Sukses

HUT ke-73 RI, Menlu Malaysia: Semoga Hubungan Akrab Malaysia-RI Kekal Utuh Selamanya

Sebagai negara tetangga, Malaysia melalui Menteri Luar Negerinya, Saifuddin Abdullah, menyelamati Indonesia atas Hari Ulang Tahun ke-73.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia adalah salah satu negara yang posisinya terdekat dengan Indonesia. Bahkan, orang-orangnya berasal dari akar rumput yang sama, yakni bangsa Melayu. Tak heran banyak keturunan Indonesia yang kini tinggal di Malaysia atau sebaliknya. Sebagai negara tetangga, Malaysia sudah lama menjalin hubungan bilateral dengan Indoneisa.

Meski sempat mengalami "pasang-surut", Indonesia dan Malaysia tetap bisa memupuk kerja sama dan menciptakan keselarasan yang berguna bagi keduanya, bahkan di tingkat ASEAN.

Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia, Malaysia melalui menteri luar negerinya, Saifuddin Abdullah, menyampaikan ucapan selamat kepada pemerintah dan rakyat di Tanah Air. Pernyataan ini ia katakan dalam akun Twitter pribadinya @saifuddinabd.

"Selamat Ulang Tahun Ke-73 buat negara jiran serumpun Republik Indonesia. Moga hubungan akrab Malaysia-RI kekal utuh selamanya. Dirgahayu Republik Indonesia. #HUTRI73 @jokowi @Menlu_RI," tulis Saifuddin pada 17 Agustus 2018 pukul 23.20 waktu setempat.

Politikus dari Partai Keadilan Rakyat ini sebelumnya pernah melakukan lawatan perdananya ke Indonesia pada bulan lalu sejak dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Malaysia pada 2 Juli 2018. Saifuddin tiba di Jakarta pada Jumat, 20 Juli dan berada di Indonesia selama tiga hari hingga Senin, 23 Juli 2018.

Dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 21 Juli, kedatangan Saifuddin merupakan kelanjutan dari kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad ke Istana Kepresidenan RI di Bogor, 29 Juni.

Selama di Indonesia, pria berusia 57 tahun itu telah bertatap muka dengan Presiden Jokowi, Menlu Retno Marsudi, para pelajar Malaysia yang sedang menempuh pendidikan di Indonesia, Ketua DPR, LSM, dan mengikuti diskusi bersama Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Dalam kunjungan tersebut, kedua negara membahas sejumlah isu penting yang menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dan Malaysia meliputi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), ekspor kelapa sawit, perbatasan kedua negara, serta beberapa aspek bilateral lain, kata pejabat Kementerian Luar Negeri RI saat memaparkan detail rencana agenda pertemuan kedua menteri.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan live streaming Asian Games 2018 di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Soal TKI di Malaysia

Kemenlu RI menjelaskan, Menlu Retno dan Menlu Saifuddin akan membahas teknis soal rencana Jokowi-Mahathir terkait upaya penguatan perlindungan TKI di Malaysia serta gagasan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak pekerja migran RI yang ikut merantau bersama orang tuanya ke Negeri Jiran.

"Soal TKI menjadi perhatian kedua menteri. Setiap tahunnya, jumlah TKI di Malaysia terus bertambah. Kehadiran pekerja migran kita di sana juga berkontribusi bagi perekonomian kedua negara," kata Denny Abdi, Direktur Asia Tenggara Kemlu RI, di Kemenlu, Rabu, 18 Juli 2018.

"Bapak Jokowi dan Tun Mahathir juga telah mengungkapkan keinginan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak Indonesia yang ikut bersama orangtuanya yang bekerja di Malaysia ... Soal teknisnya, akan dibahas lebih lanjut oleh menteri masing-masing negara," dia menambahkan.

Kelapa Sawit

Denny Abdi menjelaskan, isu seputar kelapa sawit juga akan menjadi agenda pembahasan dalam pertemuan Menlu Retno-Menlu Saifuddin.

"Indonesia dan Malaysia punya kepentingan bersama soal minyak kelapa sawit, di mana barang itu merupakan komoditas ekspor andalan kedua negara," kata Denny.

"Kedua menteri akan berupaya untuk menghapuskan polemik diskriminasi kelapa sawit dari sejumlah negara Uni Eropa," kata Direktur Asia Tenggara Kemenlu RI itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.