Sukses

Pasukan Rusia Targetkan Penyerangan ke Kota Utama di Timur Ukraina

Pasukan Rusia pada Rabu (25/5) menggempur kota paling timur yang dikuasai Ukraina di wilayah Donbas yang sekarang menjadi fokus perang.

Liputan6.com, Donbas - Serangan Rusia menargetkan kota-kota utama di Ukraina timur

Pasukan Rusia pada Rabu (25/5) menggempur kota paling timur yang dikuasai Ukraina di wilayah Donbas yang sekarang menjadi fokus perang.

Mereka mengancam akan menutup rute pelarian utama terakhir bagi warga sipil yang terjebak di jalur mereka, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (26/5/2022).

Setelah gagal merebut ibu kota Ukraina, Kiev atau kota kedua Kharkiv, Rusia berusaha untuk mengambil kendali penuh atas Donbas, yang terdiri dari dua provinsi timur yang diklaim Moskow atas nama separatis.

Rusia telah mengerahkan ribuan tentara ke wilayah itu, menyerang dari tiga sisi dalam upaya untuk mengepung pasukan Ukraina yang bertahan di kota Sievierodonetsk dan kembarannya Lysychansk.

Kejatuhan mereka akan meninggalkan seluruh wilayah Luhansk di bawah kendali Rusia, tujuan utama perang Kremlin.

"Semua kekuatan yang tersisa dari tentara Rusia sekarang terkonsentrasi di wilayah ini," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidato larut malam.

Kantornya mengatakan, Rusia telah melancarkan serangan mereka ke Sievierodonetsk pada Rabu pagi dan kota itu terus-menerus diserang mortir.

Gubernur regional Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan, enam warga sipil tewas dan sedikitnya delapan terluka, sebagian besar di dekat tempat perlindungan bom, di Sievierodonetsk. Jalan utama keluar masih dibombardir, katanya, tetapi bantuan kemanusiaan masih masuk.

Militer Ukraina mengatakan, pertempuran untuk jalan itu sedang berlangsung, dan bahwa pada hari Selasa mereka telah menangkis sembilan serangan Rusia di Donbas.

Laporan tersebut melaporkan setidaknya 14 warga sipil tewas dalam serangan oleh pesawat, artileri, tank, mortir dan rudal.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rusia Klaim 959 Tentara Ukraina Menyerah di Pabrik Baja Azovstal Mariupol

Beberapa waktu lalu ratusan tentara Ukraina dilaporkan telah dievakuasi, setelah bersepakat dengan Rusia melalui sebuah koridor khusus.

Tak lama kemudian, Kementerian Pertahanan Rusia pada Rabu 18 Mei 202 mengatakan bahwa 959 tentara Ukraina telah menyerah pekan ini di pabrik baja Azovstal yang terkepung di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina.

"Dalam 24 jam terakhir, 694 gerilyawan menyerah, termasuk 29 orang terluka," kata kementerian itu dalam pengarahan harian tentang konflik tersebut seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (19/5/2022).

"Total sejak 16 Mei, 959 gerilyawan menyerah, termasuk 80 orang terluka."

Dikatakan kementerian tersebut, mereka yang membutuhkan perawatan medis dibawa ke rumah sakit di kota Novoazovsk di wilayah yang dikuasai Rusia.

Sementara itu, Ukraina berharap akan menukar pejuangnya yang menyerah itu. Kendati demikian pihak Rusia belum mengkonfirmasi apakah mereka akan menjadi bagian dari pertukaran tahanan.

Bulan lalu, Rusia mengklaim kendali atas Mariupol setelah pengepungan selama berminggu-minggu, tetapi ratusan tentara Ukraina tetap bersembunyi di terowongan bawah tanah di bawah zona industri besar Azovstal, yang dikepung oleh pasukan Rusia.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan akan melakukan "semua yang diperlukan" untuk menyelamatkan personel yang tidak disebutkan jumlahnya yang masih berada di pabrik baja Azovstal itu, tetapi mengakui tidak ada opsi militer.

 

3 dari 4 halaman

Negosiasi Buntu, Ukraina Tak Akan Tukar Wilayahnya dengan Kesepakatan Damai Rusia

Ukraina tidak akan menukar wilayahnya dengan kesepakatan damai dengan Rusia, demikian laporan dari kantor berita Ukrinform yang dikelola pemerintah, mengutip Mykhailo Podolyak, seorang anggota delegasi Ukraina untuk pembicaraan damai dengan Rusia.

“Secara ideologis tidak dapat diterima bagi kami untuk memberikan sesuatu kepada Federasi Rusia dan berpura-pura bahwa itu adalah semacam perang yang mudah,” kata Podolyak.

Ia juga mencatat bahwa banyak warga sipil Ukraina terbunuh atau diserang dalam konflik, sehingga mustahil bagi Ukraina untuk membuat keputusan dan konsesi ke Rusia.

Dikutip dari laman Xinhua, Rabu (18/5/2022) Ukraina tidak akan menyetujui gencatan senjata dengan Rusia tanpa penarikan pasukan karena Rusia akan menguasai sebagian wilayah Ukraina, tambahnya.

 

4 dari 4 halaman

Penarikan Pasukan Ukraina, Satu-Satunya Cara Menyelamatkan Mereka

Evakuasi pasukan Ukraina dari pabrik baja Azovstal di Mariupol adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk menyelamatkan mereka, kantor berita Ukraina melaporkan Selasa (17/5), mengutip Wakil Menteri Pertahanan Hanna Malyar.

"Sayangnya, pemblokiran militer tidak mungkin dilakukan dalam situasi ini. Tidak ada formula keselamatan lain selain yang saat ini digunakan. Itu satu-satunya jalan keluar," kata Malyar.

Pasukan militer Ukraina telah sepenuhnya memenuhi misi tempur mereka di Mariupol, kata Malyar, menambahkan bahwa operasi penyelamatan dari Azovstal akan berlanjut sampai tentara Ukraina pulang dari wilayah yang tidak terkendali.

Para pejabat Rusia dan Ukraina mengatakan bahwa negosiasi tentang solusi untuk krisis saat ini telah ditangguhkan karena prosesnya menemui jalan buntu.

"Pembicaraan tidak berlangsung. Ukraina sebenarnya telah menarik diri dari proses negosiasi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa Rusia belum menerima tanggapan dari Ukraina atas rancangan perjanjiannya.

"Hari ini proses negosiasi ditangguhkan. Itu ditangguhkan karena tidak ada perubahan atau gejolak signifikan setelah komunike Istanbul," kata Mykhailo Podolyak, anggota delegasi Ukraina, seperti dikutip oleh kantor berita Interfax-Ukraina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.