Sukses

Konsumsi Gula Berlebihan, 6 Hal Buruk Ini Bisa Terjadi pada Tubuh Anda

Banyak orang paham bahwa konsumsi gula berlebih berbahaya bagi tubuh. Namun sangat sedikit yang tahu dampak buruk sebenarnya. Ini penjelasannya:

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa alasan mengapa rasa manis pada gula begitu disukai oleh banyak orang, yakni mulai dari fungsi pembangkit nafsu makan, hingga pendorong terciptanya perasaan bahagia.

Sebagaimana diketahui secara umum, sebaiknya ada batasan dalam konsumsi gula.

Namun faktanya, ternyata kita mengonsumsi gula terlalu banyak sehingga berisiko sebabkan dampak buruk bagi kesehatan. 

Dilansir dari WebMd.com pada Selasa (13/3/2018), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pengurangan jumlah asupan gula kurang dari 10 persen dari asupan energi harian, atau bahkan lebih baik jika kurang dari 5 persen.

Adapun batas asupan gula bagi orang dewasa yang disarankan adalah 50 gram atau setara dengan dua belas sendok teh gula per orang per hari.

Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan penyerapan nutrisi oleh tubuh, sehingga tidak ada tumpang tindih -- ataupun saling mendominasi -- yang berisiko mengganggu sistem metabolisme. 

Lantas, apa saja risiko kesehatan apabila kita mengonsumsi gula berlebih? Berikut adalah penjelasan lengkapnya. 

 

Simak video mengenai gula cakar, pemanis berwarna merah mudah khas Majalengka berikut: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Lemak Berlebih di Perut

Semakin banyak gula yang dikonsumsi, maka semakin meningkatkan risiko tertimbunnya lemak pada lingkar pinggang dan perut.

Hal ini biasanya terjadi karena tidak diimbangi oleh olahraga teratur, sehingga proses pembakaran gula menjadi energi terhambat.

Akibatnya, asupan gula tersebut tertimbun sebagai lemak trans yang kabar buruknya, turut meningkatkan risiko sebabkan obesitas.

3 dari 7 halaman

2. Kerusakan Fungsi Hati

Gula yang masuk ke aliran darah dari saluran pencernaan akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa. Sayangnya, fruktosa tidak diproduksi oleh tubuh dalam jumlah yang signifikan, karena memang tidak terlalu dibutuhkan oleh tubuh.

Konsumsi gula berlebih dapat membuat tubuh kelebihan fruktosa, yang dapat membebani hati dan menyebabkan perlemakan hati yang dapat memicu terjadinya komplikasi kesehatan.

 

4 dari 7 halaman

3. Selalu Ingin Makan

Selain dapat membebani hati, kelebihan fruktosa pada tubuh juga dapat mengacaukan sistem metabolisme tubuh, dengan mematikan sistem pengendali nafsu makan Anda.

Kondisi tersebut memicu kegagalan tubuh dalam merangsang produksi hormon insulin, meningkatkan produksi hormon ghrelin yang berperan dalam menimbulkan rasa lapar, tetapi menurunkan produksi hormon leptin yang berperan dalam menimbulkan rasa kenyang.

5 dari 7 halaman

4. Picu Serangan Jantung

Meskipun belum terbukti benar, beberapa penelitian ilmiah telah menemukan fakta bahwa konsumsi gula berlebih dapat membuat terganggunya cara kerja organ jantung dalam memompa darah.

Studi lain dari Departemen Kedokteran di Universitas Busan, juga menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis berlebih dapat meningkatkan tekanan darah, di mana kemudian mendorong hati untuk membuang lemak ke aliran darah. Kedua hal tersebutlah yang dapat meningkatkan risiko tersumbatnya saluran pembuluh darah dari dan menuju jantung.

6 dari 7 halaman

5. Timbulkan karies pada gigi

Karies gigi terjadi ketika bakteri yang hidup di mulut mencerna sisa karbohidrat dari makanan yang dikonsumsi. Bakteri tersebut akan membusuk dan memproduksi asam yang dapat menghancurkan enamel/dentin gigi.

Dampak gigi berlubang ini antara lain adalah sakit gigi, aroma napas kurang sedap, gusi bengkak, dan berbagai infeksi lainnya. Jika tidak segera ditangani, karies gigi bahkan dapat memicu dampak buruk pada kesehatan jantung, paru-paru dan otak.

 

7 dari 7 halaman

6. Resistensi hormon insulin

Semakin banyak konsumsi gula, maka akan semakin banyak produksi hormon insulin pada tubuh.

Hormon insulin berperan dalam membantu mengonversi makanan menjadi energi. Namun, ketika kadar insulin tubuh dan kadar gula tinggi, maka akan membuat sensitivitas produksi hormon berkurang dan membuat glukosa menumpuk dalam darah.

Gejala yang dialami oleh kondisi ini, yang disebut dengan resistensi insulin, seperti kelelahan, kelaparan, kabut otak, dan tekanan darah tinggi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.