Sukses

Antara Anwar Ibrahim atau Azmin Ali, Siapa Jadi Pengganti PM Malaysia?

Isu suksesi penerus jabatan perdana menteri Malaysia kembali mencuat setelah Dr Mahathir Mohamad mengatakan akan melakukan suksesi kekuasaan

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Isu suksesi jabatan perdana menteri Malaysia kembali mencuat setelah Dr Mahathir Mohamad, sang kepala pemerintahan saat ini, mengatakan akan melakukan transisi kepada penerusnya dalam tiga tahun mendatang.

Nama Anwar Ibrahim --pemimpin Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang merupakan koalisi Pakatan Harapan pimpinan Dr M-- telah digadang-gadang menjadi calon kuat. Baru beberapa bulan sejak Mahathir resmi menjabat pada 2018, ia bahkan telah menjanjikan akan memberikan kursinya kepada sang eks deputi perdana menteri periode 1993 - 1998 itu.

Namun, baru-baru ini muncul spekulasi bahwa nama lain turut menjadi calon kuat. Ia adalah Azmin Ali, Menteri Perekonomian Malaysia sekaligus Deputi Presiden PKR.

Kegamangan sikap Mahathir yang dinilai menarik-ulur proses suksesi sejak 2018 memberikan kesan bahwa sang perdana menteri ragu dalam menentukan pilihan, antara Anwar atau Azmin.

Penolakan Mahathir untuk berkomitmen pada batas waktu yang jelas tentang kapan ia akan menyerahkan kekuasaan juga menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas pemerintah Malaysia, terutama karena popularitas Pakatan Harapan yang perlahan anjlok.

Mahathir pernah mengatakan bahwa ia akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar --kawan politik, berubah oposisi, untuk kemudian berkoalisi lagi pada pemilu 2018-- terhitung dua tahun sejak Dr M resmi menjabat sebagai PM pada 2018.

Namun tahun ini, Mahathir mengatakan bahwa suksesi jabatan perdana menteri akan dilakukan tiga tahun mendatang.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (AFP)

"Sejauh yang saya ketahui, saya telah berjanji bahwa saya akan mundur dan Anwar akan menggantikan saya," kata perdana menteri di Bangkok, Thailand, pada sela-sela KTT ASEAN, seperti dikutip dari CNBC, Senin (24/6/2019).

Mahathir sebelumnya pernahh mengatakan bahwa pemerintahnya "membutuhkan tiga tahun untuk mengurangi utang Malaysia dari 80 persen produk domestik bruto menjadi 54 persen."

Ketika ditanya apakah dia akan tetap di kantor untuk melihat tujuan itu, Mahathir berkata: "Tidak, saya tidak akan melampaui tiga tahun."

Sebaliknya, ia mengatakan prioritasnya adalah memungkinkan Malaysia untuk "menyelesaikan masalah (utang) ini" bahkan setelah ia mundur.

Pada titik inilah --di mana Mahathir sangat menaruh perhatian pada kebijakan ekonomi-- nama Azmin Ali digadang-gadang bisa menjadi saingan kuat Anwar Ibrahim. Dan mungkin, berpotensi menggoyah pendirian Mahathir, menurut sejumlah pemberitaan media Malaysia.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saingan Anwar Ibrahim

Sebagai menteri perekonomian dan salah satu anggota kabinet yang dekat dengan PM Mahathir, Azmin Ali adalah tokoh sentral dalam menstabilkan keuangan Malaysia.

Azmin yang menjabat sebagai deputi presiden PKR juga memiliki pengaruh kuat di internal partai.

Menurut seorang sumber yang dekat dengan PM Mahathir, sang pemimpin sepuh itu tetap berpegang pada janji politiknya --untuk menunjuk Anwar Ibrahim sebagai suksesor. Janji itu ia buat dalam membentuk koalisi Pakatan Harapan dan PKR jelang pemilu 2018, untuk mengalahkan Barisan Nasional pimpinan petahana saat itu, Najib Razak.

Tapi, jika internal Pakatan Harapan menghendaki hal yang berbeda dari Mahathir, maka, perubahan konsensus bukan hal yang mustahil.

"Tun (Mahathir) siap memenuhi janjinya," kata sumber itu yang berbicara dalam kondisi anonimitas, seperti dilansir The Star Malaysia.

"Tapi tentu saja, jika Pakatan, atau orang-orang menginginkan lain, maka itu bisa berbeda lagi," lanjutnya.

Kantor PM Mahathir Mohamad tidak menanggapi pertanyaan mengenai kabar itu.

3 dari 4 halaman

Dugaan Skandal Seks dan Perpecahan di Internal Partai

Isu mengenai kegamanangan suksesi kepala pemerintahan Malaysia --yang bersistem parlementer-- turut diwarnai oleh dua kabar negatif: dugaan keterlibatan Menteri Perekonomian Azmin Ali dalam video skandal homoseks dan dugaan perpecahan di internal partai koalisi yang memerintah Negeri Jiran saat ini.

Video seks yang viral itu didistribusikan secara luas kepada wartawan dan politisi melalui WhatsApp dua pekan lalu.

Homoseks, tepatnya sodomi, merupakan pidana di Malaysia.

Anwar Ibrahim, salah satu suksesor potensial Mahathir, telah menghabiskan sekitar satu dekade di penjara akibat terjerat dugaan skandal dengan pidana serupa.

Azmin, yang dikatakan dekat dengan Dr Mahathir, membantah dia ada di video, mengatakan itu adalah "plot jahat" untuk mengakhiri karir politiknya.

Enam sumber senior dalam koalisi Pakatan Harapan yang berkuasa mengatakan kepada Reuters bahwa Azmin, ayah enam anak berusia 54 tahun, telah menjadi sasaran karena ia dipandang sebagai saingan bagi Anwar.

Pada Selasa pekan lalu, Azmin mengatakan bahwa ia yakin video itu adalah karya orang dalam di PKR, partainya sendiri. Partai itu adalah komponen terbesar dari aliansi Pakatan Harapan pimpinan PM Mahathir. Anwar dan Azmin adalah presiden dan wakil presiden di PKR.

Kantor Azmin menolak permintaan The Star untuk komentar.

4 dari 4 halaman

Kata Anwar Ibrahim

Di sisi lain, Anwar "membantah segala fitnah" yang menuduh dia ada hubungannya dengan viralnya video skandal seks tersebut. Kantor Anwar menolak berkomentar lebih lanjut.

Anwar dipecat sebagai wakil perdana menteri Dr Mahathir pada tahun 1998 sebelum dia dijerat dengan tuduhan sodomi dan korupsi, merusak hubungan mereka. Namun, jelang Pemilu 2018, mereka kembali membentuk aliansi dan meraih kemenangan mengejutkan.

"Pertarungan kotor dalam mencari suksesor Dr Mahathir akan memperburuk ketegangan dalam koalisi yang berkuasa, membuat pemerintah lebih sulit untuk mengurangi defisit fiskal dan mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Peter Mumford, analis di Eurasia Group, seperti dikutip dari The Star.

"Perebutan kekuasaan mendorong munculnya kebijakan publik yang boros dan bermotif politik daripada pengehematan sebagaimana yang diinginkan Mahathir," lanjut Mumford.

Sementara itu, Adib Zalkalpi, direktur konsultasi risiko politik Bower Group Asia, mengatakan, "Pertikaian dan serangan terhadap Azmin berpotensi memperkuat kasus bagi Dr Mahathir untuk menunda transisi atau bahkan menjalani masa pemerintahan penuh."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.