Sukses

Sindikat Manfaatkan Turis dan Pelajar Vietnam sebagai Penanam Ganja di Australia?

Otoritas mengatakan, pelajar dan turis Vietnam datang ke Australia demi bekerja sebagai penanam dan pemelihara tanaman ganja dengan upah wah.

Liputan6.com, Canberra - Seorang agen migrasi di Australia mengatakan mahasiswa dan turis asal Vietnam datang ke Australia dan bisa mendapatkan penghasilan ribuan dolar dengan kerja sebagai penanam dan pemelihara tanaman ganja.

Ini disebabkan adanya celah dalam sistem pemberian visa yang memungkinkan mereka datang. Demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Selasa (3/7/2018).

Jack Ta mengatakan perusahaannya yang memiliki kantor di Australia dan Vietnam sudah mendatangkan lebih dari 300 orang seperti itu yang sekarang ditangkap polisi dalam penggerebekan rumah-rumah yang menanam ganjal ilegal.

Penyelidikan yang dilakukan tim ABC investigation menemukan bahwa praktik penanaman ganja di Australia lebih banyak dari yang diperkirakan, dengan sindikat kejahatan terorganisasi dari Vietnam menjadi dalang utama bisnis bernilai miliaran dolar tersebut.

Model sindikat ini terdiri dari tiga lapisan, dengan kepala sindikat terpisah jauh dengan mereka yang berada di tingkat paling bawah, yaitu mereka yang menjaga tanaman ganja di dalam rumah.

Ta mengatakan banyak anak-anak muda dari Vietnam melakukan perjalanan ke Australia untuk menjaga tanaman ganja ini menggunakan visa turis dan pelajar.

Praktek itu sudah berlangsung selama sepuluh tahun terakhir, kecurigaan yang juga sudah disampaikan oleh polisi.

Kebanyakan penjaga rumah tanaman ganja ini yang ditangkap mengaku bahwa mereka dibujuk untuk bekerja setelah tiba di Australia. Namun menurut Jack Ta, banyak yang datang menggunakan visa palsu untuk mendapatkan penghasilan menggiurkan.

"Banyak di antara mahasiswa ini yang datang ke Australia dengan tujuan utama untuk bekerja di rumah penanaman ganja," kata Ta.

"Mereka dibutakan dengan jumlah uang yang ditawarkan, kadang bisa 20 ribu sampai 30 ribu dolar Australia (sekitar Rp 200 juta sampai 300 juta)."

"Bagi anak-anak muda, jumlah itu besar sekali."

Jack Ta mengatakan dia sudah mendesak pemerintah Australia untuk hanya menerima permintaan visa dari agen migrasi yang terdaftar, tapi usulan itu tidak diindahkan.

Ta mengatakan karena pemerintah Australia menggantungkan diri dari kedatangan mahasiswa internasional, dengan pendapatan bisa mencapai $AU 2 miliar setiap tahunnya dari biaya pendaftaran visa saja, maka tidak ada kebutuhan mendesak untuk berubah.

Karena itu memungkinkan, katanya bagi agen migrasi di Vietnam untuk membuat permohonan visa dalam jumlah besar, dan memalsukan data keuangan, dan bahkan memalsukan identitas untuk mendapatkan visa turis atau mahasiswa.

 

Simak pula video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengelabui Sistem Imigrasi Australia?

Seorang sumber di Departemen Imigrasi Australia mengatakan kepada ABC bahwa penipuan dalam jumlah besar seperti ini mungkin tidak akan bisa dibuktikan, karena tidak ada pengecekan yang dilakukan terhadap permohonan visa awal, setelah seseorang dideportasi.

Sumber itu menambahkan, karena itu tidak pernah ada pertanyaan mengenai apakah ada pertalian pemberian visa awal dengan mereka yang kemudian terbukti melakukan tindak kriminal menjaga rumah ganja dan dideportasi.

Dia juga mengatakan tidak ada basis data nasional untuk mencatat tindak kejahatan yang dilakukan mereka yang datang dengan visa sementara. Karena itu, tidak bisa diketahui berapa banyak warga Vietnam yang terlibat dalam kegiatan penanaman ganja ilegal tersebut.

Departemen Dalam Negeri Australia mendeportasi 380 warga Vietnam pada 2016-2017.

Dua penanam ganja yang datang menggunakan visa pelajar, sebelum dipulangkan ke Hai Phong di Vietnam Utama mengatakan kepada ABC bahwa mereka ditawari pekerjaan setelah mereka tiba di Australia.

Kedua pemuda tersebut mendapatkan ribuan dolar untuk pekerjaan tersebut, sebelum kemudian tertangkap di Melbourne dan dideportasi.

Sama seperti yang lainnya, mereka mengaku bersalah, untuk menghindari penyelidikan lebih rinci dari polisi mengenai sejarah kedatangan mereka.

Inspektur Gus Viera dari Kepolisian New South Wals yang menjadi komandan gugus tugas yang sudah menggerebek lebih dari 570 rumah yang menanam ganja dengan nilai sitaan lebih dari $AUD 205 juta sejak 2011, tidak meragukan lagi bahwa banyak yang mereka tangkap memang datang ke Australia untuk bekerja sebagai penunggu rumah ganja.

"Mereka datang menggunakan visa pelajar namun bekerja sebagai penjaga rumah tanaman ganja, karena mereka tidak sekolah sama sekali," kata Viera.

"Mereka pada dasarnya hanya melakukan kegiatan itu."

Departemen Dalam Negeri Australia memperkirakan ada 2.340 warga Vietnam yang tidak sah di Australia, mereka yang visanya sudah habis masa berlakunya.

Dalam pernyataan kepada ABC, juru bicara Departemen tersebut mengatakan mereka sadar dengan adanya orang-orang yang masuk ke Australia untuk melakukan tindak kriminal, tetapi mereka yang tinggal secara ilegal di sini rawan untuk jadi korban eksploitasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.