Sukses

4 Kasus Penjualan Organ Tubuh Paling Mengerikan di Dunia

Ada beberapa kasus penjualan organ tubuh manusia yang begitu menyeramkan dalam catatan sejarah. Berikut ini beberapa di antaranya.

Liputan6.com, New York - Hingga saat ini, kasus perdagangan manusia masih menjadi musuh terbesar. Banyak praktik bejat semacam ini yang membuat seseorang dirugikan.

Kasus perdagangan manusia ini tak hanya memaksa korbannya bekerja secara paksa atau dijadikan budak secara seksual, melainkan para korban juga diambil bagian organ tubuh, lalu dijual.

Bukan hanya diambil organnya saja, para korban bahkan ada yang dibunuh lalu ditemukan membusuk begitu saja. Kisah ini bukan cerita yang ada dalam film atau serial saja.

Ada beberapa kasus penjualan organ tubuh manusia yang begitu menyeramkan dalam catatan sejarah. Bagian tubuh mereka diambil dan dijadikan uang oleh sejumlah pihak.

Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Rabu (21/2/2018), berikut 4 kasus penjualan organ tubuh manusia paling mengerikan di dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Mozambik

Pada tahun 2004, Brazilian mission Servants di Mozambik melaporkan bahwa pihaknya telah menemukan praktik perdagangan organ terbesar yang pernah ada.

Para biarawati yang bekerja di wilayah tersebut mengaku telah bertemu dengan sejumlah korban dari penjualan organ manusia yang lolos dari kekangan pelaku.

Dari cerita sejumlah korban, banyak anak-anak yang ditemukan meninggal dunia dengan kondisi organ yang hilang.

Para biarawati menyebut, tak hanya organ anak kecil diambil untuk kebutuhan transplantasi, alat kelamin mereka juga di ambil untuk keperluan pihak yang percaya dengan ilmu magis.

Setelah beberapa biarawati menunjukkan klaim kepada publik, salah satu suster bernama Doraci Edinger ditemukan meninggal dunia dengan bekas luka pukul dan cekikkan di leher.

Biarawati juga mengaku telah mendapat ancaman baik pribadi maupun yang diajukan ke keluarga mereka.

Sebuah penyelidikan dilakukan, namun pemerintah tak menemukan adanya bukti hal semacam itu. Kemudian pada tahun 2016, penyelidikan kembali dilakukan namun belum ada banyak hal yang ditemukan.

 

3 dari 5 halaman

2. Kosovo

Dalam otobiografi-nya tahun 2009, mantan jaksa agensi Hague Carla del Ponte mengklaim bahwa ada puluhan tahanan Serbia yang ditangkap oleh Tentara Pembebasan Kosovo dan dibawa ke sebuah rumah untuk diambil organnya, lalu dijual.

Ponte menyebut, praktik itu terjadi antara Juni 1999 hingga Mei 2000 -- tepat pada akhir perang Kosovo.

Tiga penyelidikan dipisah dan diluncurkan, hingga akhirnya Uni Eropa menyimpulkan bahwa mereka memiliki bukti kuat bahwa telah ada kasus semacam ini.

Menanggapi segala bukti dan klaim itu, pejabat tinggi Kosovo dengan keras menolak tudukan tersebut. Meski bukti telah ada, tak ada yang diadili atas kejahatan tersebut.

 

4 dari 5 halaman

3. Amerika Serikat

Pada Juli 2009, sedikitnya ada 44 orang ditangkap dalam kasus korupsi besar di New Jersey. Termasuk lima orang rabi (pemuka agama Yahudi), tiga wali kota dan sejumlah politisi dari New York dan New Jersey.

Dari keseluruhan pelaku, ada satu orang rabi bernama Levy Izhak Rosenbaum yang dilaporkan atas tuduhan dugaan penjualan organ. Gilanya, ia sudah terlibat dalam kasus ini selama satu dekade.

Atas kasus ini, Rosenbaum adalah orang pertama yang dihukum atas kejahatan ini. Modus pria ini adalah menargetkan laki-laki dan wanita Israel yang rentan.

5 dari 5 halaman

4. Somalia

Pada tahun 2013, sebuah laporan dikeluarkan oleh pemerintah Inggris yang mengungkap bahwa ada sekitar 371 anak yang telah diperdagangkan.

Sebagian besar anak-anak itu berasal dari Vietnam dan Negeria yang dipekerjakan sebagai budak dan dieksploitasi secara seksual.

Dari sebuah laporan tersebut juga menjelaskan bahwa ada satu anak asal Somalia yang jadi korban penjualan organ. Beberapa organ penting dalam tubuhnya diambil dan dijual.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.