Sukses

9-12-1981: Baku Tembak Jurnalis dengan Polisi Philadelphia Berujung Sidang yang Tak Adil

Kasus pembunuhan polisi Philadelphia oleh seorang aktivis sekaligus jurnalis.

Liputan6.com, Philadelphia - Petugas polisi Philadelphia, Amerika Serikat bernama Daniel Faulkner ditemukan tewas di jalan bersama Mumia Abu-Jamal, yakni seorang aktivis terkenal sekaligus jurnalis lepas yang terbaring dengan luka parah di dekatnya, pada 9 Desember 1981.

Pada 1982, Abu-Jamal diadili dan dihukum mengenai insiden pembunuhan Faulkner, namun dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan seputar kejadian itu dan pengadilan yang di percayai oleh banyak orang tidak adil, maka para aktivis mulai saat itu memprotes penahanan Abu-Jamal.

Dilansir dari History, Selasa (8/12/2020), diinformasikan bahwa Abu-Jamal merupakan seorang jurnalis yang dipecat dari Radio Publik Nasional, dikarenakan blak-blakannya pada saat sedang mengendarai taksi sekitar pukul 4 pagi, dirinya melihat bahwa saudaranya sedang bertengkar dengan Faulkner di jalan. Dengan bukti yang ada dalam persidangan, itu menunjukkan jika Abu-Jamal melakukan intervensi dengan senjata yang kemudian baku tembak dengan Faulkner.

Dari awal, banyak yang merasakan persidangan Abu-Jamal tidak adil. Terlepas dari kenyataan jika dirinya terluka parah, persidangan pun dimulai hanya enam bulan setelah kejadian penembakan, yakni pada 17 Juni 1982.

Persidangan itu berlangsung hingga 3 Juli, namun Abu-Jamal sangat lemah yang menjadikan dirinya tidak bisa menghadiri banyak. Penuntutan itu menggunakan tantangan yang ditaati untuk membatasi juru agar memasukkan dua orang kulit hitam dan sepuluh anggota kulit putih.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hukuman Mati Dibatalkan

Beberapa pengamat merasa bahwa Hakim Albert Sabo bias terhadap terdakwanya. Abu-Jamal kemudian diminta untuk mewakili dirinya sendiri, secara nominal dai diizinkan untuk melakukannya.

Meskipun, ia dipaksa untuk mempertahankan pengacara yang ditunjuk di pengadilannya sebagai penasihat umum, yang dikeluarkan dari voire dire, karena pengadilan mengklaim atas pertanyaan kepada para juri yang terlihat mengitimidasi. Ketika persidangan itu berakhir, Abu-Jamal lalu dijatuhi dengan hukuman mati akibat pembunuhan tingkat pertama.

Banyak yang percaya bahwa, jika ada kemungkinan Abu-jamal terlibat dalam kematian Faulkner, tetapi hukuman itu terlalu berat. Selama di penjara, Abu-Jamal telah menulis beberapa buku dan juga tampil di banyak radio untuk mendukung adanya anti-rasisme.

Dirinya juga telah melobi, untuk uji coba yang baru. Tuduhan hukuman mati yang diberikan kepada Abu-Jamal dibatalkan pada tahun 2011, dan dirinya sekarang menjalani hukuman penjara seumur hidup.

 

Reporter: Romanauli Debora

3 dari 3 halaman

Infografis Protokol Kesehatan Vaksin Terbaik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.