Sukses

Film Kaali Dikecam Publik India Lantaran Remehkan Dewi Hindu

Publik India marah atas penggambaran Dewi Hindu dalam film ‘Kaali’ karya sutradara keturunan India yang berbasis di Kanada.

Liputan6.com, New Delhi - Publik India marah atas penggambaran Dewi Hindu dalam film ‘Kaali’ karya sutradara keturunan India yang berbasis di Kanada. Menurut kritikus, film itu meremehkan tokoh agama tersebut.

Gambar itu muncul dalam poster yang mempromosikan film pendek baru karya Leena Manimekalai. Tampak Dewi Hindu itu sedang merokok dan memegang bendera LGBTQ+.

Setelah pembuat film menyebarkan poster itu dalam cuitan Sabtu, bersamaan pada hari di mana sebuah museum di Toronto menjadi tuan rumah pertunjukan pertama film itu, gambar dewi merokok itu memicu kemarahan umat Hindu di India. Mereka menuntut film itu dilarang dan pembuat filmnya dihukum.

Manimekalai menulis dan menyutradarai film Kaali sebagai proyek akademis dalam program studi pascasarjana di Toronto Metropolitan University.

Dalam film itu, Manimekalai adalah penjelmaan Dewi Kaali. Hidup sebagai nonbinari di Toronto, ia mencoba menemukan tanah miliknya yang dicuri dari penduduk yang sah— Bangsa Pertama.

Sebagai dewi kematian, waktu dan perubahan, dilema reinkarnasi dewi itu tampak dalam akhir film. Digambarkan, Manimekalai sadar bahwa pada akhirnya, tanah tidak dapat dimiliki oleh siapa pun; alam semesta dalam kondisi terus berubah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Promosi Film

Poster promosi film itu menunjukkan adegan di mana, dengan berpakaian sebagai Dewi Kaali, Manimekalai berbagi rokok dengan seorang pria tunawisma.

Cuitan Manimekalai mengenai poster film itu viral pada Sabtu. Puluhan ribu anggota komunitas Hindu me-retweet poster itu dengan tagar bertuliskan “Tangkap Leena Manimekalai.”

Polisi menerima banyak laporan dari beberapa negara bagian yang menyatakan bahwa film itu "menyakiti sentimen keagamaan" umat Hindu.

Sebuah organisasi Hindu dalam laporan ke polisi mengatakan bahwa penggambaran Dewi Kaali di poster itu “sama sekali tidak bisa diterima umat Hindu” dan bahwa Manimekalai “dengan sengaja mendistorsi agama dan budaya Hindu dengan niat jahat untuk menghina perasaan umat Hindu.

3 dari 4 halaman

Politisi India yang Menghina Nabi Muhammad

Adalah Nupur Sharma, politisi India yang bikin prahara karena diduga menghina Nabi Muhammad dan Isra Miraj. Atas komentar kontroversial pejabat senior Partai Bharatiya Janata (BJP) itu, India dilaporkan berada di tengah "mimpi buruk diplomatik."

Pernyataan Sharma, yang diutarakan dalam debat TV sekitar 11 hari lalu, telah membuat marah Muslim India dan lebih dari selusin negara Islam. Pada Minggu, 5 Juni 2022, BJP menangguhkan Sharma dari partai, mengutip BBC, Kamis (9/6/2022).

Kepala unit media partai Delhi, Naveen Kumar Jindal, juga dikeluarkan karena membagikan tangkapan layar komentar ofensifnya dalam sebuah kicauan. Dalam sebuah pernyataan, BJP menyebut, pihaknya "melawan ideologi apapun yang menghina atau merendahkan sekte maupun agama apapun," menambahkan bahwa itu tidak "mempromosikan orang atau filosofi seperti itu."

 

  

Dalam upaya menenangkan negara-negara Islam yang marah, diplomat India mengatakan, komentar itu tidak mencerminkan sikap pemerintah dan bahwa itu adalah "pandangan elemen pinggiran." Tapi seperti yang telah ditunjukkan banyak orang, menurut BBC, Sharma bukanlah elemen pinggiran.

Sampai dipecat, pengacara berusia 37 tahun itu adalah "juru bicara resmi BJP" yang muncul malam demi malam di debat TV untuk mewakili dan membela pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Lulusan fakultas hukum di Universitas Delhi ini memulai karier politiknya pada 2008.

Kala itu, ia terpilih sebagai presiden serikat mahasiswa sebagai calon Akhil Bharatiya Vidyarthi Parishad (ABVP), sayap pergerakan mahasiswa nasionalis Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh. Karier politiknya meningkat tahun 2011 ketika ia kembali ke India setelah menyelesaikan masternya dalam hukum bisnis internasional dari London School of Economics.

4 dari 4 halaman

Pandai Berbicara

Pandai berbicara, kemampuannya berdebat dan mengemukakan pendapat dalam bahasa Inggris dan Hindi membuat Nupur Sharma mendapatkan tempat di komite media BJP untuk pemilihan majelis Delhi 2013. Dua tahun kemudian, ketika pemilihan baru diadakan, ia adalah kandidat BJP melawan Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal.

Itu bukan pemilihan yang diharapkan siapapun untuk ia menangkan, tapi kampanye energiknya membawa Sharma lebih jauh ke pusat perhatian. Ia ditunjuk sebagai juru bicara resmi untuk partai di Delhi. Lalu, pada 2020, ia jadi "juru bicara nasional" untuk BJP.

Dalam beberapa tahun terakhir, Sharma semakin akrab bagi pemirsa TV India. Di sebagian besar malam, ia terlihat dan terdengar meneriaki, juga mengolok-olok lawan politiknya, bahkan tidak segan menyebut nama mereka.

Pada klip pendek yang dibagikan secara luas oleh para pendukungnya di Twitter, baru-baru ini, Sharma menyebut seorang panelis sebagai "seorang munafik dan pembohong" dan menyuruhnya untuk "diam."

Ketika Nupur Sharma membagikan klip di Twitter, yang PM India Narendra Modi adalah salah satu di antara lebih dari setengah juta pengikutnya, para pendukung memujinya. Mereka memanggilnya "singa betina, pejuang yang ganas, dan tidak kenal takut."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.