Sukses

PM Korsel Sebut Insiden Berdesakan Halloween Itaewon Akibat Manajemen Kerumunan Tak Memadai

Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu 29 Oktober 2022 meninggalkan duka. Jumlah korban tewas akibat insiden berdesakan dilaporkan mencapai 156 jiwa.

Liputan6.com, Seoul - Tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu 29 Oktober 2022 meninggalkan duka. Jumlah korban tewas akibat insiden berdesakan dilaporkan mencapai 156 jiwa. 

"Insiden desak-desakan yang terjadi pada Sabtu 29 Oktober malam waktu setempat di Distrik Itaewon di Seoul, ibu kota Korea Selatan (Korsel), pada perayaan Halloween sebagian disebabkan oleh manajemen kerumunan yang tidak memadai," demikian disampaikan Perdana Menteri (PM) Korsel Han Duck-soo pada Selasa 1 November 2022 seperti dikutip dari Xinhua.

"Tampaknya salah satu penyebab utama (dari insiden itu) pada akhirnya adalah manajemen kerumunan, yang tidak memiliki dukungan institusional dan upaya sistematis yang memadai di Korsel," kata Han dalam konferensi pers dengan para koresponden asing di Seoul.

Han menuturkan bahwa bahkan jika lebih banyak petugas polisi dikerahkan ke Itaewon, akan ada keterbatasan dalam pengendalian kerumunan besar itu, mengingat negara tersebut tidak memiliki regulasi yang memadai soal manajemen kerumunan.

Insiden itu diyakini disebabkan oleh kerumunan besar yang bergerak ke sebuah gang sempit menanjak dan kemudian saling tindih di distrik kehidupan malam yang populer di Seoul tersebut.

Panggilan Darurat Sebelum Tragedi Itaewon Terungkap, Desak Polisi Segera Turun Tangan

Sementara itu, transkrip dari 11 panggilan darurat yang dilakukan dalam beberapa jam dan menit sebelum pesta Halloween yang menewaskan lebih dari 150 orang di Seoul mengungkapkan ketakutan yang berkembang dari orang-orang yang berada di Itaewon dan bagaimana mereka mendesak polisi untuk campur tangan.

Dilansir Channel News Asia, 2 November, transkrip panggilan darurat yang dirilis oleh polisi menunjukkan peringatan pertama tentang kemungkinan lonjakan mematikan dilakukan pada pukul 18:34 pada hari Sabtu (29 Oktober), kira-kira empat jam sebelum kerumunan itu berubah menjadi mematikan.

Komisaris Jenderal Polisi Nasional Yoon Hee-keun pada hari Selasa mengakui pengendalian massa di tempat kejadian "tidak memadai". Ia juga mencatat bahwa polisi telah menerima banyak laporan yang memperingatkan kemungkinan kecelakaan pada malam bencana.

Menteri dalam negeri dan walikota juga telah meminta maaf atas kejadian tersebut. 

Transkrip yang dirilis ke media, memberikan prediksi mengerikan tentang bagaimana tragedi itu akan terungkap.

"Sepertinya Anda bisa tertindih sampai mati dengan orang-orang terus datang ke sini sementara tidak ada ruang bagi orang untuk turun," kata seorang warga dalam panggilan pertama itu.

"Saya nyaris tidak berhasil pergi tetapi ada terlalu banyak orang, sepertinya Anda harus mengendalikannya."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

KBRI Seoul: Korban Tragedi Halloween Itaewon Diberi Santunan Pemerintah Korea Selatan hingga Rp 165 Juta

Jumlah korban tewas akibat tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan dilaporkan kembali bertambah.

"Per 1 November 2022 pukul 23.00 KST, terdapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea Selatan bahwa tragedi Halloween Itaewon menyebabkan 156 korban jiwa serta 36 orang masih dalam perawatan (22 orang luka berat dan 14 orang luka ringan)," ujar Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima Rabu (2/11/2022).

"121 orang telah menyelesaikan perawatan dan kembali dari rumah sakit," imbuh dubes yang karib disapa Sulis itu.

Hingga kini, sambungnya lagi, informasi dari otoritas Korea Selatan menyebutkan belum teridentifikasi adanya WNI yang menjadi korban yang meninggal.

"Dari total 156 orang meninggal,terdapat 26 orang WNA dari 14 negara, yang teridentifikasi berkewarganegaraan Iran(5 orang), RRT (4 orang), Rusia (4 orang), AS (2 orang), Jepang (2 orang), Prancis,Australia, Vietnam, Uzbekistan, Norwegia, Kazakhstan, Thailand, Sri Lanka, dan Austria," paparnya.

Dubes Sulis menuturkan, Pemerintah Korea Selatan juga akan memberikan santunan duka cita untuk keluarga korban meninggal, termasuk bagi WNA, sebesar 20 juta won (setara 220 juta rupiah) serta maksimal 15 juta won (setara 165 juta rupiah) untuk biaya pemakaman danpemulangan jenazah bagi WNA.

