Sukses

Minta Sumbangan ke Pengikut, Akun Twitter PM Modi Ternyata Diretas

Akun Twitter PM Narendra Modi diretas dan kemudian menuliskan permintaan sumbangan.

Liputan6.com, New Delhi - Pihak Twitter telah mengonfirmasi bahwa akun untuk situs web pribadi Perdana Menteri India Narendra Modi telah diretas.

Mengutip laporan BBC, Kamis (3/9/2020), serangkaian tweet yang dikirim dari akun tersebut meminta pengikut untuk menyumbangkan cryptocurrency ke dana bantuan.

Twitter mengatakan telah mengetahui aktivitas tersebut dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan akun yang disusupi.

"Kami secara aktif menyelidiki situasinya. Saat ini, kami tidak mengetahui ada akun tambahan yang terkena dampak," kata juru bicara Twitter.

Tweet tersebut, yang sekarang telah dihapus, meminta pengikut untuk menyumbangkan cryptocurrency ke Dana Bantuan Nasional PM.

Akun tersebut, dengan lebih dari 2,5 juta pengikut, adalah akun Twitter resmi untuk situs pribadi Modi. Sedangkan akun Twitter pribadinya, yang tidak terpengaruh oleh kejadian ini, memiliki lebih dari 61 juta pengikut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tokoh Ternama Jadi Sasaran

Kejadian ini adalah pelanggaran keamanan profil tinggi terbaru setelah serangan serupa pada Juli terhadap calon presiden AS Joe Biden dan pendiri Tesla, Elon Musk.

Kurang dari dua bulan lalu Twitter mengatakan 130 akun menjadi sasaran serangan cyber besar-besaran terhadap akun selebritas. Tetapi hanya "sebagian kecil" dari 130 akun tersebut yang telah dikendalikan penyerang.

Pelanggaran keamanan membuat akun termasuk milik Barack Obama, Elon Musk, Kanye West dan Bill Gates men-tweet penipuan Bitcoin ke jutaan pengikutnya. Atas hal ini, FBI pun dipanggil untuk menyelidiki.

Penipuan yang jelas menyebar ke akun selebriti ternama seperti Kim Kardashian West dan perusahaan Apple dan Uber. Penyerang dapat melewati keamanan akun karena mereka telah memperoleh akses ke alat administrasi internal Twitter.

"Sejak serangan itu, kami secara signifikan membatasi akses ke alat dan sistem internal kami untuk memastikan keamanan akun yang sedang berlangsung sementara kami menyelesaikan penyelidikan kami," ungkap pihak Twitter.

Meskipun jelas bagi banyak orang bahwa itu adalah penipuan, para peretas dapat menerima ratusan transfer yang bernilai lebih dari $ 100.000.

Cryptocurrency sangat sulit dilacak dan akun yang digunakan penjahat dunia maya dengan cepat dikosongkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.