Sukses

Di Balik Kotak Kaca yang Membungkam Mohammed Morsi hingga Akhir Hayat

Hingga akhir hayatnya, Mohammed Morsi ditempatkan dalam sangkar kaca kedap suara yang membungkam pengakuannya.

Liputan6.com, Kairo - Mohammed Morsi dimasukkan ke dalam sangkar kaca kedap suara dalam sidang belakangan, bahkan hingga akhir hayatnya. Dalam sidang pada Senin 17 Juni 2019 untuk kedua kalinya sejak digulingkan tahun lalu.

Dalam sidang kedua sejak ditahan, pengadilan tengah berupaya memutuskan apakah Mohammed Morsi yang ditempatkan pada kotak kaca kedap suara dalam sidang kali itu bersalah atas upaya terorganisir mengacaukan negara selama upaya pembobolan penjara pada 2011.

Mengutip Theatlantic.com, Selasa (18/6/2019), Morsi ditahan di dalam sangkar kaca kedap suara di ruang sidang pada akhir Januari 2014 selama persidangan (yang disiarkan televisi sebentar sebelum akhirnya tak ditayangkan) karena ia telah mengganggu pengadilan selama persidangan di bulan November 2013.

Saat itu Morsi bergabung dengan 19 terdakwa di pengadilan, sementara 110 terdakwa lainnya - termasuk anggota kelompok militan Hamas dan Hizbullah - diadili secara in absentia.

Pada sidang pertama, Morsi berteriak dari kursi terdakwa bahwa dirinya adalah korban "kudeta militer" dan menolak aparat hukum mengadilinya.

Dia lantas dibebaskan dari tuduhan pembunuhan, namun divonis 20 tahun penjara lantaran memerintahkan penyiksaan dan penahanan sejumlah demonstran. Morsi kemudian menghadapi serangkaian gugatan lainnya dan divonis dengan hukuman mati, walau vonis itu belakangan dibatalkan.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan insiden 2011, di mana 20.000 tahanan melarikan diri dari penjara Mesir setelah serangan yang membebaskan Morsi dan para pendukungnya, tetapi menewaskan beberapa petugas polisi, harus diselidiki.

Yang lain berpendapat, dengan meyakinkan, bahwa persidangan baru diadakan tiga tahun setelah tragedi untuk semakin melemahkan posisi Morsi dan Ikhwanul Muslimin, yang oleh pemerintah sementara dicap sebagai kelompok teroris pada bulan Desember.

Pengadilan sementara Mesir saat itu kemudian memberi jalan Panglima Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah al-Sisi untuk maju mencalonkan diri sebagai presiden. Jenderal itu berperan penting dalam mengeluarkan Morsi dari jabatannya pada Juli tahun 2013 lalu, dan banyak yang melihat pencapaiannya ke kursi kepresidenan tak terhindarkan, mengingat militer berkuasa atas negara.

Morsi Gelisah di Pengadilan

Wartawan di pengadilan mengatakan Morsi gelisah di persidangan, menyatakan dirinya sebagai presiden Mesir yang sebenarnya dan menanyai pihak berwenang ketika mikrofon yang dikendalikan pengadilan membuat suaranya muncul ke ruang utama.

Presiden Mesir Mohammed Morsi yang digulingkan muncul di pengadilan baru pada Selasa 23 Januari 2014 ia hadir di persidangan dengann mengenakan seragam penjara putih dalam sangkar logam kedap suara, berjalan mondar-mandir dan meneriaki hakim dengan rasa tak percaya: "Siapa kamu? Katakan padaku!"

Dalam setengah jam rekaman rekaman yang ditayangkan di televisi pemerintah, Morsi memprotes berada di dalam sangkar untuk persidangannya atas tuduhan terkait dengan pembobolan penjara pada tahun 2011, berteriak: "Apakah Anda tahu di mana saya berada?" 

Sejak ia digulingkan dari jabatannya, Morsi hanya muncul di depan umum selama persidangan. Termasuk pada sidang 17 Juni yang jadi akhir hayatnya.

