Sukses

Penelitian Jepang Bongkar Cara Tidurkan Bayi Menangis dengan Jurus 5-8

Peneliti temukan cara menidurkan bayi yang menangis dengan cara ilmiah.

Liputan6.com, Saitama - Ini adalah mimpi buruk setiap orang tua, saat bayi yang kelelahan tetapi tidak mau berhenti menangis ketika tiba waktunya untuk tidur. Lebih buruknya lagi bayi malah tertidur saat digendong, tetapi terbangun dan mulai menangis ketika diletakkan di ranjang bayi.

Para peneliti Jepang menemukan solusi dengan sepasang angka ajaib - lima dan delapan - yang sudah melakukan eksperimen dengan 21 ibu yang mencoba menidurkan buah hati mereka.

Dikutip dari CNN, Rabu (14/9/2022), menurut penelitian tersebut, berjalanlah dengan bayi Anda selama minimal lima menit tanpa gerakan tiba-tiba, dan di saat itu si kecil akan tenang meskipun tidak tertidur. Lalu dilanjutkan dengan duduk atau gendong bayi selama delapan menit sebelum memindahkan bayi ke tempat tidurnya dengan lembut.

Menempatkan bayi yang sedang tidur ke ranjang tanpa duduk atau menggendong terlebih dahulu selama delapan menit penuh hanya berakhir dengan kegagalan, demikian menurut rekan penulis studi Dr. Kumi Kuroda, pemimpin tim unit perilaku sosial afiliatif di RIKEN Center for Brain Science di Saitama, Jepang.

"Meskipun kami tidak memprediksinya, parameter kunci untuk keberhasilan bayi yang sedang tidur adalah (penundaan) dari onset tidur," kata Kuroda dalam sebuah pernyataan.

"Saya telah membesarkan empat anak dan saya melakukan eksperimen ini, tetapi saya tidak dapat meramalkan hasil kunci dari penelitian ini sampai data statistik muncul," tambah Kuroda.

Pedoman waktu mungkin bermanfaat bagi beberapa orang tua dan pengasuh, tetapi belum tentu berhasil untuk semua orang, kata dokter anak Atlanta Dr. Jennifer Shu, pemimpin redaksi medis dari situs web pengasuhan anak American Academy of Pediatrics.

"Setiap bayi berbeda, mungkin beberapa tidak dapat bereaksi dengan cara ini," kata Shu, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Detak Jantung Bayi

Orang tua dan pengasuh tidak boleh menggunakan teknik ini secara teratur jika bayi bisa tertidur sendiri, tambah Shu, yang juga rekan penulis "Heading Home With Your Newborn: From Birth to Reality."

"Tujuannya adalah untuk memastikan bayi tidur nyenyak dengan menggunakan teknik ini atau teknik lainnya sekaligus mendorong mereka untuk tertidur sendiri, baik di awal waktu tidur, maupun sepanjang malam (ketika mereka bangun)," kata Shu dalam sebuah email.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, meneliti dampak dari empat perilaku menenangkan pada tangisan bayi.

Para ibu diminta untuk menggendong bayi mereka sambil berjalan, dengan membawa bayi mereka naik kereta dorong atau "ranjang bergerak", kemudian menggendong bayi mereka ketika duduk, dan terakhir, meletakkan bayi mereka langsung ke dalam kasur atau ranjang bayi.

Para peneliti memantau detak jantung bayi dan merekam setiap sesi untuk mencatat dan mengatur waktu respons.

Berdasarkan penelitian tersebut, duduk dan menggendong bayi yang menangis tidak berhasil - pengamat menunjukkan bahwa detak jantung bayi naik dan perilaku berlanjut. Tak heran juga, bila meletakkan bayi yang menangis langsung ke dalam ranjang juga tidak berhasil.

Studi ini menemukan, hanya dari gerakan lembut dapat menenangkan bayi-bayi tersebut. Dalam waktu lima menit, semua bayi yang digendong oleh ibu yang berjalan kaki telah berhenti menangis, detak jantung melambat, dan 46% bayi tertidur.

Tambahan 18% bayi tertidur dalam beberapa menit kemudian, demikian temuan studi tersebut.

 

3 dari 4 halaman

Respons Bayi

Namun, berjalan kaki selama lima menit hanya menghasilkan tidur bagi bayi yang menangis.

"Anehnya, efek ini tidak ada ketika bayi sudah tenang sebelumnya," kata Kuroda.

Para peneliti melihat hasil yang sama ketika orang tua mendorong bayi di kereta bayi, tetapi dampaknya tidak sekuat itu.

Sekarang untuk bagian yang lebih sulit yaitu meletakkan bayi yang sedang tidur tanpa membangunkan mereka. Sepertiga bayi dalam penelitian ini terbangun langsung setelah dibaringkan, tidak peduli seberapa lembutnya mereka dibaringkan.

Studi ini menemukan bahwa bukan sentuhan tempat tidur pada tubuh bayi yang membangunkan mereka. Tetapi, respon detak jantung bayi melonjak ketika bayi pertama kali terlepas dari tubuh ibunya.

Sementara itu, ketika bayi digendong selama delapan menit, mereka mulai memasuki kondisi tidur yang lebih stabil - yang tidak goyah ketika mereka terpisah dari ibu mereka, demikian temuan para peneliti.

 

 

4 dari 4 halaman

Respons Transportasi

Bayi manusia, seperti mamalia lainnya, merespons apa yang disebut "respons transportasi", suatu reaksi bawaan yang terlihat pada bayi-bayi yang belum dewasa saat lahir untuk berjalan atau merawat diri mereka sendiri.

Seperti contoh hewan mamalia lainnya, induk singa, harimau, serta spesies kucing lainnya, menggendong bayi mereka dengan tengkuknya. Begitu juga anjing liar dan anjing peliharaan. Kera dan primata lainnya menggendong bayi mereka di punggung mereka, di mana bayi-bayi itu diam dan menempel. Marsupial seperti kanguru, koala, dan walabi semuanya memiliki kantong khusus untuk menggendong bayi mereka saat mereka tumbuh.

Responsnya muncul seketika - begitu ibu menggendong bayinya dan mulai bergerak, bayi relatif tenang dan detak jantung mereka melambat, menurut penelitian yang dilakukan oleh Kuroda dan timnya.

Tampaknya manusia tidak seberuntung ibu mamalia lainnya, dan perlu menggendong anak mereka lebih lama untuk mendapatkan respons yang sama. Ada hal lain yang membedakan manusia - kebutuhan bayi manusia untuk belajar tidur sendiri.

"Menggendong atau mengayunkan bayi sepenuhnya untuk tidur menciptakan rutinitas yang akan dipelajari bayi tersebut," kata Shu.

American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak terburu-buru menenangkan bayi berusia di atas 3 bulan ketika mereka bangun. Sama seperti orang dewasa, bayi mungkin akan bergoyang-goyang dan rewel dan tertidur kembali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.