Sukses

Sah, Israel-UEA-Bahrain Teken Perjanjian Perdamaian Dimediasi AS

Amerika Serikat telah menjadi tuan rumah pengesahan perjanjian damai Israel dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA).

Liputan6.com, Washington D.C - Upaya pengesahan perjanjian damai Israel dengan Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA). Normalisasi hubungan itu dimediasi oleh Amerika Serikat.

Dalam acara penandatanganan perdamaian itu di Gedung Putih Selasa 15 September 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kesepakatan serupa yang ditengahi Amerika akan segera dilakukan antara negara Yahudi itu dan "lima atau enam" negara Arab lain.

Presiden Donald Trump di Gedung Putih hari Selasa menjadi tuan rumah upacara penandatanganan normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab: Uni Emirat Arab dan Bahrain.

"Para pemimpin yang berpandangan ke depan ini akan menandatangani dua kesepakatan perdamaian antara Israel dan negara Arab. Ini perdamaian pertama dalam lebih dari 25 tahun. Sepanjang sejarah Israel hanya ada dua perjanjian seperti itu. Kini, kita mencapai dua perjanjian dalam satu bulan," ujar Trump seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (16/9/2020).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid al Zayani menandatangani perjanjian yang disebut "Abraham Accords" itu di Halaman Selatan Gedung Putih.

Benjamin Netanyahu mengatakan, "Perdamaian ini pada akhirnya akan meluas, mencakup negara-negara Arab lain, dan pada akhirnya akan mengakhiri konflik Arab-Israel, untuk selamanya."

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesepakatan dengan UEA Sejak 13 Agustus

Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab (UEA) dicapai pada 13 Agustus lalu.

Bahrain mengumumkan Jumat lalu bahwa mereka juga akan secara resmi mengakui negara Yahudi itu. Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid al Zayani menyebut perjanjian normalisasi sebagai “langkah penting pertama”.

“Kini menjadi kewajiban mendesak kita untuk bekerja secara aktif demi mewujudkan perdamaian dan keamanan yang abadi yang layak dirasakan rakyat kita. Solusi dua negara yang adil, komprehensif, dan langgeng bagi konflik Palestina-Israel akan menjadi landasan, fondasi perdamaian semacam itu,” kata al Zayani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.