Sukses

Coba Latihan Fisik Sederhana, Dipercaya Mampu Perlambat Kehilangan Memori

Latihan fisik secara sederhana ternyata mampu mempengaruhi kinerja otak. Ini alasannya,

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian yang baru saja dilakukan menunjukkan bahwa bahkan program latihan sederhana dapat membantu orang tua dengan masalah memori ringan.

Dokter telah lama menyarankan pasien untuk melakukan aktivitas fisik untuk membantu menjaga otak mereka tetap sehat. Tetapi penelitian yang didukung pemerintah AS menandai studi terpanjang tentang apakah olahraga membuat perbedaan begitu memori mulai menurun.

Para peneliti menemukan sekitar 300 orang dewasa yang lebih tua tidak aktif dengan perubahan memori yang disebut gangguan kognitif ringan (MCI). MCI adalah suatu kondisi yang terkadang datang sebelum penyakit Alzheimer.

Dikutip dari VOA, Kamis (1/9/2022), setengah dari orang dewasa yang lebih tua melakukan latihan aerobik, dan sisanya melakukan gerakan peregangan dan keseimbangan yang meningkatkan detak jantung mereka sedikit demi sedikit dalam tekanan normal.

Orang-orang di kedua kelompok terkait mendapat perhatian dari pelatih yang bekerja dengan mereka di pusat organisasi pemuda yang disebut YMCA di seluruh Amerika Serikat. Ketika COVID-19 menutup gym, para pelatih membantu para peserta studi tetap bergerak di rumah melalui panggilan video secara online.

Setelah satu tahun, pengujian aktivitas mental dan fisik secara sederhana menunjukkan tidak ada anggota kelompok yang memburuk, kata pemimpin peneliti Laura Baker dari Wake Forest School of Medicine di negara bagian North Carolina. Pemindaian otak tidak menunjukkan penyusutan yang sering disertai dengan masalah memori yang memburuk, katanya.

Sebagai perbandingan, pasien MCI serupa dalam studi jangka panjang lain tentang kesehatan otak tetapi tanpa olahraga, mereka mengalami penurunan kognitif, atau mental, selama setahun.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dapat Dilakukan untuk Semua Orang

Hasilnya menunjukkan "ini bisa dilakukan untuk semua orang"  tidak hanya untuk manula yang cukup sehat untuk dapat bergerak dengan lebih leluasa.

Barker mempresentasikan data baru-baru ini di Konferensi Internasional Asosiasi Alzheimer. ”Olahraga perlu menjadi bagian dari strategi pencegahan” bagi manula yang berisiko.

Maria Carrillo adalah kepala petugas ilmiah Asosiasi Alzheimer. Dia mengatakan penelitian sebelumnya telah menemukan aktivitas fisik secara teratur dalam bentuk apa pun dapat mengurangi peradangan yang merusak dan meningkatkan aliran darah ke otak.

Dia menambahkan bahwa studi baru ini sangat menarik karena pandemi COVID-19 dimulai di tengah-tengah studi. Itu berarti peserta penelitian menjadi terisolasi secara sosial, atau terpisah dari orang lain. Isolasi sosial telah lama diketahui meningkatkan risiko masalah ingatan, kata Carrillo.

3 dari 4 halaman

Kesulitan Penelitian

Ini adalah waktu yang sulit untuk penelitian demensia. Dokter tidak yakin tentang meresepkan obat baru yang mahal yang disebut Aduhelm. 

Obat itu seharusnya menjadi pertolongan pertama dalam memperlambat perkembangan Alzheimer tetapi belum dijelaskan juga apakah itu benar-benar membantu pasien.

Para peneliti bulan lalu melaporkan obat lain yang bekerja sama gagal dalam sebuah penelitian penting. Ini juga menargetkan plak amiloid di otak.

Ada urgensi yang berkembang untuk menemukan apakah olahraga dan langkah-langkah lain mungkin menawarkan setidaknya beberapa khasiat yang sama.

4 dari 4 halaman

Berapa Banyak dan Jenis Olahraga apa?

Dalam studi Baker, manula seharusnya bergerak selama 30 hingga 45 menit empat kali seminggu. Tidak masalah apakah itu latihan di perangkat treadmill atau latihan peregangan.

Baker percaya hubungan sosial dengan para pelatih membantu. Setiap peserta menyelesaikan lebih dari 100 jam latihan.

“Kami tidak akan melakukan latihan sendiri,” kata Doug Maxwell dari Verona, Wisconsin, yang bergabung dengan penelitian bersama istrinya.

Suami dan istri, keduanya berusia 81 tahun, ditugaskan ke kelas peregangan. Mereka merasa sangat senang setelah itu sehingga ketika pelajaran berakhir, mereka membeli sepeda listrik dengan harapan lebih banyak aktivitas.

Baker menduga bahwa volume olahraga dapat menjelaskan mengapa bahkan peregangan sederhana dapat menambah manfaat kesehatan. Peserta seharusnya berolahraga tanpa dukungan sosial selama enam bulan tambahan. Baker belum mempelajari data itu.

Selain penelitian baru-baru ini, Baker memimpin penelitian yang lebih besar terhadap orang dewasa yang lebih tua untuk melihat apakah menambahkan olahraga ke langkah-langkah lain seperti diet sehat, permainan otak, dan aktivitas sosial dapat mengurangi risiko demensia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.