Sukses

Cegah Perusuh, Metal Detector Dipasang di Pintu Masuk Gedung DPR AS

Metal detecor kini telah dipasang di pintu masuk Capitol Hill, Gedung DPR Amerika Serikat untuk pertama kalinya.

Liputan6.com, Washington D.C- Metal detecor kini telah dipasang di pintu masuk Gedung DPR Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Hal itu sebagai tanggapan atas kerusuhan yang terjadi pekan lalu.

Pemasangan itu juga dilakukan setelah seorang anggota Partai Republik mengatakan dia akan membawa senjatanya ke Kongres.

Magnetometer diketahui telah digunakan selama bertahun-tahun di semua pintu masuk pengunjung dan staf ke gedung Capitol Hill AS dan banyak bangunan gedung federal lainnya.

Tetapi anggota parlemen AS diizinkan untuk melewati pemeriksaan keamanan itu, dengan syarat mengenakan pin kongres mereka.

Namun, pada Selasa (12 Januari 2021), kebijakan ini berubah menjelang pemungutan suara DPR AS yang membahas potensi membebastugaskan Presiden Donald Trump dari jabatannya. 

Keputusan tersebut dibuat oleh Sergeant-at-Arms DPR AS

"Untuk menyediakan lingkungan yang aman dan terjamin untuk menjalankan bisnis legislatif, efektif segera, semua orang, termasuk anggota, diwajibkan menjalani pemeriksaan keamanan saat memasuki ruang DPR," kata Plt Sergeant-at-Arms Timothy Blodgett, seperti dikutip dari AFP, Rabu (13/1/2021)

"Kegagalan untuk menyelesaikan screening atau membawa barang terlarang dapat mengakibatkan penolakan akses ke ruangan," lanjut Blodgett.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3 Metal Detector Telah Dipasang di Gedung DPR AS

Para pekerja setempat dilaporkan terlihat memasang salah satu metal detector di depan salah satu pintu ruangan, sementara dua lainnya sudah terpasang di pintu masuk lain.

Sementara itu, metal detector yang keempat sedang menunggu pemasangan.

Diketahui bahwa langkah tersebut dilakukan enam hari setelah massa pendukung Donald Trump menyerbu gedung Capitol Hill, mengganggu Kongres yang saat itu sedang bersidang untuk mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Lima orang tewas dalam insiden itu. 

Perubahan protokol juga terjadi setelah seorang Republikan Colorado, Lauren Boebert, mengatakan bahwa ia akan membawa pistol Glock-nya ke Kongres. 

Boebert menyebut bahwa pemerintah seharusnya tidak diizinkan untuk mendikte bagaimana dia dapat melindungi dirinya sendiri atau keluarganya.

"Saya akan membawa senjata saya - di DC, dan di Kongres," ujarnya dalam sebuah video yang diposting di laman Twitter-nya pada 3 Januari, hari  di mana dia dilantik sebagai anggota DPR.

Diketahui bahwa senjata telah dilarang di DPR AS sejak 1967.

Boebert adalah salah satu ketua Kaukus Amandemen Kedua yang baru dibentuk, yang bertujuan mendukung perlindungan hak untuk memiliki senjata yang diabadikan secara konstitusional.

3 dari 3 halaman

Infografis Rusuh di Capitol Hill AS

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.