Sukses

Dmitry Muratov Peraih Nobel Perdamaian dari Rusia Klaim Disiram Cat Merah

Buntut invasi Rusia ke Ukraina dialami secara personal oleh warga Moskow pemenang bersama Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, Dmitry Muratov.

Liputan6.com, Moskow - Buntut invasi Rusia ke Ukraina dialami secara personal oleh warga Moskow pemenang bersama Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, Dmitry Muratov. Ia mengatakan diserang di kereta api dengan cat merah pada Kamis 7 April 2022.

Mengutip VOA Indonesia, Jumat (8/4/2022), serangan itu tampaknya sebagai protes atas liputan surat kabarnya tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam sebuah pengumuman, surat kabar investigatif yang dipimpin Muratov, Novaya Gazeta, pekan lalu menangguhkan aktivitas daring dan cetak hingga akhir dari pelaksanaan yang Rusia sebut sebagai “operasi khusus” di Ukraina. Penangguhan itu dilakukan setelah surat kabar itu menerima peringatan kedua dari regulator komunikasi Rusia.

Gambar yang diposting oleh surat kabar Navaya Gazeta di aplikasi pesan Telegram menunjukkan Muratov dengan cat merah di kepala dan pakaiannya. Selain itu juga terlihat di sekitar kompartemen tidurnya di kereta Moskow-Samara.

"Mereka menuangkan cat minyak dengan aseton ke seluruh kompartemen. Mata rasanya terbakar parah," kata surat kabar itu mengutip Muratov.

"Muratov, ini untukmu dari anak-anak kami," kata penyerang itu seperti dikutip oleh surat kabar tersebut.

Tekanan ke Media Liberal Rusia Meningkat

Tekanan terhadap media liberal Rusia telah meningkat sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, dan sebagian besar media arus utama dan organisasi-organisasi yang dikendalikan pemerintah berpegang teguh pada bahasa yang digunakan oleh Kremlin untuk menggambarkan konflik tersebut.

Beberapa aktivis oposisi telah melaporkan adanya pesan-pesan ancaman yang dicat di pintu apartemen mereka.

Rusia mengatakan “operasi militer khusus” di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia, dan Moskow harus membela orang-orang berbahasa Rusia di Ukraina dari penganiayaan.

Ukraina dan kritikus di Rusia telah menolak klaim Kremlin tentang penganiayaan itu dan mengatakan Rusia melakukan agresi yang tidak beralasan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Umat Muslim Jalani Ramadhan di Tengah Perang

Umat Muslim di Ukraina menghadapi bulan Ramadhan yang sulit tahun ini karena perang Rusia di negara itu terus berkecamuk, namun banyak yang berencana menggunakan musim amal untuk mengumpulkan uang guna mendukung mereka yang membutuhkan.

“Kami harus menyesuaikan semuanya,” kata Niyara Mamutova, seorang Tatar Krimea dan ketua Liga Muslim Ukraina.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Minggu (3/4/2022), pada hari pertama bulan puasa, dia berencana untuk menyiapkan makan malam berbuka puasa dengan sekelompok keluarga pengungsi yang tinggal bersamanya di pusat Islam di Chernivtsi.

“Banyak Muslim pergi ke luar negeri dan mereka yang masih di Ukraina membutuhkan dukungan,” kata Mamutova melalui telepon dari kota Ukraina barat tempat dia dipindahkan dari provinsi tenggara Zaporizhzhia, yang sebagiannya berada di bawah kendali Rusia.

3 dari 4 halaman

Putri Vladimir Putin Ikut Jadi Target Sanksi AS

AS telah memberlakukan sanksi terhadap lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin, termasuk putrinya.

Daftar itu juga termasuk keluarga Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan bank-bank besar.

Langkah-langkah tersebut mengikuti pengungkapan baru kekejaman oleh pasukan Rusia di Ukraina, termasuk gambar jasad warga sipil yang tersebar di jalan-jalan Bucha, dekat ibukota Kiev. Rusia mengatakan, tanpa bukti, gambar-gambar itu dibuat oleh pejabat Kiev. Demikian seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (7/4/2022).

Meskipun citra satelit menunjukkan warga sipil tewas ketika Rusia menguasai Bucha, Putin pada Rabu menggambarkan peristiwa itu sebagai "provokasi kasar dan sinis oleh rezim Kiev".

Mengacu pada pembunuhan Bucha, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Rabu: "Tidak ada yang kurang terjadi daripada kejahatan perang besar." 

"Negara-negara yang bertanggung jawab harus bersatu untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku ini," tambah Biden.

AS mengatakan bahwa putri Putin, Katerina Vladimirovna Tikhonova dan Maria Vladimirovna Vorontsova, dikenai sanksi "karena menjadi anak-anak Putin yang sudah dewasa, di mana properti dan kepentingannya diblokir".

4 dari 4 halaman

Putri Vladimir Putin Terancam Kena Sanksi Uni Eropa

Sementara itu dua putri dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, terancam terkena sanksi dari Uni Eropa. Langkah ini diprediksi bisa menarik perhatian dari Presiden Vladimir Putin yang sedang menyerang Ukraina. 

Presiden Putin memiliki dua putri: Katerina dan Maria. Maria berbisnis di bidang kesehatan, sementara Katerina aktif meneliti kecerdasan buatan di Moscow State University. Keduanya pandai berbagai bahasa.

Berdasarkan laporan Time, Rabu (6/4/2022), wacana sanksi itu sedang dibahas oleh Uni Eropa di tengah kabar pembunuhan rakyat sipil Ukraina di Bucha. Daftar orang yang terancam sanksi termasuk tokoh politik, taipan, anggota keluarga mereka, serta penyebar propaganda Rusia. 

Wacana ini harus disetujui oleh semua negara-negara anggota Uni Eropa sebelum terlaksana. Masih ada pula potensi perubahan daftar nama yang terancam sanksi. 

Sementara, pihak pemerintah Rusia mengaku belum mendalami ancaman sanksi tersebut. Jubir Kremlin, Dmitry Peskov, memilih lebih dahulu melihat proposal sanksi itu ketika rilis secara resmi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.