Sukses

Kapal Kontainer Terbesar di Dunia Bakal Berlabuh di AS

Pelabuhan di Los Angeles harus dimodifikasi agar kapal itu muat, namun sayangnya infrastruktur tidak cukup menampung isi dari kapal itu.

Liputan6.com, Los Angeles - Sesaat setelah pukul 04.00 dini hari, kapal kontainer Benjamin Franklin angkat sauh dari pelabuhan di Xiamen, China Tenggara, menuju Los Angeles, Amerika Serikat.

Benjamin Franklin bukan sekedar kapal kontainer biasa, namun ia diklaim sebagai kapal pengangkut peti kemas terbesar yang pernah ada di planet ini. Memiliki panjang lebih dari 398 meter dan lebih besar dari gedung Empire State di New York yang melegenda, dan lebarnya sama dengan 235 kolam renang ukuran Olimpiade. Kalau diberdirikan, Menara Eifel di Paris bakal terlihat kuntet.

Benjamin Franklin itu mampu mengangkut hingga 18.000 peti kemas dan beban 116.000 ton. Ia juga kapal terbesar yang pernah berlabuh di pelabuhan AS.

Agar kapal itu muat di pelabuhan-- yang juga merupakan pelabuhan terbesar ke-10 di seluruh dunia--otoritas Los Angeles 'terpaksa' merenovasinya.

Kapal itu dibangun di Shanghai untuk perusahaan kargo Prancis CMA CG dan merupakan generasi terbaru dari kapal-kapal besar peti kemas.

"Dalam industri kargo, ukuran jelas menentukan," kata Ludovic Renou, General Manajer untuk CMA CGM di China Tenggara, seperti dilansir CNN Money, 2 Februari 2016. Sepanjang tahun 1996 hingga 2015, permintaan pembuatan kapal kontainer yang lebih besar makin melonjak.

Kendati pelabuhan di Los Angeles telah dimodifikasi agar Benjamin Franklin bisa berlabuh pada bulan Februari ini, namun infrastruktur belum mampu apabila kapal itu menurunkan muatannya.

Kapal Kontainer Terbesar di Dunia  Bakal Berlabuh di AS (CNN)

Itu berarti, kapal raksasa tersebut hanya bisa membawa sepertiga muatan saja.

Meski dianggap menguntungkan karena kapal raksasa dapat membawa ratusan ribu ton muatan oleh perusahaan kargo, namun di satu sisi, perombakan dan modifikasi pelabuhan memerlukan dana tak sedikit, kata Forum Transportasi Internasional.

Forum juga mengkritik karena pertumbuhan kapal raksasa tidak sebanding dengan pertumbuhan ekspor dan impor, terlebih dewasa ini ekonomi global tengah lesu.

"Kami menemukan tak ada hubungannya antara industri kargo dengan di dunia nyata," kata Olaf Merk, seperti dilansir dari Daily Mail.

"Pertumbuhan kapal kargo tidak sebanding dengan pelabuhan. Hal itu bisa memicu 'macet' di pelabuhan-pelabuhan di seluruh dunia, karena mereka membutuhkan waktu lebih lama menunggu menurunkan barang-barang hingga terangkut ke gudang, sementara di kapal masih banyak peti kemas," ujar Merk memperingatkan lagi.

Benjamin Franklin, bagaimana pun menurut Fortune, masih lebih 'kecil' dibandingkan kapal generasi sebelumnya, CSCL Globe dan Triple E milik Maersk. Keduanya memiliki panjang 400 meter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.