Saat meninggal dunia di pengadilan pada 17 Juni 2019, Mohammed Morsisedang diadili atas gugatan melakukan tindakan mata-mata.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Klaim Punya Banyak Rahasia

Mohammed Morsi yang meninggal dunia pada Senin 17 Juni 2019, disebutkan telah memberi tahu seisi ruang sidang bahwa dirinya memegang "banyak rahasia", sebelum pingsan dan ambruk beberapa menit kemudian dan dilaporkan wafat.

Mohammed Morsi yang kini  berusia 67 tahun yang diadili karena tuduhan spionase, tengah berbicara di balik kerangkeng kaca terdakwa beberapa menit sebelum pingsan. Ia memberi tahu pengadilan tentang "banyak rahasia" yang dia simpan dan bisa ungkapkan.

Televisi pemerintah kemudian mengutip sumber medis yang tak disebutkan namanya, menyebut bahwa Morsi menderita serangan jantung.

Sidang di gedung pengadilan di Penjara Tura Kairo pada hari Senin adalah bagian dari persidangan ulang untuk tuduhan spionase yang berkaitan dengan kelompok militan Hamas Palestina.

Seorang pengacara yang mewakili Morsi mengatakan kliennya tak terlihat sakit, melainkan "tenang dan terorganisir" menjelang sidang.

Dia mengatakan: "Dia merangkum argumen kami dalam tiga sampai lima menit. Dia bersikeras pada pengadilan khusus karena dia adalah presiden republik negara itu."

Sebuah pernyataan dari jaksa agung Mesir mengatakan kamera pengintai di dalam pengadilan akan ditinjau, dan post-mortem terhadap Mohammed Morsi akan dilakukan.

3 dari 3 halaman

Reaksi Dunia Atas Kematian Mohammed Morsi

Wafatnya Mohammed Morsi memicu kesedihan banyak pihak. Sejumlah pemimpin dunia dan tokoh-tokoh terkemuka bereaksi atas kematian mendadak presiden sipil pertama Mesir yang terpilih secara demokratis.

Berikut ini reaksi dunia terhadap kematian Mohammed Morsi, yang meninggal dalam sidang pengadilan pada Senin 17 Juni 2019 waktu setempat seperti dikutip dari TRTWorld dan sejumlah agensi, Selasa (18/6/2019): 

Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan belasungkawa. Erdogan, yang memiliki hubungan dekat dengan Morsi berkata, "Semoga Allah mengampuni saudara kita, martir kita, Morsi."

Pakistan

Mengekspresikan duka dan kesedihan karena Mohamed Morsi yang meninggal syahid, Jamat e Islami, partai religius utama negara itu, mengatakan dunia Muslim telah kehilangan seorang pahlawan sejati.

Dalam sebuah pernyataan, ketua Senator JI Siraj-ul-Haq mengatakan pada hari Senin bahwa Dr. Morsi telah menolak untuk tunduk pada kediktatoran, dan menarik dukungan untuk perjuangan kemerdekaan Palestina -- yang merupakan satu-satunya kejahatannya.

"Dr. Morsi berdiri tegak di hadapan semua tekanan yang bertujuan memaksanya untuk menarik perjuangannya untuk hak-hak dasar rakyat Mesir dan dukungannya kepada Palestina," kata Haq menambahkan, "rezim diktatorial gagal mematahkan kegelisahannya. "

JI Siraj-ul-Haq kemudian mengumumkan bahwa partai itu akan mengadakan salat jenazah in absentia untuk Dr. Morsi di seluruh Pakistan pada hari Selasa.

"Memang - berita sedih. Harapan apa yang ada dan betapa tragisnya semua ini berakhir. RIP," ujar Menteri Hak Asasi Manusia Pakistan, Shireen Mazari di Twitter.

Ahsan Iqbal, pemimpin partai oposisi utama Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) yang juga mantan menteri dalam negeri, mengatakan Morsi akan dikenang.

Baca selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.