Sukses

Sitting is The New Smoking, Sama-sama Picu Berbagai Penyakit

Kebiasaan duduk terlalu lama tak hanya berdampak pada postur tapi juga memicu peningkatan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta Duduk lebih dari empat jam setiap hari dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Risiko semakin buruk ketika saat duduk aktivitas lain yang dilakukan adalah ngemil.

“Yang paling sering, awalnya kita pegal-pegal di area leher, kemudian di area pinggang, lama-lama bisa menyebabkan masalah di area postur, terutama postur tulang belakang,” kata dokter spesialis kedokteran olahraga, Elsye dalam temu media secara daring bersama Kementerian Kesehatan, Senin, 4 Maret 2024.

Kebiasaan buruk ini tak hanya berdampak pada postur tapi juga memicu peningkatan berat badan. Sementara, berat badan yang tak sehat dapat memicu penyakit lain seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan lain-lain.

“Maka dari itu kita harus perhatikan, sudah ada jurnal bahwa ‘sitting is the new smoking’ jadi kita harus hati-hati, ternyata tak hanya rokok, tapi duduk dalam waktu lama juga bisa menimbulkan masalah di kemudian hari,” jelas Elsye.

Dengan kata lain, duduk dalam waktu lama diumpamakan sebagai merokok karena sama-sama menimbulkan masalah pada kesehatan tubuh.

“Ketika kita duduk dalam waktu lama lebih dari 4 jam, sudah berisiko mengganggu masalah kesehatan. Seperti yang kita tahu, kalau kita fave atau merokok setiap hari tentunya ada problem di area paru, jantung, juga akan berisiko meningkat. Nah itu sama, sinergis dengan kalau kita cuma duduk aja.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Turunkan Risiko Penyakit Akibat Kebiasaan Duduk Lama

Guna menurunkan risiko-risiko berkembangnya penyakit tidak menular seperti diabetes hingga hipertensi, maka olahraga dan asupan nutrisi sehat dapat jadi jawaban.

Elsye mengatakan bahwa aktivitas fisik tak hanya baik untuk fisik tapi dapat berpengaruh pula pada kesehatan mental.

“Ketika kita melakukan aktivitas fisik dan latihan fisik secara teratur, hormon yang bekerja di tubuh kita yang membuat kita merasa happy, bahagia, nyaman, hormon penyebab stres berkurang, depresi berkurang itu bisa didapat dengan kita hidup aktif,” kata Elsye dalam media briefing Hari Obesitas Sedunia.

“Misalnya usai lari pagi kenapa kita happy ya? Karena hormonnya bekerja, terutama hormon endorfin. Belum hormon lainnya seperti dopamin, serotonin itu bisa membantu menurunkan stres,” tambahnya.

Maka dari itu, Elsye menyarankan kepada masyarakat untuk aktif bergerak secara teratur. Jika hanya olahraga sesekali, maka perasaan bahagianya hanya sebentar. Sementara jika dilakukan rutin, minimal tiga kali dalam seminggu, maka seseorang akan ketagihan untuk olahraga.

“Nah itu karena hormon di dalam tubuh kita bekerja dengan baik.”

3 dari 4 halaman

Lengkapi Kebutuhan Nutrisi

Olahraga menjadi hal penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara umum. Menurut Elsye, seseorang tak dapat menurunkan berat badan secara sehat tanpa olahraga.

Namun, olahraga saja tidak cukup untuk membuat tubuh tetap sehat. Faktor nutrisi menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan.

“Apakah seseorang bisa menurunkan berat badan secara sehat tanpa olahraga? Enggak bisa. Jadi kalau kita melakukan hidup aktif harus juga melakukan hidup yang sehat dari faktor nutrisi,” kata Elsye.

“Jadi makan dan minum itu sangat berperan penting, biasanya faktor dari diet yang baik itu sekitar 70 persen berkontribusi untuk gaya hidup sehat lalu 30 persennya dari olahraga. Jadi kalau kita mau memiliki berat badan yang ideal, tetap sehat dan bugar, enggak bisa tuh cuman sebelah-sebelah doang.”

4 dari 4 halaman

Seluruh Aspek Harus Ideal

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis gizi komunitas Tan Shot Yen mengatakan bahwa jika ingin memiliki tubuh langsing dengan berat badan ideal, maka seluruh aspeknya harus ideal, termasuk olahraga.

Olahraga menjadi hal penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan berat badan. Namun, rajin olahraga bukan berarti bisa mengonsumsi apapun sesuka hati.

“Enggak bisa begitu, sebab prinsipnya adalah sama seperti kita menikah. Boleh cintanya banyak tapi enggak usah punya duit, itu enggak bisa. Punya duit banyak tapi enggak ada cinta, itu juga enggak bisa.”

“Jadi dalam hidup manusia semuanya harus mempunyai keutuhan, makanya kita punya empat pilar gizi seimbang,” kata Tan.

Empat pilar gizi seimbang yang dimaksud Tan yakni:

  • Makan makanan yang beragam
  • Pola hidup bersih sehat
  • Aktivitas fisik
  • Timbang berat badan secara berkala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.