Sukses

Amerika Serikat Janji Suplai Senjata untuk Ukraina Guna Hadapi Rusia

Pihak AS telah mengatakan akan memasok senjata ke Ukraina dalam menghadapi Rusia.

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat berkomitmen untuk menyediakan Ukraina dengan "senjata yang dibutuhkan" untuk mempertahankan diri melawan Rusia, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada hari Minggu (10 April) saat Ukraina mencari lebih banyak bantuan militer dari Barat .

Sullivan mengatakan pemerintahan Biden akan mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina untuk mencegah Rusia merebut lebih banyak wilayah dan menargetkan warga sipil, serangan yang disebut Washington sebagai kejahatan perang. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (11/4/2022).

"Kami akan mendapatkan Ukraina senjata yang dibutuhkan untuk mengalahkan Rusia untuk menghentikan mereka dari mengambil lebih banyak kota dan kota-kota di mana mereka melakukan kejahatan ini," kata Sullivan di ABC News' This Week.

Moskow telah menolak tuduhan kejahatan perang oleh Ukraina dan negara-negara Barat.

Berbicara kemudian di Meet the Press NBC News, Sullivan mengatakan Amerika Serikat “bekerja sepanjang waktu untuk mengirimkan senjata kita sendiri . . . dan mengatur dan mengoordinasikan pengiriman senjata dari banyak negara lain.”

“Senjata datang setiap hari,” kata Sullivan, “termasuk hari ini.”

Amerika Serikat telah mengirimkan bantuan militer senilai 1,7 miliar dolar AS ke Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari, kata Gedung Putih pekan lalu.

Pengiriman senjata termasuk rudal anti-pesawat Stinger dan anti-tank Javelin, serta amunisi dan pelindung tubuh.

Tetapi para pemimpin AS dan Eropa ditekan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyediakan senjata dan peralatan yang lebih berat untuk menghadapi Rusia di wilayah timur negara itu, di mana Rusia diperkirakan akan meningkatkan upaya militernya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ukraina Skeptis

Dalam kutipan wawancara dengan CBS News '60 Minutes yang tayang Minggu malam, Zelenskiy menyatakan skeptis bahwa Amerika Serikat akan mengirimkan senjata yang katanya dibutuhkan.

Apakah Ukraina dapat mengalahkan serangan Rusia "tergantung pada seberapa cepat kita akan dibantu oleh Amerika Serikat. Sejujurnya, apakah kita akan dapat bertahan tergantung pada ini," kata Zelenskyy.

"Saya memiliki kepercayaan 100 persen pada orang-orang kami dan pada angkatan bersenjata kami, tetapi sayangnya saya tidak memiliki keyakinan bahwa kami akan menerima semua yang kami butuhkan."

Pada hari Jumat, para pejabat Ukraina mengatakan lebih dari 50 orang tewas dalam serangan rudal di sebuah stasiun kereta api di kota Kramatorsk di wilayah Donetsk, tempat ribuan orang berkumpul untuk mengungsi.

Invasi Rusia telah memaksa sekitar seperempat dari populasi 44 juta meninggalkan rumah mereka, mengubah kota menjadi puing-puing dan membunuh atau melukai ribuan orang.

Moskow telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil dalam apa yang disebutnya "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangga selatannya. Ukraina dan negara-negara Barat telah menolak ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang.

3 dari 4 halaman

Pasukan Baru Rusia

Rusia pada hari Sabtu menunjuk seorang jenderal baru untuk memimpin pasukannya di Ukraina, Aleksandr Dvornikov, yang memiliki pengalaman militer yang signifikan di Suriah.

Dengan latar belakang itu, Sullivan mengatakan dia memperkirakan Dvornikov untuk melakukan lebih banyak kebrutalan terhadap penduduk sipil Ukraina.

Perwakilan Republik AS Liz Cheney, berbicara di CNN State of the Nation, mendesak pemerintah Biden untuk memberi Ukraina senjata ofensif seperti tank dan pesawat serta sistem pertahanan seperti rudal anti-tank dan anti-pesawat.

"Saya pikir kita perlu melakukan semua yang Zelenskiy katakan dia butuhkan saat ini, mengingat pertempuran luar biasa yang telah mereka lakukan," katanya.

Sebuah jajak pendapat CBS News yang dirilis pada hari Minggu menunjukkan dukungan luas di antara orang Amerika untuk mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina.

Menurut jajak pendapat, yang dilakukan pekan lalu ketika berita serangan Rusia terhadap warga sipil terungkap, 72 persen dari mereka yang disurvei mendukung pengiriman lebih banyak senjata, sementara 78 persen mendukung sanksi ekonomi terhadap Rusia.

4 dari 4 halaman

Penolakan AS di G20

Pihak Amerika Serikat memberikan klarifikasi atas potensi boikot G20 di Indonesia. Hingga kini bisa dipastikan belum ada rencana pasti untuk melakukan boikot. Wacana itu awalnya beredar karena ucapan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen.

"Ia (Presiden Joe Biden) meminta agar Rusia dicopot dari G20 dan saya telah memperjelas kepada kolega-kolega saya di Indonesia bahkan kami tidak akan berpartisipasi di sejumlah pertemuan jika orang-orang Rusia ada di sana," ujar Janet Yellen.

Janet Yellen ternyata tidak membahas seluruh rangkaian G20, melainkan hanya acara terkait kementerian keuangan. Klarifikasi pun telah diberikan oleh pihak Kementerian Keuangan AS. 

Seorang juru bicara kemudian mengklarifikasi bahwa Yellen mengacu pada pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ditetapkan pada 20 April di Washington.

Menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral bertemu beberapa kali dalam setahun, biasanya di negara tuan rumah yang bergiliran setiap tahun. Sesi April direncanakan berlangsung di sela-sela pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia di Washington.

Yellen diperkirakan akan menghadiri pertemuan menteri keuangan G-20 pada April di Bali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.