Sukses

Cium Asisten, Atlet Olimpiade Namibia Ditahan Polisi

Penangkapannya terjadi hanya dua hari setelah polisi menangkap petinju lain, atlet Maroko yang berpartisipasi di Olimpiade Rio.

Liputan6.com, Jakarta - Ajang Olimpiade Rio 2016 sedikit tercoreng akibat pelecehan seksual yang dilakukan salah satu peserta dari Namibia. Atlet cabang tinju, Jonas Yunias Jonas dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap asisten rumah tangganya di acara tersebut.

Petinju yang membawa bendera Namibia pada upacara pembukaan Olimpiade Rio itu kini telah ditangkap. Ini adalah kali kedua atlet di perhelatan tersebut ditahan polisi.

"Jonas Yunias Jonas, 22 tahun, ditahan pada hari Minggu 7 Agustus 2016, atas penyerangan seksual terhadap perempuan di sebuah ruangan di perkampungan atlet di Rio de Janeiro," ujar juru bicara polisi seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (9/8/2016).

Penangkapannya terjadi hanya dua hari setelah polisi menangkap petinju lain, atlet Maroko bernama Hassan Saada. Pria berusia 22 tahun itu dituduh melakukan penyerangan seksual terhadap dua petugas pembersih wanita di perkampungan atlet.

Situs berita Brasil G1 melaporkan Jonas mencium dan meraba-raba pengurus rumah tangga Brasil, saat ia membersihkan sebuah ruangan, sementara pelatih berdiri dan menyaksikan.

"Pengurus rumah tangga itu sedang membersihkan ruangan lain. Lantas, Jonas menyambar dari belakang dan memberinya ciuman di leher," kata juru bicara polisi Salomao G1.

"Jonas lalu membuat gerakan sensual dan menawarkan uang wanita. Ini menunjukkan kurangnya rasa hormat untuk wanita Brasil," Salomao.

Pelatih Jonas 'tidak akan dikenai sanksi, tetapi diminta untuk tetap memantau atlet tersebut'.

Juru bicara Komite Olimpiade Internasional, Mark Adams mengatakan keamanan di desa itu sangat ketat, dan ia mengerti jika saat ini si atlet ditahan.

"Keamanan sangat ketat di perkampungan itu. Saya tidak akan berbicara tentang kasus-kasus individu, tetapi keamanan secara keseluruhan sangat ketat," kata Adams.

Jonas dijadwalkan melawan atlet Prancis Hassan Amzile pada Kamis 11 Agustus mendatang di kelas ringan.

Saat ini petinju lain yang terjerat kasus serupa, Saada masih di dalam tahanan di Rio. Maroko Boxing Federation, mengatakan perempuan yang melapor memang ada di kamar, tapi ia tak mengerti tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

"Dua petinju berada di ruangan pada saat itu. Pintu terbuka, dan tidak ada suara dan tidak ada keluhan terdengar," ungkap Maroko Boxing Federation dalam sebuah pernyataannya.

Atas kasus tersebut, ia didiskualifikasi dari pertarungan ringan kelas berat di Olimpiade 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini