Sukses

Kembaran Titanic Akan Dirilis 2022, Mengarungi 'Jalur Maut' 110 Tahun Lalu

Titanic II direncanakan berlayar menggunakan rute yang sama yang pernah digunakan oleh pendahulunya, yakni dari Inggris ke New York.

Liputan6.com, London - Setelah 110 tahun tenggelam di dasar Samudra Atlantik Utara, kapal legendaris RMS Titanic dilaporkan "bangkit kembali" dan siap melakukan pelayaran perdananya pada 2022.

Namun kali ini, kapal yang karam pada 15 April 1912 itu hanya berupa replika dan diberi nama Titanic II, meski rute yang ditempuh dan bentuk perawakan nyaris serupa dengan aslinya.

Titanic II akan mengarungi lautan lepas dengan jalur pelayaran dari Inggris ke New York, dengan kapasitas penumpang sebanyak 2.400 orang dan 900 awak kapal, USA Today melaporkan.

Satu hal yang membedakan adalah fasilitas keselamatan yang disediakan Titanic II lebih lengkap dari "kakaknya", di antaranya sejumlah sekoci, jaket pelampung dan fitur lain yang lebih modern.

Untuk mengawali pelayaran awal Titanic II, kapal sepanjang 269 meter itu akan melakukan perjalanan selama dua minggu dari Dubai ke Southampton, Inggris, menurut MSN.

Titanic II kemudian lanjut berlayar menggunakan jalur yang sama dengan pendahulunya, yaitu dari Inggris ke New York dan melintasi Samudra Atlantik Utara, lokasi ditemukannya gunung es raksasa yang menenggelamkan Titanic.

Pada tahun 2015, perusahaan pembuat Titanic II, Blue Star Line, sempat menghentikan proyek pembuatan kapal tersebut karena permasalahan keuangan. Padahal, Titanic II disiapkan untuk tahun 2016, demikian dilaporkan BBC.

Perusahaan yang dipimpin oleh miliuner Australia, Clive Palmer, mengumumkan pada September 2017 bahwa pembuatan kapal itu menelan biaya US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,5 triliun.

"Titanic II akan membawa penumpang dari Southampton ke New York, tetapi dia juga akan mengelilingi dunia, menginspirasi dan memesona orang-orang, menarik perhatian, intrik dan misteri yang tak tertandingi di setiap pelabuhan yang dia kunjungi," ucap Palmer, seperti dikutip dari TIME, Rabu (24/10/2018).

Menurut Blue Star Line, Titanic II akan memiliki kategori kelas yang sama dengan kapal aslinya, yaitu kelas pertama, kedua dan ketiga. Panjang bahtera itu juga sama, lengkap dengan dengan ruang makan dan restoran.

Palmer baru-baru ini mengumumkan bahwa Titanic II akan bermarkas di Paris, bukan London, karena dia menginginkan kantor di Eropa pasca-Brexit.

Kendati demikian, belum ada kabar mengenai harga dan ketersediaan tiket bagi calon penumpang.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Remaja Pengidap Autisme Sukses Bikin Replika Titanic dari Lego

Sementara itu, lego kapal legendaris Titanic buatan anak autis dari Islandia, resmi dipamerkan di Museum Titanic, Pigeon Forge, Tennessee, Amerika Serikat.

Remaja bernama Brynjar Karl Birgisson itu menggunakan cetak biru (blueprint) asli dari kapal yang tenggelam di Samudera Atlantik tersebut. Dengan demikian, ia bisa memutuskan jumlah balok Lego yang harus digunakan.

Dengan bantuan kakeknya, Birgisson menggunakan cetak biru asli Titanic untuk menentukan skala.

Birgisson mengaku, butuh waktu lebih dari 700 jam untuk merakit lebih dari 65.000 Lego. Ia menambahkan, model asli Titanic dinilai sangat membantu dengan kondisi yang dialaminya saat ini.

"Butuh waktu lebih dari 11 bulan untuk merakit Lego Titanic dan saya harus menggunakan 120 tabung lem," kata remaja berusia 15 tahun itu, seperti dikutip dari BBC, Kamis 19 April 2018.

"Seluruh pengalaman ini membantu saya keluar dari lingkaran autistik. Saya berusaha keras melatih diri untuk menjadi 'senormal mungkin', apa pun itu," imbuhnya.

Setelah mendengar kabar tentang proyek Birgisson, The Lego Group langsung menghubunginya. Perusahaan mainan berbasis di Denmark ini mensubsidinya dengan memberikan diskon besar pada bongkahan yang ia butuhkan.

Sebelum disokong Lego, ternyata selama ini Birgisson menabung untuk membeli potongan-potongan mainan tersebut. Uang yang didapatkannya kebanyakan merupakan sumbangan dari keluarga dan teman-teman.

"Saya hanya perlu membangun kapal yang luar biasa itu dan tidak ada keraguan di benak saya bahwa saya tidak bisa melakukannya," ungkap Birgisson yang lega Lego Titanic karyanya berhasil dirampungkan.

Remaja itu telah menghabiskan waktu selama lima tahun untuk melakukan tur observasi di Norwegia, Swedia, dan Jerman. Kepada pihak museum, Birgisson mengakui bahwa dia sangat pemalu dan jarang membicarakan proyeknya.

Replika Titanic kini telah ditampilkan di Museum Titanic dan akan berada di sana hingga 2020.

Pemilik Titanic Museum, Mary Kellogg, mengatakan kepada surat kabar Knoxville News Sentinel bahwa dia pertama kali mengetahui replika tersebut saat ibunda Birgisson mengirim sepucuk surat kepadanya.

Museum itu mengatakan replika Titanic buatan Birgisson adalah Lego terbesar yang pernah ada di dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.