Sukses

Tarif untuk Bagasi Pesawat Sejak Lama Diterapkan di Australia, Ini Detailnya...

Dunia penerbangan komersial Australia telah sejak lama mewajibkan tarif bagasi pesawat.

Liputan6.com, Canberra - Pengenaan tarif bagasi pada penumpang maskapai penerbangan murah di Indonesia menuai perdebatan. Tapi, berbeda di Australia, maskapai penerbangan low cost (berbiaya murah) sudah lama menerapkan aturan bahwa semua penumpang harus membayar bila mereka membawa barang untuk ditempatkan di bagasi pesawat.

Setiap penumpang mendapat jatah gratis barang bawaan seberat 7 kg dengan ukuran tas yang tidak boleh melebihi ukuran tertentu.

Biaya untuk bagasi pesawat tergantung pada maskapai yang anda tumpangi.

Di Australia, ada dua maskapai penerbangan berbiaya murah yaitu Jetstar dan Tigerair.

Sementara itu ada dua maskapai biasa yaitu Qantas yaitu perusahaan penerbangan terbesar dan Virgin Australia.

Satu lagi maskapai lagi bernama Rex yang banyak bergerak ke jalur-jalur regional menghubungkan kota-kota kecil di sana.

Maskapai Jetstar mengenakan biaya sekitar AU$ 1 (sekitar Rp 10 ribu) per kilo untuk barang yang ditempatkan di bagasi.

Namun, penumpang yang ingin membeli bagasi, harus membeli dengan berat minimum, yaitu sekurang-kurangnya 15 kg, dengan maksimum 40 kg.

Dan biaya yang dikenakan berkisaran antara AU$ 15 sampai AU$ 80 (antara Rp 150 ribu sampai Rp 800 ribu).

Tigerair menerapkan biaya yang lebih murah, antara AU$ 15 sampai AU$ 53.

Untuk maskapai Qantas, Virgin Australia dan Rex penumpang tidak harus membayar lagi untuk bagasi.

Qantas dan Virgin Australia memberikan jatah 23 kg bagi setiap penumpang untuk membawa bagasi, selain 7 kg untuk barang bawaan ke dalam pesawat, sementara Rex memberikan jatah 15 kg.

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menjual Makanan dalam Pesawat

Sejak munculnya fenomena penerbangan berbiaya rendah, yang menjadi populer sejak EasyJet dan Ryan Air memulai operasi di Inggris di tahun 1990-an, maka sistem pertiketan juga berubah.

Sebelumnya, penumpang dan barang bawaan dianggap sebagai satu kesatuan, namun kemudian dijual tiket hanya untuk penumpang, dan barang bawaan dianggap sebagai hal yang berbeda.

Karena itu mereka yang membawa barang lebih banyak diharuskan untuk mengeluarkan uang lebih banyak lagi.

Demikian juga dengan layanan di dalam pesawat juga berubah.

Sebelumnya layanan seperti makanan adalah bagian dari servis yang ditawarkan oleh perusahaan penerbangan.

Namun sekarang dengan teknologi yang lebih canggih, sehingga penerbangan menjadi lebih cepat, mereka yang tidak memerlukan layanan makanan dan minuman kemudian bisa mendapatkan tiket lebih murah.

Ini karena maskapai penerbangan menjual makanan dan minuman di dalam pesawat hanya bagi mereka yang memerlukan saja.

Selain bagasi, dan makanan, maskapai penerbangan juga masih berusaha mencari masukan pendapatan dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari di dalam pesawat, seperti topi, parfum dan hal-hal lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.