Sukses

Jokowi Ucapkan Selamat Untuk Xi Jinping yang Terpilih Kembali Jadi Presiden China

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal CPC.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Xi Jinping sebagai Sekretaris Jenderal CPC.

Dalam pesan di Twitter, Jokowi mengatakan; "Selamat kepada Presiden Xi Jinping atas terpilihnya kembali sebagai Sekretaris Jenderal CPC."

"Saya menanti kerja sama lebih lanjut dalam memperkuat kemitraan RI-China dan mempromosikan perdamaian, stabilitas, kemakmuran di Indo-Pasifik dan sekitarnya."

Kekuasan Presiden China Xi Jinping akan berlanjut ke periode tiga setelah ia berhasil terpilih lagi sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis China. Otomatis hal itu membuatnya lanjut ke periode tiga.

Kabar Xi Jinping meraih tiga periode sebetulnya sudah lama beredar di media-media internasional. Hal itu benar-benar terwujud pada Kongres PKC ke-20 yang baru saja berlangsung di Beijing.

Berdasarkan laporan media pemerintah China, Xinhua, Minggu (23/10/2022), Presiden Xi Jinping juga menjabat sebagai ketua Komisi Militer Pusat PKC. Jabatan itu memimpin kepolisian dan militer China.

Sejak zaman Presiden Deng Xiaoping, ketua dari Komisi Militer Pusat juga merupakan jabatan untuk presiden China.

Terpilihanya presiden menjadi tiga periode di China sebetulnya bukan hal baru. Dulu, Jiang Zemin juga terpilih tiga kali sebagai Sekjen Komite Sentral PKC, sehingga dia menjabat tiga periode dari 1989 hingga 2002. Selanjutnya, Jiang Zemin digantikan oleh Hu Jintao yang berkuasa dua periode, dan kini Xi Jinping.

Pada Kongres Nasional PKC ke-20, Presiden Xi Jinping percaya diri negaranya bisa membuat keajaiban-keajaiban baru. Ia juga mengajak pemerintah agar terus mengikuti sosialisme dengan karakteristik China.

Konstitusi partai juga diubah dengan menegaskan menolak separasi Taiwan. Pemerintah juga berjanji akan memperkuat demokrasi kerakyatan, mendorong kesejahteraan bersama, meningkatkan pembangunan berkualitas, serta membuat militer menjadi kelas dunia.

Aspek-aspek lain yang masuk ke konstitusi China adalah memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan berupa perdamaian, pembangunan, kejujuran, keadilan, demokrasi, dan kebebasan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Jurus Xi Jinping Agar Dirinya Tak Tergantikan

Kekuasan Presiden China Xi Jinping akan berlanjut ke periode tiga setelah ia berhasil terpilih lagi sebagai Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis China. Otomatis hal itu membuatnya lanjut ke periode tiga.

Kabar Xi Jinping meraih tiga periode sebetulnya sudah lama beredar di media-media internasional. Hal itu benar-benar terwujud pada Kongres PKC ke-20 yang baru saja berlangsung di Beijing, dikutip dari BBC, Senin (24/10/2022).

Garis keturunan membantunya memenangkan dukungan dari para tetua partai, yang sangat penting untuk naik kekuasaan di dalam Partai Komunis China (PKC) karena para pemimpin ini sering memegang pengaruh politik bahkan setelah pensiun.

"Sebelum diangkat, Xi Jinping dianggap sebagai seseorang yang bisa berkompromi dengan semua orang," kata Joseph Fewsmith, pakar politik elit China di Universitas Boston.

Tapi 10 tahun kemudian, otoritas Xi tampaknya tidak perlu dipertanyakan lagi, dan kekuatannya tak tertandingi. Bagaimana itu bisa terjadi?

3 dari 5 halaman

Laras Senjata

Mao Zedong, bapak pendiri Komunis Tiongkok, pernah berkata: "Kekuatan politik tumbuh dari laras senjata."

Setelah berdirinya Republik Rakyat China pada tahun 1949, Mao memastikan bahwa partailah, bukan negara, yang mengendalikan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Sejak itu, pemimpin PKC juga menjadi ketua Komisi Militer Pusat (CMC).

