Sukses

Inggris Akan Sumbang Surplus Vaksin COVID-19 ke Negara Berkembang

Inggris akan memberikan sisa vaksin COVID-19 yang surplus ke negara berkembang.

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendukung gagasan berbagi vaksin COVID-19 yang surplus ke negara-negara berkembang. Vaksin akan diberikan melalui fasilitas COVAX.

Surplus tersebut bukan dari vaksin yang existing, melainkan yang akan diproduksi ke depannya. Hal tersebut bakal menguntungkan Indonesia yang juga menjadi penerima vaksin dari COVAX.

"Indonesia adalah salah satu dari 92 negara yang dapat menerima vaksin melalui COVAX, maka kemungkinan besar bisa menjadi salah satu negara yang mendapat untung dari pemberian ini," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jones, dalam keterangan resmi, Jumat (19/2/2021).

Pemerintah Inggris berharap sudah dapat menghitung jumlah vaksin surplus pada akhir tahun ini. PM Johnson meminta agar produksi vaksin dipersingkat dari 300 hari menjadi 100 hari.

Target 100 hari bukan sekadar janji, melainkan saran dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). Tokoh-tokoh dari sektor industri dan kesehatan juga menyarankan G7 untuk mempercepat produksi vaksin dan obat-obatan di pandemi COVID-19.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prancis Menyerukan Hal Serupa

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, meminta jatah 5 persen vaksin COVID-19 agar diberikan ke negara-negara berkembang. Ia menilai kegagalan berbagi vaksin secara merata bisa memperparah situasi pandemi. 

Gagasan itu diberikan Presiden Macron sebelum pertemuan virtual G7. Mengalokasikan 5 persen vaksin dianggap lebih cepat.  

"Kita tak langsung membahas miliaran dosis atau miliran euro ... Ini tentang secara cepat mengalokasikan 4-5 persen dosis vaksin yang kita miliki," ujar Presiden Macron kepada Financial Times, dikutip BBC, Jumat (19/2).

Macron menjelaskan, alokasi persenan tersebut tidak akan berdampak pada kampanye vaksinasi di negaranya, namun ia meminta tiap negara kompak menyediakan alokasi.

Presiden Macron berkata Kanselir Jerman Angela Merkel setuju pada program bagi-bagi vaksin COVID-19.

"Tiap negara harus menyiapkan sebagian kecil dosis yang dimiliki agar dapat mentransfer puluhan juta, tetapi secara cepat, sehingga orang-orang di lapangan bisa melihat hasilnya," kata Macron.

3 dari 4 halaman

Vaksinasi Lansia Dimulai di Indonesia

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan pihaknya telah menerima 70.000 dosis vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat. 60.000 Dosis vaksin Covid-19 di antaranya untuk lansia dan 10.000 lainnya bagi pedagang.

"Alhamdulillah untuk tahap kedua ini subuh tadi DKI Jakarta menerima 60.000 dosis untuk lansia dan 10.000 dosis untuk para pedagang di pasar-pasar tadi," katanya, Jumat (19/2). 

Setelah menerima 70.000 dosis vaksin Covid-19 tersebut, Pemprov DKI Jakarta langsung melanjutkan vaksinasi untuk pedagang. Vaksinasi lanjutan untuk pedagang ini diprioritaskan bagi pedagang Pasar Tanah Abang.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga mulai melakukan vaksinasi Covid-19 kepada lansia.

"Kami akan segera memberikan layanan mulai hari ini diberikan kepada lansia," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.