Sukses

Norwegia Bangun Hotel Pintar Pertama di Dunia, Seperti Apa?

Hotel yang terletak di wilayah Arktik, Norwegia ini, disebut-sebut bisa menghasilkan energi sendiri dan tidak memerlukan bantuan dari lingkungan sekitarnya.

Liputan6.com, Oslo - Norwegia sedang berbenah, melakukan perubahan untuk mengurangi pemanasan global. Negara ini membangun hotel penghasil energinya sendiri yang diklaim sebagai yang pertama di dunia.

Hotel tersebut dibangun di kaki Gunung Almlifjellet, Norwegia utara. Oleh karenanya hotel ini bernama Svart, yang diambil dari gletser Svartisen yang terletak di dekatnya.

Svart disebut-sebut menggunakan energi lebih sedikit ketimbang hotel modern lainnya, yaitu berkisar 15 persen. Selain itu, Svart juga mampu menghasilkan energinya sendiri.

Dirancang oleh arsitek perusahaan Snohetta yang berbasis di Oslo dan dibangun oleh perusahaan pariwisata Arctic Adventure of Norway, hotel berbentuk melingkar ini akan menyajikan pemandangan fyord (semacam teluk yang berasal dari lelehan gletser atau glaciar, biasanya sangat dalam dan sangat panjang), dengan sudut pandang 360 derajat.

Svart akan ditempatkan di atas air, tepatnya di atas panggung berbentuk huruf V, demi menghindari kerusakan lingkungan. Tiang-tiangnya, yang mencapai beberapa meter ke arah fyord, dibuat dari kayu tahan cuaca dan menyediakan akses jalan bagi pengunjung untuk digunakan di musim panas.

Untuk mengoptimalkannya, Snohetta mengaku telah melakukan banyak penelitian mengenai pengoptimalan energi, Salah satunya yaitu pemetaan ekstensif tentang radiasi matahari di daerah pegunungan. Tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh mana Svart bisa memanen energi itu.

Interior hotel sengaja didesain dengan memusatkan energi matahari ke area yang biasanya menggunakan lebih banyak daya, seperti restoran dan bar.

Sang arsitektur harus memastikan bahwa hotel rancangannya mampu bertahan di tengah cuaca ekstrem atau cuaca yang tidak dapat diprediksi yang kerap terjadi di wilayah arktik Norwegia.

"Bangunan ini hadir tanpa harus merusak keindahan alam, melestarikan flora dan fauna di sekitarnya," kata juru bicara Snohetta, seperti dilansir The Independent, Minggu 25 Februari 2018.

"Membangun hotel yang positif bagi lingkungan merupakan faktor penting untuk menciptakan pariwisata berkelanjutan, dengan menghargai keaneka ragaman hayati, spesies tanaman langka, menciptakan perairan bersih dan menjaga birunya gletser Svartisen," imbuhnya.

Hotel ini direncanakan rampung pada tahun 2021 dan bisa diakses oleh layanan antar-jemput dari Kota Bodo, Norwegia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Norwegia Bangun Terowongan Kapal Pertama di Dunia

Pada 7 April 2017, Norwegia juga dikabarkan membangun terowongan kapal pertama di dunia. Terowongan sepanjang 1,7 kilometer dengan lebar 36 meter akan menembus area paling sempit di Semenanjung Stad, Norwegia barat.

Terowongan tersebut memungkinkan kapal barang dan penumpang memotong Laut Stadhavet yang berbadai, dan menghindari bagian paling berbahaya dari garis pantai negara Skandinavia itu.

"Mercusuar Krakenes, di selatan Stad, merupakan stasiun prakiraan cuaca yang paling banyak diterpa badai, dengan frekuensi 45 hingga 106 per hari," ujar Norwegian Coastal Administration seperti dikutip dari CNN, 6 April 2017.

Gelombang sangat tinggi yang datang dari berbagai arah di area tersebut, menciptakan kondisi berlayar yang kompleks dan berbahaya, bahkan setelah angin mereda.

Pemerintah Norwegia berharap, terowongan itu akan meningkatkan keamanan dan melancarkan pelayaran tanpa harus menunggu cuaca tenang terlebih dahulu.

Tim pembangunan terowongan tersebut memperkirakan, dibutuhkan tiga hingga empat tahun untuk membangun terowongan dan membutuhkan biaya sekitar US$ 315 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun.

Untuk membuatnya, para insinyur harus meledakkan delapan juta ton batu.

Meski terusan dan kanal untuk kapal telah dibangun di beberapa tempat di dunia, namun ini akan menjadi terowongan pertama yang memungkinkan kapal pesiar dan barang dengan berat hingga 16.000 ton melintasi terowongan yang menembus batuan padat.

Tim memperkirakan, setiap jamnya terowongan dapat dilintasi hingga lima kapal.

Terowongan itu juga memiliki lampu lalu lintas agar tak terjadi tabrakan. "Kami akan mengikuti standar umum dengan lampu merah dan putih untuk menunjukkan kapan terowongan itu aman dilalui," ujar tim.

Terowongan di Norwegia itu dijadwalkan akan dibuka pada 2023.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.