Xi lebih beruntung daripada pendahulunya Hu Jintao karena dia langsung menjadi ketua CMC dan tidak membuang waktu untuk menyingkirkan oposisi di dalam angkatan bersenjata.

Hal paling mengejutkan terjadi pada tahun 2014 dan 2015, ketika mantan Wakil Ketua CMC Xu Caihou dan mantan Jenderal PLA Guo Boxiong dituduh melakukan korupsi.

4 dari 5 halaman

Ubah Struktur Militer

Pada 2015, Xi juga merombak struktur militer. Dia menghapus empat markas militer - staf, politik, logistik dan persenjataan - dan menggantinya dengan 15 badan yang lebih kecil.

Struktur baru memungkinkan CMC untuk mengeluarkan perintah langsung ke berbagai cabang militer - bahkan sampai auditor keuangan, yang sekarang harus melapor langsung ke CMC, tambah Wuthnow.

Di atas semua ini adalah desakan atas kesetiaan mutlak kepada Xi - sesuatu yang masih terus terasa hingga sekarang.

Bulan lalu People's Liberation Army Daily, surat kabar militer resmi negara itu, menerbitkan sebuah artikel yang menekankan bahwa CMC memegang komando secara keseluruhan.

“Pesan itu membantu menangkal kecenderungan apa pun yang mungkin berkembang di militer untuk membangun loyalitas terhadap para pemimpin senior PLA yang mungkin suatu hari nanti menentang Xi,” kata Timothy Heath, peneliti pertahanan internasional senior di perusahaan think tank AS RAND.

"Loyalitas kepada partai berarti PLA diharapkan bisa melaksanakan setiap dan semua perintah untuk mempertahankan partai, dan Xi khususnya untuk tetap berkuasa."

5 dari 5 halaman

Kesetiaan Diutamakan

Setelah mengamankan unsur Laras Senjata, penting untuk membawa pisau -- atau yang kerap disebut aparat keamanan internal -- di bawah kendali penuh.

Dua tahun setelah Xi berkuasa, pihak berwenang mengkonfirmasi penangkapan seorang mantan kepala keamanan domestik Zhou Yongkang, karena korupsi. Dia terkait erat dengan Bo Xilai, pihak lain yang merupakan saingan Xi.

Investigasi itu menimbulkan gelombang kejut politik karena menghancurkan aturan tak tertulis bahwa anggota Komite Tetap Politbiro, badan pembuat keputusan paling kuat, tidak akan dikenakan hukuman pidana.

"Xi Jinping ternyata adalah politisi brilian yang kejam yang dengan sabar bangkit melalui sistem sebelum memanfaatkan momennya untuk memerintah," kata Neil Thomas, analis senior China dari Eurasia Group.

"Para tetua partai komunis yang mendukung kebangkitan Xi kemungkinan terkejut dengan kecepatan dan skala perebutan kekuasaannya."

Pengamat mengatakan, kampanye anti-korupsi Xi juga digunakan untuk menyingkirkan saingan politiknya dan faksi lain di dalam partai.

Dalam satu dekade terakhir, lebih dari 4,7 juta orang telah diselidiki oleh otoritas antikorupsi.

Kemudian, Xi juga telah menempatkan para loyalisnya di pos-pos regional yang penting, seperti sekretaris partai di kota-kota utama seperti Beijing, Shanghai dan Chongqing.

Posisi ini penting karena mereka bertanggung jawab untuk "menafsirkan dan menerapkan arahan pusat di daerah dengan jutaan orang", kata Thomas.

Setidaknya 24 dari 31 sekretaris partai tingkat provinsi adalah rekan politik Xi, yang sebelumnya mengenal keluarganya, belajar dengannya, bekerja di bawahnya, atau bekerja untuk salah satu sekutu dekatnya, kata Thomas.

Hampir semua dari 281 anggota komite tetap di komite provinsi dipromosikan oleh Xi, menurut data yang dikumpulkan oleh Wu Guoguang, kata seorang profesor politik di Universitas Victoria, Kanada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.