Sukses

Sedang Jadi Tren, Peneliti Ungkap Manfaat Diet Keto

Melalui sebuah penelitian, ilmuwan ungkap manfaat diet keto yang saat ini sedang menjadi tren.

Liputan6.com, Jakarta - Bukan menjadi hal yang mengejutkan jika tren diet timbul tenggelam. Dengan semakin banyaknya penduduk dunia yang menderita kelebihan berat, maka diet pengurangan berat menjadi semakin dicari, termasuk diet keto.

Pengurangan berat badan terus menjadi trending topic yang biasanya mengusik pertanyaan lebih lanjut.

Dua penelitian yang terbit dalam Cell Metabolism mengungkapkan keunggulan diet keto. Dalam penelitian dibahas, bahwa pengurangan karbohidrat dan puasa berselang-seling bukan hanya membantu mengurangi berat badan, tapi juga memperpanjang usia dan memperbaiki ingatan, setidaknya pada tikus-tikus percobaan.

Seperti dikutip dari bigthink.com pada Minggu (30/9/2017), begini penjelasan ringkasnya.

Tubuh manusia membakar lemak dan karbohidrat untuk menjadi energi. Karena budaya pangan kita berkutat kepada karbohidrat, maka hampir semua makanan yang diproses didominasi karbohidrat atau gula.

Pahamilah bahwa dua hal itu -- karbohidrat dan gula -- sebenarnya merupakan hal yang sama setelah enzim dalam air liur mulai mencerna makanan dalam mulut.

Ketika kita menyingkirkan karbohidrat, maka tubuh kita pun mulai membakar lemak untuk menjadi energi. Karena lemak dipakai untuk menjadi energi, berat badan pun turun.

Sayangnya, otak kita tidak bisa membakar lemak karena kebutuhan energi yang lebih besar. Otak memerlukan gula. Atau, ketika kita mengurangi glukosa dari tubuh, yang dipakai adalah zat ketone.

Lalu apa kata penelitian?

Dalam penelitian pertama, tikus-tikus diberi 3 jenis diet, yaitu tanpa karbohidrat, diet gizi seimbang (sebagai kelompok kendali), dan kelompok tinggi lemak dengan asupan karbohidrat hanya 15 persen saja.

Angka 15 persen didapat ketika para peneliti secara perlahan menambah karbohidrat pada diet larangan karbohidrat untuk mencari ambang batas agar tikus-tikus percobaan tetap dalam keadaan ketosis.

Setelah asupan karbohidrat melewati 15 persen, tubuh tikus-tikus mengurangi proses ketosis sehingga tidak banyak bedanya dengan kelompok kendali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak pada Ingatan

Sebanyak 60 sampai 70 persen kasus demensia merupakan penyakit alzheimer atau pikun, simak gejalanya berikut ini.

Dalam pengujian, para peneliti menguak dampak luar biasa diet keto secara siklikal pada ingatan walaupun hanya sedikit dampaknya pada pengukuran-pengukuran lain yang lebih luas.

Perbaikan ingatan terjadi konsisten untuk dua jenis tugas dalam enam bulan kemudian.

Kelompok yang menjalani diet keto menunjukan penggerusan kognisi secara normal sesuai usia, tapi berkinerja lebih baik dalam pembelajaran visuospasial (aspek pandang ruang) dan uji ingatan. Pada tikus, percobaan ini dilakukan dengan menghindari kejutan listrik.

Tikus-tikus yang menjalani diet keto juga menunjukkan perbaikan pada usia menengah (28-30 bulan) dalam hal pengenalan benda-benda baru.

Memang belum sedemikian hebat, tapi apapun yang membantu ingatan dalam tubuh yang menua adalah sesuatu yang baik, apalagi dengan adanya peningkatan angka demensia yang berdampak pada jutaan manusia setiap tahun.

3 dari 4 halaman

Memperpanjang Usia

Ilustrasi (iStock)

Percobaan ke-2 dimulai pada usia 12 bulan (pada tikus). Percobaan ini fokus pada pengurangan kalori. Jika digabung dengan pembatasan karbohidrat, pengurangan kalori mencetuskan produksi zat-zat ketone dalam tubuh.

Penelitian ini juga memanfaatkan 3 panduan diet yang sama, yaitu tanpa karbohidrat, sedikit karbohidrat, dan satu kelompok kendali (control group) sebagai acuan.

Percobaan pertama menunjukkan peningkatan rentang umur pada tikus-tikus yang melakukan diet keto dibandingkan dengan yang melakukan diet standar.

Terlebih lagi, kelompok ketogenik menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal ingatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet keto memperlambat pengurangan kemampuan kognitif dan menjaga fungsi motor pada tikus-tikus yang menua.

Tapi perhatikan bahwa pelaku diet rendah karbohidrat (low carbohydrate diet, LCD) tidak jauh berbeda dengan kelompok ketogenik dalam hal panjangnya usia. Dua kelompok itu hanya berbeda dalam kemampuan menjaga fungsi fisiologis seiring berjalannya waktu.

Hal ini menengarai bahwa zat-zat ketone mungkin diperlukan untuk memicu perpanjangan rentang usia. 

4 dari 4 halaman

Merancang Pil Ketone

Pil Olahraga, akankah ada? (Foto Ilustrasi: Huffington Post)

Peran zat-zat keton bukan hanya berperan besar dalam penelitian secara umum, tapi juga bagi perusahaan-perusahaan obat.

Para peneliti tertarik kepada mekanisme fisiologis di belakang keberadaan zat-zat ketone dengan harapan agar bisa memurnikannya untuk dipakai dalam bentuk pil.

Jika dampak perlindungan oleh zat keton bisa dimengerti lebih baik, mungkin manusia tidak perlu puasa atau membatasi karbohidrat untuk meraih manfaat-manfaat kognitif dan panjang usia.

Seorang peneliti, yaitu ahli biologi molekuler Eric Vurdin, menyebutkan bahwa hasil-hasil percobaan telah membawa harapan, tapi perjalanan masih panjang karena tikus bukanlah manusia.

Pangan dan hubungan kita dengan lingkungan telah banyak berubah dalam ratusan ribu tahun terakhir, sedangkan tikus tetaplah tikus.

Meski menunjukkan hasil yang baik, penelitian tersebut tidak serta merta berhasil pada manusia. Masih ada beberapa percobaan klinis secara ekstensif yang harus dijalani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Dementia sering disalahartikan sebagai penyakit pikun. Namun sebenarnya, demensia bukanlah penyakit melainkan gejala suatu penyakit.

    Demensia

  • Diet

  • gula