga di Nigeria Tewas Akibat Keracunan Makanan

24 anggota keluarga di barat laut Nigeria meninggal setelah mengonsumsi makanan beracun, kata seorang pejabat pemerintah setempat, pada Agustus 2021.  

Ali Inname, komisaris kesehatan negara bagian Sokoto, mengatakan bahwa insiden itu terjadi di desa Danzanke di bangsal Bargaja di Wilayah Pemerintah Daerah Isa. 

Dia mengatakan, pupuk yang dikenal sebagai 'Gishirin Lalle' di Hausa digunakan sebagai penyedap makanan, karena dianggap garam. 

Ke-24 korban merupakan anggota keluarga besar yang tinggal bersama di sebuah kompleks.

"Sayangnya, seluruh keluarga yang memakan makanan tersebut kehilangan nyawa mereka kecuali dua anggota perempuan yang hanya mencicipi makanan dan saat ini sedang menjalani pengobatan, dengan peluang bertahan hidup yang sangat baik," katanya ketika itu.

“Upaya untuk menyelamatkan nyawa semua orang yang terkena dampak dengan menyediakan perawatan medis yang dibutuhkan terbukti gagal.” 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.