Sukses

Jadi Kontak Dekat Pasien COVID-19, PM Skotlandia Isolasi Mandiri

PM Skotlandia Nicola Sturgeon mengungkapkan di Twitter pada Minggu 29 Agustus 2021 malam bahwa dia telah diberitahu oleh NHS Test and Protect sebagai kontak dekat pasien positif Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Edinburgh - First Minister (menteri pertama) atau Perdana Menteri (PM) Skotlandia Nicola Sturgeon memutuskan untuk mengisolasi diri, setelah dirinya diidentifikasi sebagai kontak dekat dengan seseorang yang hasil tesnya positif COVID-19.

Nicola Sturgeon mengungkapkan di Twitter pada Minggu 29 Agustus 2021 malam bahwa dia telah diberitahu oleh NHS Test and Protect perihal tersebut.

 

"Saya mendapat pemberitahuan malam ini bahwa saya telah diidentifikasi sebagai kontak dekat dari seseorang yang positif COVID," kata Sturgeon seperti dikutip dari BBC, Senin (30/8/2021).

Pemimpin Scottish National Party (SNP) itu mengatakan bahwa sesuai dengan pedoman saat ini, dia akan mengisolasi diri sambil menunggu hasil tes PCR.

"Oleh karena itu, dan sesuai aturan, saya akan mengisolasi diri sambil menunggu hasil tes PCR. Terima kasih untuk semua pelacak kontak yang bekerja sangat keras di NHS Test & Protect," imbuhnya lagi.

Sturgeon juga berterima kasih kepada NHS Test and Protect contact tracers yang "bekerja sangat keras" pada layanan pelacak kontak COVID-19 tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus COVID-19 Melonjak di Skotlandia

Kabar itu muncul pada hari ketika Skotlandia mencatat rekor jumlah kasus COVID-19 harian baru yakni 7.113 melampaui tertinggi sebelumnya 6.835, yang tercatat pada hari Jumat. Jumlah pasien rumah sakit meningkat menjadi total 507, dengan 52 di antaranya dalam perawatan intensif.

Sturgeon mengatakan "meyakinkan bahwa vaksin mencegah tingkat bahaya kesehatan serius yang pernah disebabkan oleh jumlah kasus seperti ini".

Pekan lalu first minister itu mengatakan peningkatan tajam dalam kasus COVID-19 adalah "kekhawatiran" - tetapi pemerintah Skotlandia tidak mempertimbangkan pengenalan lockdown terkait hal tersebut.

Dia menekankan pentingnya semua orang "memainkan peran mereka" dalam menghentikan penyebaran Virus Corona COVID-19. Menurutnya, pemerintah tidak dapat mengesampingkan penerapan kembali beberapa pembatasan - tetapi tidak ada yang ingin melakukan kemunduran bahkan pembatasan terbatas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.