Sukses

China-Arab Saudi Berencana Jalin Kerja Sama di Bidang Nuklir hingga Ruang Angkasa

China berencana untuk bekerja sama dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya di bidang energi nuklir, keamanan nuklir, dan eksplorasi ruang angkasa, kata Presiden Xi Jinping.

Liputan6.com, Riyadh - China berencana untuk bekerja sama dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya di bidang energi nuklir, keamanan nuklir, dan eksplorasi ruang angkasa, kata Presiden Xi Jinping.

Dikutip dari Straits Times, Minggu (11/12/2022) menunjukkan hubungan penguatan China dengan wilayah yang dulunya dekat dalam lingkup pengaruh AS.

Xi Jinping berbicara di ibukota Saudi, Riyadh dengan para penguasa dan pejabat dari enam negara Dewan Kerjasama Teluk yaitu Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab selama kunjungan tiga hari ke Saudi Arab.

Kemudian pada Jumat kemarin, ia mengadakan KTT ketiga dan terakhir dari kunjungan dengan para pemimpin Arab dan Afrika lainnya.

Baik China dan Arab Saudi menggambarkan kunjungan Xi minggu ini sebagai peristiwa bersejarah yang mengantarkan era baru hubungan antara Beijing dan Timur Tengah -- sebuah wilayah yang pernah memiliki hubungan berbasis minyak dengan China.

Negara-negara Arab semakin membangun hubungan yang lebih luas dengan China seperti penjualan senjata, transfer teknologi dan proyek infrastruktur.

Perusahaan-perusahaan China sedang membangun kota-kota baru di Mesir dan Arab Saudi, menjual teknologi pengenalan wajah kepada pemerintah Teluk dan bermitra dengan mereka dalam penelitian kecerdasan buatan. Beijing juga telah memperluas jejak maritimnya di wilayah tersebut, saluran penting pada inisiatif ikat pinggang dan jalan yang diperlukan untuk menjangkau mitra dagang di Eropa.

“Bekerja dengan banyak pihak akan menggerakkan kita, dan seluruh dunia, ke tahap baru pertumbuhan dan kemakmuran,” kata Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan dalam konferensi pers pada Jumat kemarin.

Ia juga menekankan bahwa kemitraan kerajaan Saudi dengan Amerika Serikat tetap penting dan menolak memilih satu pihak.

"Kami tidak dapat membangun pertumbuhan dan kemakmuran ini dengan menjauhkan diri dari peluang dari satu sisi atau yang lain," katanya.

Dalam pidatonya pada Jumat, Xi mengatakan bahwa China dan negara-negara Teluk akan mendirikan "forum" bersama untuk penggunaan energi nuklir secara damai serta Pusat Keamanan Nuklir China.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Tebang Pilih, Arab Saudi Ingin Jalin Kerja Sama dengan AS dan China

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Jumat (9/12), mengatakan kerajaan Teluk tersebut ingin menjalin bekerja sama dengan Amerika Serikat dan China yang bersaing secara ekonomi.

Pernyataan itu disampaikan setelah KTT China-Arab yang diselenggarakan oleh Riyadh, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (11/12/2022).

"Bagian dari keinginan untuk menjadi ekonomi yang kompetitif adalah bekerja sama dan terbuka untuk bekerja sama dengan sebanyak mungkin mitra, jadi kami merasa sangat penting untuk sepenuhnya terlibat dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu AS, yang merupakan mitra strategis tradisional dan kami terus memiliki keterlibatan yang sangat kuat dengan AS," ujar Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al Saud.

Namun ia juga menambahkan, “Di sisi lain, China, ekonomi terbesar kedua di dunia, sebagai mitra dagang terbesar kami, akan terus berperan penting dalam rencana kami, dalam kemajuan kami menuju diversifikasi ekonomi dari minyak, dalam membangun ekonomi yang lebih besar, kuat, dan tangguh. Jadi kami akan terus bekerja dengan semua mitra kami, kami sama sekali tidak melihatnya hubungan yang saling menjatuhkan, kami memandangnya sebagai bagian normal dalam membangun lingkungan ekonomi yang besar dan berkelanjutan."

3 dari 4 halaman

Pertemuan Presiden China

Presiden China Xi Jinping bertemu dengan para pemimpin Teluk Arab di Riyadh dalam pertemuan pertama dari dua KTT "penting" yang menampilkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman sebagai calon pemimpin Timur Tengah dan mitra utama bagi kekuatan global.

Xi, yang disambut meriah kemegahan dan upacara, di Arab Saudi menandatangani pakta kemitraan strategis dengan pengekspor minyak utama dunia ini sehari sebelum pertemuan yang diselenggarakan pada Jumat dengan enam negara Dewan Kerja Sama Teluk yang kaya energi.

"Bagian dari upaya untuk menjadi ekonomi yang kompetitif adalah bekerja sama dan terbuka untuk bekerja sama dengan sebanyak mungkin mitra, jadi kami merasa sangat penting untuk sepenuhnya terlibat dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu AS yang merupakan mitra strategis tradisional dan kami terus memiliki keterlibatan yang sangat kuat dengan AS," ujarnya.

4 dari 4 halaman

KTT Arab-China Digelar di Arab Saudi, Xi Jinping: Ini Pencapaian Besar!

Presiden China Xi Jinping tengah dalam lawatan kenegaraan ke Arab Saudi. Pada Jumat 9 Desember 2022, ia menemui pemimpin negara Arab di ibu kota Riyadh.

Mengutip DW Indonesia, Sabtu (10/12/2022), pertemuan digelar di hari ketiga kunjungan pertama Xi di Arab Saudi sejak 2016. Lawatannya itu merupakan tur luar negeri yang ketiga selama pandemi COVID-19.

Mereka kemudian menyepakati ragam perjanjian, mulai dari pengembangan energi hidrogen hingga perumahan, tanpa merinci lebih jelas.

Agenda pertemuan pada hari Jumat itu melibatkan enam negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) dan sejumlah negara Arab lain dalam KTT Arab-China yang digelar terpisah.

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Tunisia, Kais Saied, termasuk kepala negara yang sudah tiba sejak Kamis. Adapun Qatar, Lebanon, Irak dan sejumlah negara lain melengkapi undangan tuan rumah di Riyadh.

"Diversifikasi diplomasi dan ekonomi China akan bekerja sama dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab untuk menjadikan kedua KTT sebagai sebuah pencapaian besar dalam sejarah hubungan China dan Arab atau China dan GCC,” kata Xi, Kamis 8 Desember dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah, CCTV.

Negara-negara Teluk sejatinya adalah sekutu lama Amerika Serikat. Kemesraan baru dengan China sebabnya dianggap sebagai pergeseran haluan ke Asia, antara lain demi diversifikasi ekonomi yang masih ditopang sektor energi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.