Sukses

Bawa Bayi Saat Rapat Parlemen, Politikus Wanita di Jerman Ini Diusir

Seorang anggota parlemen wanita Jerman diusir saat sedang rapat. Alasannya yakni dia membawa serta bayinya yang maasih berusia enam minggu.

Liputan6.com, Berlin - Parlemen negara bagian Thuringia, Jerman menghadapi kecaman setelah salah satu anggota parlemennya --yang merupakan seorang wanita sekaligus ibu-- diminta untuk meninggalkan ruang sidang karena membawa bayi.

Madeleine Henfling, nama anggota parlemen yang diusir, berpartisipasi dalam pemungutan suara yang digelar di gedung parlemen pada Rabu, 29 Agustus 2018. Saat itu, dia terlihat menggendong bayi laki-lakinya yang masih berumur enam minggu

Presiden parlemen negara bagian Thuringia, Christian Carius, mengatakan kepada Henfling bahwa bayinya tidak diizinkan berada di aula pleno, sesuai dengan aturan prosedural. Menurut Carius, keputusan ini harus dilakukan demi kesejahteraan anak dan Henfling harus mencari opsi pengasuhan anak yang cocok.

Akan tetapi, sampai sekarang gedung parlemen negara bagian Thuringia di kota Erfurt, Jerman belum menawarkan apapun terkait pengasuhan anak. Demikian seperti dilansir dari Deutsche Welle, Jumat (31/8/2018).

Akibat adanya insiden tersebut, sesi ini ditangguhkan selama 30 menit, sementara komite penasihat parlemen sedang membahas masalah itu. Pada akhirnya, Henfling diberitahu bahwa dia tidak akan diizinkan masuk ke ruang paripurna selama bayinya masih berada dalam gendongannya.

"Saya merasa seperti seorang anggota parlemen kelas dua, hanya karena saya membawa anak saat bekerja," kata Henfling kepada media Jerman, Deutsche Welle.

Tidak Ada Larangan Eksplisit Membawa Bayi

Pada hari Kamis, Henfling kembali mengikuti agenda parlemen. Sekali lagi, dia membawa serta putranya, namun kini dia ditemani oleh sang ibu.

"Kemarin aku tidak mengajak ibuku ke parlemen, karena dia sedang tidak berada di rumah," ungkap Henfling.

Aturan prosedural parlemen negara bagian Thuringia tidak secara eksplisit melarang anak-anak atau bayi ikut hadir bersama ibunya di aula pleno, namun harus dengan persetujuan dari presiden parlemen negara bagian.

Akan tetapi, Carius disebut tidak pernah menerima permohonan seperti itu alias selalu menolaknya.

"Saya tidak berpikir bahwa Presiden Carius akan memberikan izinnya dan berdebat tentang kesejahteraan anak," kata Henfling.

Di satu sisi, Carius mengklaim bahwa dia menawarkan kepada para anggotanya untuk membahas aturan prosedural baru. Sedangkan Henfling menyebut Carius dan partainya tidak ingin mengubah peraturan parlementer untuk saat ini, karena hal itu akan bertentangan dengan keinginan oposisi di Thuringia.

Sebaliknya, Henfling dan Partai Hijau (Green Party) sedang mencari tahu apakah mereka bisa membawa kasus ini ke mahkamah konstitusi negara bagian, karena ia dilarang menjalankan tugasnya sebagai wakil terpilih.

"Tidak seorang pun ingin membawa anak mereka ke parlemen selama sembilan jam, sementara perdebatan sedang berlangsung. Tetapi saya ingin menggunakan hak saya sebagai anggota parlemen untuk memilih," tegas Henfling.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyusui di Ruang Sidang Senat, Senator Perempuan Ini Catat Sejarah

Setelah cuti bersalin selama 10 minggu, Senator Australia Larissa Waters datang ke gedung parlemen dengan membawa serta putrinya yang baru lahir. Keduanya bersiap mencatat sejarah.

Pasalnya, politikus Queensland itu berjanji akan memberi air susu ibu (ASI) bagi putrinya, Alia Joy, kapan pun dan di mana pun, termasuk di ruang sidang Senat.

"Sangat bangga bahwa anak perempuan saya, Alia, adalah bayi pertama yang disusui di Parlemen Federal! Kita butuh lebih banyak #perempuan dan orang tua di Parlemen #auspol," demikian cuitan Waters di media sosial Twitter seperti dilansir CBS News, Rabu 10 Mei 2017.

Kicauan Waters tersebut disambut positif oleh para pengguna Twitter lain. Kebanyakan mereka memuji langkah Waters untuk menyusui bayinya kapan pun dan di mana pun.

"Parlemen membuat wanita tetap 'normal' dan menetapkan batasan bagi semua pekerja dalam menerima kesetaraan perempuan di tempat kerja," ujar salah seorang pengguna Twitter.

Sebelumnya, Waters telah lebih dulu mengumumkan kelahiran putrinya yang kini berusia dua bulan pada 7 Maret 2017 lalu, tepatnya satu hari sebelum Hari Perempuan Internasional. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan bahwa dirinya akan menyusui saat bekerja.

"Saya akan libur selama beberapa minggu, tapi akan segera kembali bersama si kecil. Dia sangat menginspirasi untuk melanjutkan pekerjaan kami dalam mengatasi ketidaksetaraan gender dan membendung perubahan iklim yang berbahaya. (Dan ya, jika dia lapar, dia akan disusui di ruang sidang Senat)," tulis Waters di Facebook saat itu.

Aturan parlemen telah diubah tahun lalu demi menciptakan lingkungan yang lebih "ramah" bagi keluarga.

Menurut the Australian Broadcasting Corp, di bawah peraturan parlemen sebelumnya, aktivitas menyusui dilarang di ruang Senat.

"Tidak ada anggota, baik laki-laki maupun perempuan yang akan dicegah untuk berpartisipasi sepenuhnya dalam misi parlemen dengan alasan merawat bayi," ungkap Ketua Fraksi Pemerintah di parlemen, Christopher Pyne, Februari lalu.

Waters mendukung perubahan tersebut dan berharap akan ada lebih banyak wanita yang mengikuti jejaknya.

"Kita membutuhkan tempat kerja yang lebih ramah terhadap keluarga dan fleksibel, serta perawatan anak yang terjangkau bagi semua orang," tulis Waters di Facebook.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.