Sukses

Terapung di Perairan Malaysia 16 Jam, 4 WNI Korban Kapal Tenggelam Diselamatkan

WNI KM Bahari Indah 5 diselamatkan setelah terombang-ambing selama 16 jam di perairan Malaysia.

Liputan6.com, Johor Bahru - Empat pria warga negara Indonesia (WNI) ditemukan tengah mengapung di laut, karena kapal barang yang mereka tumpangi tenggelam di perairan Muar, Malaysia, pada Senin 9 Desember 2019. Mereka diselamatkan setelah terombang-ambing selama 16 jam.

"Kapal barang yang mereka tumpangi tenggelam, mereka juga kehilangan komunikasi dengan kapal lain yang berlayar bersama," kata Direktur Maritim Negara Johor Laksamana Pertama (Maritim) Aminuddin Abdul Rashid seperti dikutip dari Bernama, Kamis (12/12/2019).

Mereka yang diselamatkan adalah nakhoda dan awak kapal berusia antara 34 dan 54 tahun.

Keempatnya dilaporkan menggunakan jaket keselamatan untuk mengapung hingga akhirnya ditemukan oleh kapal dagang lainnya, MT Sinar Marsela, pada 9,8 km sebelah timur dari Pulau Rupat, Indonesia pukul 18.00 sore Rabu kemarin.

"Berdasarkan informasi yang diterima dari kapal kargo lain yang berlayar bersama dengan KM Bahari Indah 5 (kapal korban), kedua kapal telah berlayar bersama dari Dumai, Indonesia sekitar pukul 06.00 pagi (waktu Malaysia) pada 9 Desember," ujar Aminuddin Abdul Rashid.

"Namun, setelah melalui ombak besar dan cuaca buruk saat berlayar di sekitar 29 mil laut di barat daya Muar, KM Bahari Indah 5 dilaporkan kehilangan kontak sekitar pukul 15.00 sore (hari yang sama)."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Operasi Pencarian

Setelah hilang kontak, operasi pencarian kapal tersebut dilakukan.

"Dengan demikian, operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) untuk kapal kargo telah diaktifkan pukul 11.00 Senin kemarin," ujar Aminuddin Abdul Rashid melalui sebuah pernyataan.

Proses penyelamatan melibatkan aset maritim dari Zona Maritim Batu Pahat.

Aminuddin mengatakan pencarian juga menggunakan Sistem Pemantauan Laut (SWASLA) yang melacak posisi terakhir kapal kargo, selain bekerja sama dengan beberapa lembaga seperti Badan SAR Nasional Indonesia (BASARNAS) Pekan Baru; Departemen Kelautan, polisi dan komunitas maritim.

Namun, ketika para korban telah ditemukan, operasi SAR dihentikan pada jam 19.10 malam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.