Sukses

Kapal Perang Thailand Tenggelam 41 Jam, 6 Jasad dan Korban Selamat Ditemukan

Tim penyelamat telah menemukan jasad enam awak kapal perang Thailand yang tenggelam di lepas pantai tenggara negara itu, kata angkatan laut.

Liputan6.com, Bangkok - Tim penyelamat telah menemukan jasad enam awak kapal perang Thailand yang tenggelam di lepas pantai tenggara negara itu, kata angkatan laut.

Para pelaut yang tewas dan seorang yang selamat ditemukan pada Selasa 20 Desember 2022, ketika tim militer menjelajahi perairan di Teluk Thailand.

Pencarian terus dilakukan untuk 23 pelaut yang masih hilang. Angkatan laut Thailand mengatakan total 76 awak telah diselamatkan.

HTMS Sukhothai tenggelam pada Minggu 18 Desember malam dengan 105 awak di dalamnya setelah kehilangan tenaga akibat badai.

Angkatan laut dan angkatan udara Thailand telah menghabiskan dua hari mencari korban selamat, dengan ratusan perwira di empat kapal angkatan laut serta beberapa helikopter dan drone tak berawak dikerahkan untuk memindai wilayah laut seluas 50 km persegi (30 mil persegi).

"Orang terakhir ditemukan 41 jam sejak kapal tenggelam dan dia masih hidup. Jadi kami yakin masih ada yang hidup di luar sana... kami akan terus mencari," kata Laksamana Chonlathis Navanugraha, Kepala Staf Angkatan Laut seperti dikutip dari BBC Rabu (21/12/2022).

Seorang komandan angkatan laut sebelumnya menyarankan kru pencari hanya memiliki waktu dua hari untuk menemukan siapa pun yang masih hidup, mengingat waktu yang mereka habiskan di laut.

Beberapa pelaut HTMS Sukhothai yang tenggelam telah ditemukan, kelelahan dan tidak sadarkan diri dalam beberapa kasus. Tidak semua yang hilang mengenakan rompi pelampung.

"Kami menemukan pria ini memegang pelampung... dia mengambang di air selama 10 jam," kata Kapten Krapich Korawee-Paparwit dari HTMS Kraburi kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa pria itu, masih sadar, mengalami luka ringan di kepala dan "mata sakit karena terkena air laut."

Pelaut lain ditemukan di sekoci penyelamat setelah mereka melompat dari kapal yang tenggelam. Gambar dan rekaman yang dibagikan oleh angkatan laut di Twitter menunjukkan para penyintas dibungkus selimut dan dibawa ke rumah sakit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Insiden Pertama Kapal Militer Thailand Tenggelam

Para pejabat Angkatan Laut Thailand awalnya mengatakan 106 orang berada di kapal HTMS Sukhothai, tetapi jumlah itu direvisi menjadi 105 pada Selasa.

HTMS Sukhothai, sebuah korvet sepanjang 76 meter, sedang melakukan patroli rutin hari kedua ketika tenggelam. Angkatan laut mengatakan air membanjiri lambungnya dan kemudian ruang listrik, memutus aliran listrik.

Gambar-gambar dramatis yang diposting di akun Twitter angkatan laut menunjukkan kapal miring ke kanan, sebelum tenggelam sekitar pukul 23:30 waktu setempat (16:30 GMT) pada hari Minggu.

Kapal angkatan laut lainnya segera disiagakan dan dikirim untuk membantu, tetapi hanya fregat HTMS Kraburi yang mencapai kapal sebelum tenggelam, sekitar 32 km (20 mil) timur Bang Saphan di provinsi Prachuap Khiri Khan.

Belum diketahui apa yang menyebabkan kapal tersebut kebanjiran, dan mengapa para pelaut terpaksa terjun ke air.

Angkatan Laut Thailand mengatakan ini adalah pertama kalinya kehilangan kapal dalam keadaan seperti itu, dan akan melakukan penyelidikan.

 

 

3 dari 4 halaman

Ahli: Kapal Tenggelam Saat Patroli Rutin Itu Hal Tak Biasa!

Namun, para ahli angkatan laut mempertanyakan bagaimana bencana seperti itu menimpa kapal yang sedang berpatroli rutin.

"Ini benar-benar tidak biasa," kata ahli hukum angkatan laut David Letts, seorang profesor di Australian National University.

Dia mencatat ada langkah-langkah untuk mencegah banjir yang mempengaruhi unit pusat seperti ruang mesin.

"Kapal dibagi menjadi beberapa kompartemen - dan harus ada serangkaian pintu kedap air yang dimulai dari dek atas, sehingga air laut tidak masuk ke dalam kapal itu sendiri."

 

4 dari 4 halaman

Banyak Pelaut Tidur

Fakta bahwa bencana melanda pada malam hari berarti kemungkinan besar banyak pelaut yang tertidur pada saat itu, dan situasi yang kacau mungkin telah mengubah protokol seperti membawa awak ke geladak atas atau melepaskan rakit penyelamat.

Kapal perang itu ditugaskan pada 1987 dan dibangun di Amerika Serikat oleh perusahaan pembuat kapal lokal, kata US Naval Institute.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.