Sukses

Pariwisata Musim Panas di Uni Eropa Anjlok Selama COVID-19

Batal liburan ke Uni Eropa musim panas ini? Kamu tidak sendirian. Pariwisata di Uni Eropa sedang anjlok akibat pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Dampak pandemi Virus Corona (COVID-19) terhadap industri turisme sangatlah berat. Biro travel terbesar di dunia, TUI, bahkan mengumumkan bahwa pemesanan liburan musim panas anjlok 81 persen ketimbang tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan situs Schengen Visa Info, Minggu (16/8/2020), biro travel internasional TUI juga mengakui pembukaan parsial di Uni Eropa tak mampu membuat pulih turisme di wilayah itu. Selain itu, program 2020 yang ditawarkan TUI juga hanya laku 16 persen.

Pada kuartal II tahun ini, TUI mengaku mengalami operational loss sebesar 1,1 miliar euro (Rp 19,4 triliun). Sementara, booking untuk liburan musim dingin turun 40 persen.

Sebelum pelonggaran lockdown di Uni Eropa pada Juni lalu, CEO TUI Fritz Joussen merasa optimistis liburan musim panas di Jerman dan Eropa akan segera bangkit.  Kini, pihak perusahaan mengaku bahwa bisnis belum bisa kembali normal hingga setidaknya 2022.

TUI memiliki sekitar 70 ribu pegawai di seluruh dunia, serta memiliki kapal pesiar, lebih dari 400 hotel, dan mengoperasikan lima maskapai.

Perusahaan yang bermarkas di Jerman ini sudah meminjam hampir 2,9 miliar (Rp 51,2 triliun) dari pemerintah agar bisa terus beroperasi. Akan tetapi, mereka berencana melakukan PHK pada lebih dari 8.000 pekerja.

Maskapai Uni Eropa juga telah meminta dana bail out dari Uni Eropa agar bisa lanjut beroperasi, di antaranya yakni KLM, Air France, dan Lufthansa. Ada puluhan ribu orang yang bekerja di maskapai-maskapai itu.

Anjloknya liburan di Uni Eropa berdampak serius pada ekonomi mengingat pada 2019 sektor ini menyumbang 9,5 persen GDP ke Uni Eropa. Totalnya, ada hampir 22,6 juta pekerja di sektor ini atau 11,2 persen dari tenaga kerja.

 

*(1 euro = Rp 17.668)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Liburan di Bali Mulai Buka

Beralih ke dalam negeri, Bali secara resmi membuka pintu untuk wisatawan domestik. Protokol Cleanliness, Health, Safety, Environment (CHSE) pun jadi pedoman utama dalam praktiknya.

Kendati sudah melalui tahap pra-kondisi lewat edukasi, sosialisasi, dan simulasi, penerapan protokol kesehatan demi mencegah transmisi COVID-19 tak dilepas begitu saja. Dinas Pariwisata Bali punya siasat dalam memastikan penerapannya.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadinpar) Provinsi Bali I Putu Astawa menjelaskan, pihaknya melakukan sertifikasi sebagai bukti penerapan prosedur kesehatan. "Juga, sudah ada ratusan desa adat yang mengawal dan berkomitmen menjaga penerapan protkol kesehatan," katanya saat menghadiri konferensi pers daring 9th anniversary Tiket.com, Rabu, 12 Agustus 2020.

Pelanggaran protokol kesehatan, sambung Astawa, bakal didenda sesuai ketentuan masyarakat adat. "Di Bali, hukum adat benar-benar dipegang. Praktiknya lebih melekat," imbuhnya.

Penerapannya merupakan bagian dari upaya pemulihan sektor pariwisata Bali. Pasal, pihaknya tengah membangun rasa percaya wisatawan untuk kembali ke Bali dengan aman. "Kami juga terus meningkatkan uji lab supaya tidak ada transmisi baru," ucapnya.

Langkah lain yang dilakukan adalah dengan mengundang BUMN, BUMD, dan sederet komunitas untuk tur ke Bali. "Kami mendorong untuk tetap meningkatkan imunitas dengan traveling santai," kata Astawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.