Sukses

Bank Ini Pakai Mesin Pembaca Pikiran untuk Seleksi Pegawai

Sebuah bank menggunakan mesin pembaca pikiran untuk membantu dalam proses penerimaan dan penempatan pegawai.

 

Liputan6.com, Aberdeen - Proses merekrut karyawan baru bukan hal yang mudah. Apalagi memilih mereka yang belum punya pengalaman kerja dan hanya bermodal ijazah. 

Namun demikian, sebuah bank di Skotlandia mengembangkan solusi cerdik untuk mengatasi kebingungan tersebut. Sistem yang dikembangkan oleh Royal Bank of Scotland (RBS) adalah 'membaca' pikiran mahasiswa calon pegawai.

Dikutip dari Huffington Post pada Jumat (27/1/2017), melalui penggunaan mesin portabel pemindai otak, RBS mengaku berhasil mengungkapkan pikiran calon pegawai.

Di tempat pameran karir, para mahasiswa yang baru lulus itu dihubungkan dengan perangkat kepala (headset) besutan MindWave Mobile.

Kemudian, mereka ditunjukkan rangkaian 10 gambar dan video, masing-masing dikaitkan dengan keterampilan atau kemampuan tertentu.

Kata juru bicara RBS kepada Huffington Post, "Suatu algoritma kemudian dipergunakan untuk membaca letupan-letupan kegiatan otak."

"Mesin itu kemudian secara otomatis membeberkan arahan yang paling diminati."

Jika mahasiswa itu kemudian memutuskan untuk melamar salah satu skema yang ada, mereka bisa menyertakan hasil rekomendasi pemindai otak itu kepada pihak bank.

Royal Bank of Scotland menggunakan pembaca gelombang otak MindWave Mobile untuk menduga minat mahasiswa calon karyawan. (Sumber Royal Bank of Scotland)

Kepala pemasaran Kate Llewellyn-Cripps menambahkan, "Tur kampus yang kami lakukan menjadi cara utama kampanye penarikan kandidat tahun ini."

"Kegiatan itu menyedot perhatian di kampus-kampus yang sibuk dan memungkinkan kami memiliki perbincangan yang bermakna dengan para mahasiswa tidak biasanya memikirkan magang atau program pelatihan dalam jasa keuangan."

"Proses rekrutmen kami tetap bersifat terbuka dan hasil dini (pemindaian) mengungkapkan bahwa kami, sejauh ini, memiliki pengaruh positif terhadap proses lamaran."

Namun demikian, para pengamat privasi menyerukan aturan data seputar teknologi antarmuka otak dengan komputer, karena hal tersebut perlu diperjelas sebelum berkembang terlalu jauh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini