Sukses

Korea Selatan Akui Gelombang Kedua Corona COVID-19 Dipicu Masa Liburan

Korea Selatan kini mengalami gelombang kedua Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Seoul - Pihak berwenang di Korea Selatan mengatakan negara itu sedang mengalami gelombang kedua Virus Corona COVID-19 di sekitar Seoul, dan memperingatkan bahwa langkah-langkah jarak fisik yang lebih kuat akan diberlakukan kembali jika peningkatan harian infeksi tidak turun.

Melansir The Guardian, Selasa (23/6/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) pada hari Senin mengatakan, telah menjadi jelas bahwa liburan akhir pekan pada awal Mei menandai awal gelombang infeksi baru yang difokuskan di daerah Seoul yang berpenduduk padat.

"Di wilayah metropolitan, kami percaya bahwa gelombang pertama berlangsung dari Maret hingga April serta Februari hingga Maret," kata direktur KCDC, Jeong Eun-kyeong kepada wartawan.

"Lalu kita melihat bahwa gelombang kedua, yang dipicu oleh liburan pada bulan Mei, telah berlangsung."

Hingga tengah malam pada hari Minggu, Korea Selatan telah melaporkan 17 kasus Virus Corona baru, pertama kalinya dalam hampir sebulan kasus baru setiap hari turun di bawah 20.

Angka itu mengalami penurunan dari 48 dan 67 kasus yang dilaporkan dalam dua hari sebelumnya. 

Hingga saat ini, Korea Selatan telah melaporkan total 12.438 kasus, dengan 280 kematian.

Pada akhir Februari, Korea Selatan melaporkan puncak lebih dari 900 kasus dalam sehari, dalam wabah besar pertama Virus Corona COVID-19 di luar China.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gelombang Kedua Muncul Lebih Awal dari Perkiraan

Ketika negara itu mulai mengurangi pedoman jarak fisik pada awal Mei, kasus-kasus baru bermunculan. Sebagian disebabkan oleh infeksi di kalangan anak muda yang mengunjungi klub malam dan bar di Seoul selama liburan akhir pekan.

"Kami awalnya memperkirakan bahwa gelombang kedua akan muncul di musim gugur atau musim dingin," kata Jeong. 

“Perkiraan kami ternyata salah. Selama orang memiliki kontak dekat dengan orang lain, kami percaya bahwa infeksi akan terus berlanjut. ”

Wali Kota Seoul, Park Won-soon, mengatakan langkah jarak fisik yang lebih kuat akan diperkenalkan kembali jika lonjakan harian infeksi tidak turun di bawah rata-rata 30 selama tiga hari ke depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.