Sukses

Kasus Infeksi Amuba Pemakan Otak Ditemukan di Florida

Departemen Kesehatan Florida (DOH) mengumumkan kasus yang dikonfirmasi adalah Naegleria fowleri, spesies amuba bersel tunggal mikroskopis yang dapat menginfeksi dan menghancurkan otak dan biasanya berakibat fatal.

Liputan6.com, Florida - Departemen Kesehatan Florida (DOH) mengumumkan kasus infeksi yang dikonfirmasi berasal dari Naegleria fowleri, spesies amuba bersel tunggal mikroskopis yang dapat menginfeksi dan menghancurkan otak dan biasanya berakibat fatal. Di Amerika Serikat, telah ditemukan 143 kasus amuba yang diketahui terinfeksi dan hanya empat yang dinyatakan selamat.

Namun sejak 1962, Florida hanya melaporkan sekitar 37 kasus amuba yang termasuk jarang. Naegleria fowleri ditemukan di Hillsborough County, tetapi DOH tidak memberikan rinciannya secara spesifik.

DOH mengungkapkan, Naegleria fowleri biasanya ditemukan di air tawar hangat seperti danau, sungai, dan kolam. DOH pun telah memperingatkan masyarakat yang berenang di sumber-sumber air tawar tersebut untuk mengetahui kemungkinan keberadaan amuba, terutama ketika airnya dalam keadaan hangat.

"Efek kesehatan yang merugikan pada manusia dapat dicegah dengan menghindari kontak hidung dengan air, karena amuba tersebut masuk melalui saluran hidung," jelas DOH seperti yang dilansir CNN (4/7/2020). Mereka harus mencubit hidung mereka saat bermain di air tawar yang hangat.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringatan Terhadap Masyarakat

DOH juga mencatat kemungkinan bisa terkena amuba melalui neti pot ketika masyarakat hendak membilas sinus yang tersumbat. "Untuk membuat larutan bilas sinus dengan neti pot atau melakukan ritual wudhu, gunakan air rebusan yang sudah  didinginkan dan disuling agar air steril," katanya.

Dilihat dari banyaknya potensi terinfeksi amuba tersebut, Pejabat kesehatan sangat mengimbau masyarakat agar selama musim panas menghindari perairan tawar di sekitar lokasi pembangkit listrik dan air tawar dangkal.

 

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.