Sukses

Apakah Usia Pesawat Mempengaruhi Kualitas Keselamatan?

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu itu pertama kali terbang pada 26 tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang berduka di awal 2021. Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021. Usia pesawat itu diketahui sudah 26 tahun. 

Menurut info Flight Radar, pesawat Sriwijaya Air itu pertama kali terbang pada Mei 1994.

Meski demikian, usia pesawat belum tentu berpengaruh pada kualitas keselamatan. Pengamat penerbangan Arisma Atmajati menyebut banyak pesawat di luar negeri yang terbang meski sudah berusia tua. Faktor yang penting adalah masalah perawatan pesawat.

"Intinya tua enggak apa-apa. Pesawat itu masih banyak dipakai di Amerika Latin dan USA, sebagian Eropa, Rusia, banyak dipakai sampai dengan sekarang," ujar Arista kepada Liputan6.com, Minggu (10/1/2021).

Arista berkata pemerintah juga membolehkan pesawat yang berumur untuk tetap terbang. Ia menyebut yang penting adalah maintenance yang selalu wajib dilakukan secara baik dan ketat.

"Tidak ada tawar menawar soal masuk skedul perawatannya," paparnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesawat Usia 20 Tahun ke Atas

Pengamat penerbangan asing juga menyebut bahwa yang terpenting adalah maintenance pesawat. Maintenance secara konsisten disebut menjadi kunci usia pesawat.

Meski begitu, ada beberapa faktor penting lain, seperti masalah desain pesawan.

"Pada akhirnya ini tentang maintenance," ujar Bruce Landsberg, mantan presiden Aircraft Owners and Pilots Association's Air Safety Institute dalam wawancara pada Condé Nast Traveler di 2017.

"Terkadang ini masalah keberuntungan, masalah desain, atau masalah bagaimana pesawatnya dipakai atau disalahgunakan," jelas Landsberg.

Condé Nast Traveler menyebut pesawat berusia 20, 25, bahkan 30 tahun kerap masih digunakan, sebab Boeing dan Airbus membangun pesawat yang bisa bertahan lama.

Landsberg menyebut hal itu karena pesawat harganya mahal, sehingga harus overbuilt atau dibuat lebih kuat dari yang diperlukan.

"Inti sebuah pesawat itu sangat mahal, dan overbuilt. Mereka sangatlah tahan lama. Mereka harus begitu," ujar Lansberg.

3 dari 3 halaman

Kapan Pesawat Harus Pensiun?

Bruce Lansbderg berkata keputusan pesawat pensiun terkait pada keuangan apabila maskapai memutuskan biaya servisnya sudah mahal.

"Pada suatu titik, akan ada sesuatu yang begitu mahal untuk diperbaiki, maskapai akan berkata (biayanya) tidak sepadan," ujar Lindsnberg.

Selain itu, pesawat yang lebih tua juga tidak efisien ketimbang yang model baru.

Contohnya, apabila harga bahan bakar (fuel) menanjak naik, maka maskapai sering menarik pesawat tua mereka dari sirkulasi. Itu dilakukan ketimbang harus mengganti bagian-bagiannya dengan pertimbangan finansial.

Masalah mode pesawat baru juga menjadi perhitungan, sebab pesawat baru lebih hening dari yang model lama sehingga disukai penumpang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.