Sukses

Dituduh Penyihir, Seorang Ibu dan 4 Anaknya Tewas Dibunuh

Seorang perempuan dan empat orang anaknya dibunuh warga Orissa, India, yang mengira mereka adalah penyihir.

Liputan6.com, New Delhi - Enam orang dari negara bagian timur Orissa, India, ditangkap kepolisian setempat, atas kasus pembunuhan seorang wanita yang dianggap sebagai 'penyihir'.

Salah satu polisi senior, Kavita Jalan, mengatakan tersangka utama perburuan penyihir, mengaku sebagai dukun.

Dukun itu menuduh Munda dan anak-anaknya yang tinggal di Distrik Sundergarh memberikan mantra tertentu kepada masyarakat. Anak Munda sendiri masih berusia satu, empat, tujuh, dan 12 tahun.

 

Jenazah Mangri Munda dan empat orang anaknya ditemukan di sumur dekat rumah mereka, pada Sabtu 26 Januari 2019. Demikian sebagaimana dikutip dari BBC News pada Kamis (31/1/2019).

Pada Jumat tengah malam, 25 Januari 2019, sekelompok pria memaksa masuk rumah Munda yang diduga 'penyihir' itu. Kala itu ia dan anak-anaknya tengah tertidur. Sekawanan pembunuh kemudian menyerang dengan tongkat dan senjata tajam.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perburuan Penyihir Umum

Di pedalaman India, perburuan penyihir memang cukup umum dilakukan. Biasanya tuduhan tersebut mengarah kepada perempuan, dan pada banyak kesempatan mereka berstatus janda.

"Sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran orang-orang di desa untuk menghentikan praktik (yang bersifat) takhayul tersebut," kata Kavita Jalan.

Tahun lalu, sembilan orang dihukum mati atas perbuatannya membunuh tiga orang dalam satu keluarga dengan alasan yang sama, dengan apa yang menimpa Munda.

Kasus seperti ini telah terjadi sebanyak 99 kali di Orissa pada 2017, dimana pada 2016 hanya sebanyak 83 kasus.

Tidak hanya di Orissa, praktik ini juga terjadi di Assam dan Jharkhand.

Menurut ahli, takhayul yang berujung pembunuhan ini memang sangat sering menargetkan seorang janda dan anak-anaknya. Praktik itu, diduga dilakukan untuk menjarah tanah dan harta lain milik korban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.