Sukses

YouTuber 'Dream' Minecraft Berpengikut 30 Juta Ungkap Identitas dan Wajah, Ini Sosoknya

YouTuber gaming Minecraft Dream populer selama bertahun-tahun dikenal penggemarnya hanya sebagai wajah kartun yang tersenyum.

Liputan6.com, Jakarta - YouTuber gaming Minecraft Dream populer selama bertahun-tahun dikenal penggemarnya hanya sebagai wajah kartun yang tersenyum.

Meski hanya menggunakan suaranya dalam streaming dan sesekali muncul di depan kamera mengenakan topeng, ia mempunyai 30 juta suscribers.

Tapi semua itu tampaknya akan berubah setelah teman-temannya dan YouTuber lainnya memposting video reaksi terhadap Dream tanpa topengnya.

Dream kemudian memposting video yang memperlihatkan wajahnya untuk pertama kalinya.

Melansir dari laman BBC, Selasa (4/10/2022), Minecraft adalah video game terlaris di dunia, Video Dream yang paling populer telah ditonton puluhan juta orang, salah satunya telah diputar lebih dari 115 juta kali.

"Hai, nama saya Clay atau dikenal sebagai Dream," katanya dalam video berdurasi lima menit yang ditonton lebih dari 12 juta kali.

Dengan seorang teman yang pindah ke Amerika Serikat, di mana Dream sekarang ini tinggal dan menetap, ia ingin bisa keluar lebih banyak, tanpa khawatir tentang privasi dan aktivitasnya terganggu.

"Saya diam saja selama ini," kata Dream. "Orang-orang selalu mencoba membocorkan wajah saya serta mencari tahu seperti apa penampilan saya, dan itu terlalu berlebihan."

Wajahnya akan tetap ditutupi dari video Minecraftnya. Tetapi dia mungkin mulai membuat konten baru dengan berlatar belakang kehidupan nyata bersama teman-temannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Reaksi dari Penonton

Pada hari-hari menjelang pengungkapan identitasnya secara publik, Dream menunjukkan wajahnya ke beberapa kontak dekatnya dan meminta mereka untuk memposting reaksi mereka secara online.

Salah satunya, Karl Jacobs yang mengatakan bahwa dia adalah salah satu teman terbaik Dream, mengatakan bahwa dia "terlihat seperti pemain bisbol".

Dan hampir satu juta orang telah menonton video Dream yang memperlihatkan wajahnya kepada YouTuber teknologi populer Marques Brownlee.

Meskipun keduanya tidak pernah berbicara sebelum bertemu secara virtual.

"Konten video dan saluran ini adalah bukti nyata bahwa siapa pun bisa melakukan apa saja," kata Dream.

"Siapa pun bisa berada di balik topeng dan saya tidak ingin wajah saya terungkap untuk menghilangkan fakta itu. Dream bisa menjadi siapa saja dan dari mana saja.

"Saya akan selamanya berhutang budi kepada pemirsa dan pelanggan saya. Saya mencintai kalian."

3 dari 4 halaman

Mengenal Desa Tulsi, Nyaris Semua Warganya Berprofesi Sebagai YouTuber

Membahas mengenai Youtuber, Terdapat sebuah desa yang bernama Tulsi, di bagian Chhattisgarh, India yang dikenal sebagai 'Desa YouTube' karena sepertiga penduduknya membuat video untuk mencari nafkah.

Konten video lebih populer di sana dan tidak heran jutaan orang di seluruh dunia bekerja keras untuk membangun karier sebagai pembuat video.

Tetapi tidak ada konsentrasi calon YouTuber selain di Desa Tulsi, sebuah pemukiman pedesaan kecil di Chhattisgarh, di mana lebih dari sepertiga dari 3.000 penduduk lokal secara aktif membuat video dan mempostingnya di YouTube untuk mendapatkan keuntungan.

Banyak dari pembuat konten ini dulunya adalah petani, tetapi setelah mendengar bahwa beberapa rekan mereka telah melipatgandakan uang, bahkan tiga kali lipat pendapatan mereka membuat video YouTube, mereka memutuskan bahwa sudah waktunya untuk perubahan karir.

Kisah Desa YouTube India dimulai dengan dua orang teman, Gyanendra Shukla dan Jai Verma, yang masing-masing meninggalkan pekerjaan mereka sebagai insinyur dan guru, untuk membuat konten video.

 

4 dari 4 halaman

Penghasilan dan Pekerjaan dari Youtube

Melalui Youtube, Warga Desa Tulsi mulai mendapatkan cukup banyak uang dari usaha baru mereka, dan kabar keberhasilan mereka menyebar ke seluruh desa dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka.

“Saya bekerja di SBI sebelumnya, sebagai teknisi jaringan. Kantor saya memiliki internet berkecepatan tinggi dan saya biasa menonton video YouTube di sana,” kata Shukla kepada kantor berita ANI.

“Saya sudah menyukai film. Pada 2011-2012, versi baru YouTube diluncurkan. Pada saat itu, ada sangat sedikit saluran di Youtube. Saya tidak puas dengan pekerjaan dari pukul 9 sampai 5. Jadi saya meninggalkan pekerjaan dan mulai dengan YouTube.”

Sekitar 40 persen penduduk desa kini terlibat dalam pembuatan konten video untuk platform seperti YouTube, TikTok atau Instagram, dengan usia termuda 15 tahun dan tertua nenek 85 tahun.

Sekitar 40 atau lebih saluran utama yang berbasis di desa Tulsi berkisar dari komedi dan musik hingga pendidikan dengan yang paling populer berjumlah lebih dari 100.000 pelanggan di YouTube saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.