Sukses

Gedung Putih Ditutup Pasca-Insiden Perempuan Panjat Pagar

Akibat insiden pemanjatan pagar oleh satu perempuan, penutupan terjadi di pagar utara Gedung Putih di sepanjang jalan Pennsylvania Avenue.

Liputan6.com, Washington, DC - Keamanan Gedung Putih kembali kebobolan. Tempat tinggal Presiden AS itu akhirnya harus ditutup, setelah seorang perempuan mencoba memanjat pagar perimeter yang mengelilingi bangunan itu. 

Menurut salah seorang pejabat, satu orang telah ditahan. Insiden pemanjatan itu terjadi pada Selasa 16 Mei pukul 16.00 waktu setempat. Demikian seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (17/15/2017).

Akibat insiden itu, penutupan terjadi di pagar utara Gedung Putih di sepanjang jalan Pennsylvania Avenue.

Pernyataan dari Secret Service mengatakan, "ada seorang yang memanjat batas pagar di jalan Penn Ave yang menjadi perimeter Gedung Putih."

Pelaku dijerat pasal pelanggaran masuk properti tanpa izin dan sudah ditahan oleh polisi Washington.

Saat insiden terjadi, tak diinfokan di mana Presiden Donald Trump berada.

Reporter Gedung Putih diminta untuk masuk ke dalam kompleks. Sementara hampir setengah badan jalan ditutup.

Keamanan diperketat saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke AS di pagi harinya. Saat itu, ratusan unjuk rasa terjadi di depan Gedung Putih.

Erdogan sudah meninggalkan lokasi saat insiden terjadi.

Tak beberapa lama setelah insiden penerobosan itu, Secret Service mengumumkan Gedung Putih dinyatakan aman.

Dalam beberapa bulan terakhir, apalagi setelah Presiden Trump menghuni Gedung Putih, ada beberapa insiden penerobosan ke dalam tempat itu.

Yang paling baru dan paling 'dikenang' terjadi pada 10 Maret 2017 lalu. Saat itu, pria bernama Jonathan Tran menerobos pagar Gedung Putih dan beberapa area di dalam Gedung Putih selama 15 menit sebelum akhirnya ditangkap.

Enam jam sebelum penangkapan, Tran terlihat di jalanan Pennsylvania Avenue.

Insiden tersebut mendorong Jason Chaffetz, ketua parlemen, meminta Direktur Pejabat Secret Service William Callahan memberikan sebuah pengarahan.

Dalam sebuah surat kepada Callahan, Chaffetz merujuk pada tuduhan bahwa Tran tidak terdeteksi di sekitar halaman "untuk waktu yang cukup lama".

Chaffetz mencatat bahwa laporan komite tahun 2015 tentang Secret Service tercatat 143 insiden penerobosan dan percobaan pelanggaran selama periode 10 tahun.

Presiden Donald Trump berada di dalam kediaman saat insiden 10 Maret itu.

Saksikan juga video berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.