Selain itu, Perdana Menteri Korea Selatan, Han Duck-soo, akan memimpin rapat terkaitpenanggulangan bencana dan keselamatan dengan berbagai unsur pemerintahan Korea Selatan pada Rabu, 2 November 2022, pukul 09.00 KST.

Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto, beserta segenap keluarga besar KBRI Seoul menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya para korban dari tragedi perayaan Halloween di Itaewon.

3 dari 4 halaman

Kondisi 2 WNI Terluka dalam Tragedi Halloween Itaewon

Dubes Sulis mengatakan, terdapat 2 WNI yang teridentifikasi luka ringan (minor injury), yaitu berinisial AR dan CA.

Saat ini, sambungnya, WNI berinisial AR telah dirawat Korea University Anam Hospital dan pada Minggu 30 Oktober pagi yang bersangkutan sudah keluar dari RS dalam keadaan baik.

"WNI berinisial CA telah dirawat di Seobuk Hospital dan sudah kembali kekediaman pada 29 Oktober malam," tambahnya.

Tim KBRI Seoul telah berhasil menghubungi dan memastikan keduanya dalam kondisi baik dan sedang dalam masa pemulihan.

KBRI Seoul sejauh ini telah melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan sejumlah rumah sakit rujukan, guna menggali informasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.

b. Berkoordinasi dengan tim Gerak Cepat (Gercep), Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA), serta simpul-simpul masyarakat guna memantau sekiranya ada WNI yang terdampak.

c. Menyampaikan himbauan di Grup Kakao Talk (semacam Grup WhatsApp dengan jumlah anggota lebih dari 1.000 WNI di Korsel) untuk info cepat sekiranyaada WNI yang terdampak peristiwa tersebut.

Bagi WNI yang membutuhkan bantuan segera, silakan hubungi KBRI Seoul pada+82-10-5394-2546 (Hotline Bantuan Darurat).  

4 dari 4 halaman

Dubes RI untuk Korea Selatan Beri Penghormatan ke Altar Korban Tragedi Halloween Itaewon

Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea, Gandi Sulistiyanto, mengunjungi altar duka cita atau meja sembahyang di Seoul Plaza pada 2 November 2022. Kedatangannya untuk memberikan penghormatan kepada para korban tragedi Halloween Itaewon.

Menurut informasi dari KBRI Seoul, Rabu (2/11/2022), Duta Besar (Dubes) Sulis, demikian beliau dipanggil, hadir di antrean warga negara Korea Selatan dan asing yang menyampaikan penghormatan kepada korban tragedi Itaewon.

 Pemerintah Kota Seoul mendirikan altar duka cita/meja sembahyang di Seoul Plaza di pusat kota Seoul sejak Senin, 31 Oktober 2022.

Altar duka cita juga ditempatkan di Itaewon Plaza, yang terletak di dekat lokasi tragedi.

Pemerintah Republik Korea telah menetapkan masa berkabung nasional sejak 30 Oktober 2022 hingga 5 November 2022. Setiap harinya tercatat ribuan warga Korsel dan asing mengantre untuk memberi penghormatan di altar tersebut.

Presiden RI, Joko Widodo, dan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, telah menyampaikan belasungkawa atas tragedi tersebut melalui media sosial masing-masing. Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Park Jin, juga telah menyampaikan terima kasih atas pesan belasungkawa dari seluruh dunia dan menyatakan bahwa pesan tersebut memberikan penghiburan besar bagi rakyat Korea di masa sulit ini.

Pada 1 November 2022 pukul 23.00 KST, terdapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea Selatan bahwa Tragedi Halloween Itaewon menyebabkan 156 korban jiwa serta 36 orang masih dalam perawatan (22 orang luka berat dan 14 orang luka ringan). 121 orang telah menyelesaikan perawatan dan kembali dari rumah sakit.

Pada 2 November 2022 jam 09.00 KST, Perdana Menteri Han Duck Soo telah memimpin rapat penanganan pasca tragedi Itaewon.

Terdapat 2 WNI yang teridentifikasi luka ringan (minor injury), berinisial AR dan CA. Keduanya telah menerima perawatan dan dalam masa pemulihan.

Dari total 156 orang meninggal (per tanggal 2 November 2022 jam 11.00 KST), terdapat 26 orang WNA dari 14 negara, yang teridentifikasi berkewarganegaraan Iran (5 orang), RRT (4 orang), Rusia (4 orang), AS (2 orang), Jepang (2 orang), Prancis, Australia, Vietnam, Uzbekistan, Norwegia, Kazakhstan, Thailand, Sri Lanka, dan Austria (masing-masing 1 orang).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.