Sukses

Dua Militan Tewas dalam Serangan di Markas Polisi Afghanistan

Dua orang militan tewas dalam sebuah serangan di markas polisi Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta - Tiga militan tak dikenal meledakkan sebuah bom mobil pada Jumat (2/12) dan mencoba menyerbu markas partai Afghanistan yang dipimpin politisi kawakan Gulbuddin Hekmatyar, kata para pejabat.

Dilansir VOA Indonesia, Minggu (4/12/2022), Ghairat Baheer, seorang pejabat partai Hizb-e-Islami, mengatakan kepada AFP bahwa dua penyerang tewas ketika mereka mencoba memasuki gedung di Kabul itu – yang juga menjadi tempat sebuah masjid. Penyerang ketiga melarikan diri.

“Mobil meledak di luar, jadi hanya ada sedikit kerusakan,” katanya.

Para pejabat mengatakan Hekmatyar –- seorang politikus lihai yang menjabat sebagai perdana menteri pada 1990-an -– berada di dalam pada saat itu, tetapi tidak terluka.

Obaidullah Muddabir, seorang anggota senior kepolisian distrik, mengkonfirmasi bahwa dua penyerang telah tewas, tetapi dia yakin yang ketiga telah ditangkap.

“Saya berada di luar kompleks... situasinya terkendali,” katanya.

“Para penjaga di kantor Hizb-e-Islami memberi tahu kami bahwa ada tiga penyerang. Mereka membunuh dua penyerang sementara satu lagi terluka sebelum mereka mencapai target.”

Hekmatyar dianggap sebagai penyintas politik di Afghanistan, setelah berjuang melawan pendudukan Soviet, kekuasaan pertama Taliban, dan pemerintah dukungan Barat yang berkuasa hingga Agustus tahun lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ledakan Bom di Madrasah Afghanistan

Dalam insiden yang berbeda, ledakan bom kembali mengguncang Afghanistan. Kali ini yang jadi target adalah sebuah sekolah agama atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan madrasah.

Sedikitnya 17 orang tewas dan 26 luka-luka setelah ledakan bom menghantam sebuah sekolah agama di Afghanistan utara.

Ledakan bom itu terjadi di Kota Aybak di Provinsi Samangan, dilaporkan meledak saat orang-orang meninggalkan salat.

"Mayoritas dari mereka yang tewas diyakini adalah anak-anak berusia sembilan hingga 15 tahun," kata seorang sumber di Samangan kepada BBC.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Sementara jumlah korban tewas diperkirakan bisa bertambah.

Seorang dokter di rumah sakit setempat mengatakan sebagian besar korban adalah pelajar di sekolah tersebut.

3 dari 4 halaman

Kejahatan Kemanusiaan! Pemimpin Taliban Menyelidiki

Juru bicara kementerian dalam negeri Abdul Nafee Takkur mengatakan pasukan keamanan Taliban sedang menyelidiki serangan itu, dan berjanji untuk "mengidentifikasi para pelaku dan menghukum mereka atas tindakan mereka".

Dalam sebuah tweet, mantan presiden Republik Islam Afghanistan, Hamid Karzai, mengatakan ledakan itu adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan". Pada kesempatan tersebut ia juga turut menyatakan simpatinya kepada keluarga para korban.

4 dari 4 halaman

Puluhan Ledakan Sejak Taliban Berkuasa

Afghanistan telah diguncang oleh puluhan ledakan sejak Taliban merebut kekuasaan tahun lalu, sebagian besar diklaim oleh cabang lokal dari kelompok ISIS, yang dikenal sebagai Islamic State - Khorasan Province (ISIS - Provinsi Khorasan/ISIS-K).

Kelompok itu adalah kelompok militan paling ekstrem di Afghanistan dan menargetkan agama minoritas - seperti Hazara - yang dijanjikan akan dilindungi oleh Taliban. Namun, Human Rights Watch baru-baru ini mengamati bahwa "otoritas Taliban tidak berbuat banyak untuk melindungi komunitas ini dari bom bunuh diri dan serangan melanggar hukum lainnya".

Pada bulan September, setidaknya 54 orang - termasuk 51 gadis dan wanita muda - tewas setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan bom di ibu kota Kabul. Penyerang telah menargetkan aula tempat ratusan siswa sedang mengikuti ujian masuk universitas.

Para pemimpin Taliban kemudian menyalahkan ISIS-K atas serangan itu, meskipun kelompok itu sendiri tidak mengaku bertanggung jawab.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.