Sukses

Pemerintahan Joe Biden Bekukan Penjualan Jet Tempur F-35 ke UEA dan Amunisi ke Arab Saudi

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membekukan sementara penjualan jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab.

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membekukan sementara penjualan jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab (UEA). Selain UEA, AS juga membekukan penjualan amunisi ke Arab Saudi.

Pemerintahan Biden yang telah berjalan sepekan, telah mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri dukungan untuk serangan yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang didukung UEA di Yaman - yang tengah menghadapi bencana kemanusiaan.

Dilansir AFP, Jumat (29/1/2021) Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pemerintahan "untuk sementara menghentikan penjualan sejumlah alat pertahanan sambil menunggu tinjauan kepemimpinan baru."

"Ini adalah tindakan administratif rutin yang khas untuk hampir semua transisi, dan menunjukkan komitmen pemerintah terhadap transparansi dan pemerintahan yang baik," kata juru bicara itu.

Langkah ini juga ditujukan untuk "memastikan penjualan senjata AS memenuhi tujuan strategis kami untuk membangun mitra keamanan yang lebih kuat, dapat dioperasikan, dan lebih baik."

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Partai Demokrat AS Sebelumnya Suarakan Keraguan

Penjualan paket jet tempur F-35 yang terkenal itu mulanya ditawarkan senilai US$ 23 miliar ke Uni Emirat Arab.

Sebelumnya, pemerintahan mantan presiden Donald Trump menyetujui paket penjualan jet tempur tersebut ke negara Arab - setelah Uni Emirat Arab setuju untuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Potensi penghentian penjualan itu memunculkan pertanyaan tentang apakah UEA akan melanjutkan normalisasi dengan Israel,  di mana hal itu dianggap Trump sebagai pencapaian terbesar kebijakan luar negeri.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat Biden sebelumnya telah menyuarakan keraguan atas kesepakatan itu. 

Hal tersebut dikarenakan mereka khawatir itu akan memicu perlombaan senjata, tetapi upaya memblokir penjualan gagal di Senat.

Dalam sidang konfirmasi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa serangan Arab Saudi terhadap pemberontak Houthi Yaman, yang didukung oleh Iran, telah memicu krisis kemanusiaan yang parah di Yaman.

3 dari 3 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.