Sukses

Pangeran Harry Minta Hadiah Pernikahan Disalurkan untuk Beli Pembalut Wanita India

Pangeran Harry dan Meghan Markle menyebut bahwa pihaknya telah meminta Yayasan Myna Mahila yang berbasis di Mumbai, India untuk urusan amal.

Liputan6.com, London - Pangeran Harry dan Meghan Markle menolak semua daftar hadiah yang diberikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Sebaliknya, mereka menyarankan agar orang-orang yang berniat memberi hadiah untuk menyumbangkan dana tersebut ke badan amal.

Dikutip dari laman Money.cnn.com, Jumat (18/5/2018), pasangan tersebut menyarankan agar masyarakat dunia memberikan bantuan penyediaan pembalut dengan harga terjangkau untuk wanita di India.

Pangeran Harry dan Meghan Markle menyebut bahwa pihaknya telah meminta Yayasan Myna Mahila yang berbasis di Mumbai, India sebagai organisasi asing yang menaungi bidang amal tersebut.

Badan amal ini punya program untuk meningkatkan akses kesehatan dan perlindungan sanitasi bagi perempuan yang tinggal di daerah kumuh Mumbai, India.

Badan amal tersebut pun berkonsentrasi pada penyediaan bantalan pembalut yang terjangkau dan higienis.

"Menstruasi adalah proses tubuh yang sangat alamiah. Namun, masih banyak hal tabu yang terjadi soal menstruasi di India," kata Sumati Joshi, seorang pekerja amal.

Selama ini wanita di India juga kerap malu untuk membeli pembalut. Sebab, toko kelontong yang menjual pembalut kebanyakan laki-laki.

Dari situlah Yayasan Myna Mahila masuk. Badan amal ini lantas mempekerjakan 15 wanita lokal untuk menjual pembalut. Selain menyediakan pembalut untuk dijual, badan amal ini juga menyediakan relawan untuk membagikan bantalan ke wilayah kumuh.

"Kami pergi dari rumah ke rumah untuk membidik dan memberi pembalut yang sudah disubsidi," jelas Joshi.

Menurut Survei Kesehatan Keluarga Nasional India, lebih dari 40 persen wanita di negara tersebut yang berusia 15 sampai 24 tahun tidak memiliki akses untuk mendapat pembalut.

Hingga akhirnya, mereka terpaksa menggunakan kain, pakaian lama, koran, jerami, pasir atau abu, demikian menurut keterangan dari UNICEF dan organisasi bantuan lainnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurangnya Pengetahuan Soal Menstruasi

Karena banyak stigma yang berhubungan dengan menstruasi, wanita sering malu untuk mencuci dan mengeringkan lap atau pakaian dengan benar.

Kain-kain itu disimpan dalam kondisi lembab dan kelap. Sehingga akan berkembang bakteri dan penyakit.

Penelitian yang disponsori oleh Bill and Melinda Gates Foundation menemukan bahwa 71 persen gadis di India tidak memiliki pengetahuan soal menstruasi sebelum periode pertama.

Perempuan sering tidak diizinkan masuk tempat ibadah atau menyentuh makanan saat menstruasi.

Selama dua tahun terakhir, Yayasan Myna Mahila sudah memasok 500 ribu pembalut dan mengkonversikannya ke 3.000 wanita di 15 daerah kumuh.

Pendiri Yayasan Myna Mahila, Suhani Jolata sendiri akan hadir di Royal Wedding. Di sana, mereka juga akan menggalang dana untuk urusan amal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.