Sukses

Ukraina Kembali Rebut Kota Lyman, Rusia Dipaksa Mundur

Rusia menarik pasukannya dari kota Lyman, dalam sebuah langkah yang dipandang sebagai kemunduran signifikan untuk kampanyenya di wilayah timur Ukraina.

Liputan6.com, Lyman - Rusia menarik pasukannya dari kota Lyman, dalam sebuah langkah yang dipandang sebagai kemunduran signifikan untuk kampanyenya di wilayah timur Ukraina.

Retret itu terjadi di tengah kekhawatiran ribuan tentara akan dikepung di kota itu, kata kementerian pertahanan Rusia, seperti dikutip dari laman BBC, Minggu (2/10/2022).

Merebut kembali Lyman memiliki arti strategis bagi Ukraina.

Kota itu telah digunakan sebagai pusat logistik oleh Rusia, dan dapat memberi pasukan Ukraina akses ke lebih banyak wilayah di wilayah Donetsk dan Luhansk.

Rekaman video yang dibagikan secara online menunjukkan tentara Ukraina mengibarkan bendera nasional mereka di pinggiran kota.

Meskipun warna biru dan kuning terbang di Lyman lagi, pertempuran "masih terjadi" di sana, kata Presiden Volodymyr Zelensky dalam pidato video malamnya.

Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Kemunduran di medan perang mendorong pemimpin Chechnya dan sekutu garis keras Moskow, Ramzan Kadyrov, berkomentar bahwa Rusia harus mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir dalam menghadapi kekalahan semacam itu.

Lyman berada di Donetsk -- salah satu dari empat wilayah Ukraina yang diduduki sebagian yang Rusia nyatakan telah dicaplok pada Jumat kemarin. Ukraina dan sekutu Baratnya menolak langkah itu dan menyebutnya sebagai perampasan tanah ilegal.

Tak lama setelah itu, Kremlin mengatakan sedang menarik pasukannya dari kota tersebut, menggunakan nama era Soviet Krasnyi (Merah) Lyman, mengakui bahwa Ukraina memiliki "keunggulan signifikan dalam pasukan" di daerah tersebut.

Analis militer mengatakan bahwa Kiev saat ini memiliki momentum dalam perang, dan telah berjanji untuk terus maju dengan serangan balasan untuk merebut kembali semua wilayah di bawah pendudukan.

Dalam pidatonya pada Jumat kemarin, Zelensky mengatakan upaya untuk "membebaskan seluruh tanah kami" akan menjadi bukti bahwa hukum internasional tidak dapat dilanggar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rusia Dituduh Batasi Media dalam Memberitakan Perang di Ukraina

Kremlin “mengekang” media di dalam Rusia dalam meliput perang di Ukraina, kata analis media.

Moskow mengeluarkan arahan baru kepada media pada akhir September, menyusul pengumuman Rusia tentang mobilisasi militer parsial untuk mencoba meningkatkan pasukannya.

Berdasar peraturan baru, organisasi media hanya boleh menggunakan data dan informasi dari badan eksekutif federal dan regional kalau melaporkan upaya mobilisasi, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (1/10/2022).

Media yang melanggar akan diblokir atau didenda hingga $82.000, menurut regulator media Rusia, Roskomnadzor.

Sejak menginvasi Ukraina pada Februari, Rusia telah menerapkan rangkaian peraturan pada media, termasuk arahan untuk menyebut perang sebagai “operasi khusus.”

Dan ada undang-undang baru yang mengganjar penyebaran “berita bohong” tentang militer dengan hukuman penjara 15 tahun.

Sebagian organisasi berita berhenti beroperasi. Sebagian lain telah dicabut lisensinya, termasuk Novaya Gazeta, yang editornya, Dmitry Muratov, adalah peraih Nobel Perdamaian 2021.

Pihak berwenang pada 5 September mencabut izin terbit media berita independen Muratov.

Media lain, termasuk VOA dan BBC, mendapati akses ke konten mereka yang berbahasa Rusia diblokir.

3 dari 4 halaman

Bank Dunia Beri Ukraina 530 Juta Dolar AS

Pada kabar lain, Bank Dunia telah mengatakan akan memberikan tambahan $ 530 juta dalam dukungan kepada Ukraina, sehingga total bantuan oleh bank menjadi $ 13 miliar, ketika invasi Rusia ke negara itu terus berlanjut.

Bantuan itu didukung oleh Inggris ($ 500 juta) dan Kerajaan Denmark ($ 30 juta), kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari MSN News, Sabtu (1/10/2022).

Dari total bantuan $ 13 miliar ke Ukraina hingga saat ini, $ 11 miliar telah sepenuhnya dicairkan, tambah bank itu.

Analisis terbaru Bank Dunia menempatkan total biaya jangka panjang rekonstruksi dan pemulihan di Ukraina selama tiga tahun ke depan lebih dari $ 100 miliar, kata Arup Banerji, Direktur Negara Regional Bank Dunia untuk Eropa Timur.

4 dari 4 halaman

Presiden Ukraina Resmi Daftar Keanggotaan NATO untuk Hadapi Aneksasi Rusia

Sementara itu, Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa Ukraina secara resmi mendaftarkan diri untuk keanggotaan pakta militer pimpinan Amerika Serikat, NATO, beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan untuk mencaplok empat provinsi Ukraina.

Dalam pidato yang difilmkan di luar kantor kepresidenannya di Kiev, Zelensky mengatakan dia mengambil "langkah tegas" ini untuk melindungi "seluruh komunitas" Ukraina.

Dia berjanji pendaftaran itu akan terjadi dengan "cara yang dipercepat", demikian seperti dikutip dari the Guardian, Sabtu (1/10/2022).

"Secara de facto, kami sudah menuju NATO. Secara de facto, kami telah membuktikan kompatibilitas dengan standar aliansi. Mereka nyata bagi Ukraina – nyata di medan perang dan dalam semua aspek interaksi kami," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.