Sukses

Seorang Polisi di Tunisia Tewas Ditikam 3 Pelaku Radikalisme

Tiga penyerang ditembak mati setelah insiden penusukan di Tunisia, yang digambarkan sebagai serangan teroris.

Liputan6.com, Jakarta - Pejabat keamanan di Tunisia mengatakan seorang polisi telah tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan penusukan dengan pisau di resor pantai Sousse.

Tiga penyerang ditembak mati setelah kejadian tersebut, yang digambarkan sebagai serangan teroris, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (7/9/2020).

Pada 2015, Sousse menjadi lokasi salah satu serangan terburuk Tunisia, ketika 38 orang, kebanyakan dari mereka turis Inggris, dibunuh oleh seorang pria bersenjata.

Insiden terbaru terjadi dua hari setelah pemerintah baru dilantik. Para tersangka militan menabrakkan kendaraan mereka ke pos pemeriksaan Garda Nasional di persimpangan dekat pelabuhan kota.

"Patroli dua petugas Garda Nasional diserang dengan pisau di pusat Sousse," kata juru bicara Garda Nasional Houcem Eddine Jebabli, menurut kantor berita AFP.

"Satu meninggal sebagai dan yang lainnya terluka dan dirawat di rumah sakit," katanya.

"Ini adalah serangan teroris".

"Para penusuk mencuri senjata dan kendaraan polisi selama serangan itu sebelum kabur," kata Jebabli.

Pasukan keamanan mengejar mereka melalui kawasan wisata El Kantaoui, Tunisia.

"Dalam baku tembak tiga teroris tewas," katanya, menambahkan bahwa dua senjata dan mobil ditemukan.

Simak video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden Penyerangan di Lokasi Serupa

Tidak jelas apakah para penyerang terkait dengan kelompok ekstremis tertentu, tetapi ancaman yang lebih luas di Tunisia dalam beberapa tahun terakhir berasal tindakan para ekstrimis yang kembali dari Suriah, Libya, dan Irak.

Tiga puluh delapan orang tewas ketika seorang pria bersenjata menembaki turis yang menginap di El Kantaoui pada Juni 2015.

Tiga puluh dari mereka yang tewas adalah turis Inggris yang menginap di Hotel Rui Imperial Marhaba.

ISI mengatakan berada di balik serangan terhadap mahasiswa Tunisia Seifeddine Rezgui. Situasi di Tunisia telah meningkat pesat sejak saat itu, meskipun keadaan darurat diberlakukan.

Sejak 2015, pemerintah berturut-turut telah mengubah strategi kontra-terorisme mereka dengan lebih berfokus pada pencegahan, daripada tanggapan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.