Sukses

Antisipasi Invasi China, Taiwan Gelar Simulasi Perang

Liputan6.com, Taipei - Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan akan menggelar simulasi perang dalam waktu dekat. Simulasi ini kelak berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan Taiwan dengan China.

Simulasi perang tersebut merupakan latihan militer tahunan yang dinamakan Han Kuang dan akan dimulai pekan depan. Dalam pengumumannya, Taiwan tidak secara eksplisit menyebutkan keterkaitan latihan ini dengan China, tetapi mengacu pada "kekuatan ofensif yang menginvasi Taiwan".

Namun, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan blak-blakan menyebut soal China.

"Sederhananya, tujuan utama dari latihan ini adalah untuk membuat setiap misi militer komunis China, gagal menyerang Taiwan," demikian ungkap Chen Chung-chi, seperti dikutip dari the Japan Times, Rabu (25/4/2018).

"Ini menyimulasi situasi tahun ini dan kami mempertimbangkan pergerakan angkatan udara dan laut China di kawasan."

"Latihan tahun ini akan melibatkan penjaga pantai dan National Airbone Service Corps, yang menangani penyelamatan penerbangan," ungkap Chen.

Untuk pertama kalinya, warga sipil yang memiliki drone juga akan berpartisipasi dalam latihan militer. Mereka akan bertugas melakukan pengawasan dan menandai target, sementara penyedia layanan telekomunikasi sipil akan membantu dalam menjaga komunikasi dan kontrol.

"Bukan hanya tugas tentara untuk melindungi negara. Setiap orang memiliki tanggung jawab karena anggaran pertahanan kami terbatas," tegas jubir Kemenhan Taiwan tersebut.

Perusahaan-perusahaan kontraktor umum juga diminta membantu dengan memperbaiki landasan darurat di pangkalan Ching Chuan Kang di Taiwan tengah.

Taiwan sendiri sebenarnya dilengkapi dengan persenjataan buatan Amerika Serikat. Namun belakangan, Taipei mendesak Washington untuk menjual peralatan tempur yang lebih canggih.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Taiwan Vs China, Lawan yang Tak Seimbang

China selama ini mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Ketegangan antarpemerintahan dua negara pun meningkat menyusul terpilihnya politikus asal Partai Progresif Demokratik, Tsai Ing-wen, sebagai presiden.

Partai pendukung Tsai dikenal pro kemerdekaan Taiwan yang ingin lepas dari pengaruh China. Tsai sendiri berjanji akan mempertahankan status quo negaranya dan menjaga perdamaian.

Menurut ahli militer, keseimbangan kekuatan antara Taiwan dan China kini telah bergeser. Tiongkok dinilai bisa menguasai Taiwan dengan cepat, kecuali pasukan Amerika Serikat datang membantu Taiwan.

Amerika Serikat terikat oleh hukum untuk memberikan Taiwan sarana mempertahankan diri, tetapi belum diketahui apakah Washington bersedia terlibat dalam perang yang kemungkinan akan sangat berisiko merusak Taiwan.

Menurut survei baru-baru ini, sebagian besar rakyat Taiwan percaya bahwa China tidak mungkin menyerang Taiwan, tetapi mereka kurang percaya diri pada kemampuan militer Taiwan untuk mempertahankan pulau tersebut seandainya invasi semacam itu terjadi.

Jajak pendapat, yang dirilis pada Senin oleh Taiwanese Public Opinion Foundation, juga menunjukkan bahwa responden terbagi atas kemungkinan Amerika Serikat membantu Taiwan secara militer jika diserang.

Survei dilakukan melalui telepon di antara sampel acak dari 1.072 orang dewasa di negara itu dari 15 April hingga 17 April, dengan margin kesalahan plus atau minus 2,99 persen.

Hampir 65 persen responden meragukan bahwa China akan mencoba untuk mengambil Taiwan dengan paksa pada masa depan, sementara sekitar 26 persen responden merasa sebaliknya.

Lebih dari 65 persen responden mengatakan mereka tidak berpikir militer Taiwan dapat secara efektif menghalau pasukan Tiongkok, sementara hanya sekitar 27 persen dari responden merasa yakin bahwa itu bisa.

Sekitar 47 persen responden berpikir Amerika Serikat akan mengerahkan pasukannya untuk membela Taiwan dari invasi China, sementara 41 persen berpikir bahwa itu tidak mungkin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • taiwan