Sukses

Artefak Raja Khufu Ditemukan di Ain Shams Kairo, Dari Granit hingga Sphinx Tanpa Kepala

Sebuah misi arkeologi Mesir-Jerman menemukan sejumlah balok batu granit yang berasal dari era Raja Khufu (2589-2566 SM) di Kairo timur.

Liputan6.com, Kairo - Sebuah misi arkeologi Mesir-Jerman menemukan sejumlah balok batu granit yang berasal dari era Raja Khufu (2589-2566 SM) di Kairo timur. Temuan benda artefak itu diungkap Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir pada Senin 13 Juni.

"Ini adalah kali pertama artefak milik Raja Khufu ditemukan di daerah Ain Shams," kata Mostafa Waziri, Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (15/6/2022).

Ain Shams, yang berarti Mata Matahari dalam bahasa Arab, adalah salah satu distrik tertua di Kairo, ibu kota Mesir.

<p>Balok batu granit yang berasal dari era Raja Khufu (2589-2566 SM) di Kairo timur (Xinhua/Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir)</p>

Menurut Waziri, balok-balok tersebut mungkin merupakan bagian dari bangunan yang tidak diketahui atau mungkin telah dipindahkan ke Dataran Tinggi Piramida di Giza sebagai bahan konstruksi pada periode Ramses.

Misi bersama itu juga menemukan sepotong batu granit untuk Raja Pepi I Meryre dengan tulisan Horus falcon, tumpuan patung Raja Amasis II dan beberapa bagian dari patung berbentuk Sphinx tanpa kepala.

<p>Patung berbentuk Sphinx yang tidak lengkap ditemukan di area Ain Shams, Kairo, ibu kota Mesir. (Xinhua/Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir)</p>

Sisa peninggalan dari raja-raja, termasuk Amenemhet II, III dan V, Senusret III, Thutmose Agung, Ramses II, dan Seti II, juga ditemukan dalam penggalian tersebut, menurut pernyataan itu.

Raja Khufu merupakan firaun kedua dari dinasti keempat. Ia adalah orang pertama yang membangun Piramida Agung Giza. Anak dari Firaun Sneferu dan Ratu Hetepheres ini berkuasa pada 2551-2528 sebelum Masehi. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

22 Mumi Ditampilkan dalam Parade Akbar

Sebuah parade besar akan menampilkan 22 mumi kerajaan Mesir kuno dalam kapsul yang dirancang khusus dan diangkut melintasi ibu kota Kairo ke museum.

Dilansir dari Aljazeera, konvoi tersebut akan mengangkut 18 raja dan empat ratu pada Sabtu (10/4), yang sebagian besar dari Kerajaan Baru, dari Museum Mesir di Lapangan Tahrir Kairo pusat ke Museum Nasional Peradaban Mesir di Fustat, sekitar lima km ke tenggara.

Pihak berwenang menutup jalan di sepanjang Sungai Nil untuk upacara rumit, yang dirancang untuk membangkitkan minat pada koleksi barang antik Mesir yang kaya ketika pariwisata hampir seluruhnya terhenti karena pembatasan terkait COVID-19.

Setiap mumi akan ditempatkan dalam kapsul khusus yang diisi dengan nitrogen untuk memastikan perlindungan, dan kapsul akan dibawa dengan gerobak yang dirancang untuk menggendongnya dan memberikan stabilitas, kata arkeolog Mesir Zahi Hawass.

"Kami memilih Museum Peradaban karena untuk pertama kalinya kami ingin menampilkan mumi secara beradab, berpendidikan, dan bukan untuk hiburan seperti di Museum Mesir," katanya.

3 dari 3 halaman

Lebih dari Satu Kelompok Ditemukan

Para arkeolog menemukan mumi dalam dua kelompok di kompleks kuil kamar mayat Deir el-Bahari di Luxor dan di Lembah Para Raja di dekatnya dari tahun 1871.

Yang tertua adalah Seqenenre Tao, raja terakhir dari dinasti ke-17, yang memerintah pada abad ke-16 SM dan diperkirakan mengalami kematian yang kejam.

Pawai juga akan menampilkan mumi Ramses II, Seti I, dan Ahmose-Nefertari.

Fustat adalah situs ibu kota Mesir di bawah Dinasti Umayyah setelah penaklukan Arab.

"Dengan melakukannya seperti ini, dengan kemegahan dan keadaan yang luar biasa, mumi mendapatkan haknya," kata Salima Ikram, seorang Egyptologist di American University di Kairo.

"Ini adalah raja-raja Mesir, ini adalah para fir'aun. Jadi, ini adalah cara untuk menunjukkan rasa hormat."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.