Sukses

Jadi Klaster Baru Corona COVID-19 di China, Kota Jilin Lockdown Parsial

Kota Jilin di timur laut China menerapkan lockdown parsial karena khawatir penyebaran Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Jilin - Baru sebulan Kota Wuhan bebas dari lockdown, kini Kota Jilin justru melaksanakan lockdown. Kota di timur laut China ini mencatat ada klaster penyebaran baru.

Dilaporkan South China Morning Post, Kamis (14/5/2020), kota Jilin menutup sekolah, membatas transportasi, dan melarang kerumunan. Indoor venues juga ditutup dan transportasi umum jarak jauh dihentikan.

Keputusan lockdown diambil setelah adanya enam kasus baru Virus Corona pada Selasa kemarin. Totalnya, ada 21 kasus penularan lokal di Jilin dan dua di antaranya asymptomatic alias tak punya gejala.

"Penyebaran saat ini sangatlah serius dan kompleks dan memberikan risiko besar terkait penyebaran lebih jauh," ujar Wakil Wali Kota Jilin, Gai Dongping, dalam konferensi pers online.

Wanita itu berkata lockdown parsial ini diperlukan demi pencegahan virus.

Lockdown di Jilin tidak separah seperti di Wuhan. Masyarakat boleh meninggalkan Jilin, tetapi harus menyediakan laporan negatif tes nucleic acid yang dilaksanakan 48 jam sebelum keberangkatan.

Bisnis-bisnis seperti bioskop, warnet, panti pijat, dan pemandian umum ikut tutup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut. Sekolah-sekolah yang rencananya akan kembali buka setelah ditutup akan tetap tutup.

Pasar pagi juga akan ditutup mulai Kamis ini agar masyarakat tidak berkerumun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Misteri Kasus Pasien Pertama

Penularan yang terjadi di Jilin berkaitan dengan seorang perempuan 45 tahun yang bekerja sebagai pegawa laundry. Ia bekerja untuk biro keamanan publik di Shulan, sebuah kota kecil di provinsi Jilin.

Ia positif COVID-19 pada 7 Mei kemarin.

Tidak diketahu ibagaimana ia bisa tertular virus itu, sebab tidak ada kasus lokal selama 73 hari sebelum ia jatuh sakit. Dia juga tidak pergi ke luar provinsi atau mengontak dengan orang yang kembali dari luar negeri.

Komisi Kesehatan Nasional menegaskan bahwa pencegahan tetap harus menjadi prioritas meski Virus Corona mulai mereda di China.

"Ini bukan berarti tindakan pencegahan dan kontrol kita bisa dilonggarkan atau kita bisa beristirahan. Ini tak bisa diterima," ujar He Qinghua, inspektur Biro Pencegahan Penyakit di Komisi Kesehatan Nasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.