Sukses

'Pendekar Berpisau' Serang Pawai Oposisi Myanmar, 1 Politisi Luka

Akibat serangan bersenjata oleh 'pendekar berpisau' di Myanmar ini, sejumlah orang ditangkap.

Liputan6.com, Yangon - Pawai kelompok oposisi Myanmar diserang oleh 'pendekar pisau'. Insiden itu terjadi sepekan menjelang pemilu bersejarah di negeri Gajah Putih, sekaligus 3 hari menjelang rencana unjuk rasa berskala besar National League for Democracy atau Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang akan dihadiri langsung oleh Aung San Suu Kyi.

Pawai tersebut digelar oleh kelompok oposisi, NLD di kota Yangon.

Politisi NLD yang merupakan kandidat pimpinan di wilayah setempat, sekaligus anggota parlemen, Naing Ngan Lin terluka pada bagian kepala dan lengan. Ia segera dilarikan ke rumah sakit.

Sejumlah saksi mata mengatakan kepada wartawan BBC Jonah Fisher, bahwa beberapa pria -- sebagian bersenjatakan pedang -- menyerang peserta pawai di wilayah pusat kota Thasketa pada Kamis 29 Oktober waktu setempat.

Akibat serangan bersenjata ini, sejumlah orang telah ditangkap. Sebelumnya sudah ada ancaman agar pawai kelompok oposisi dibatalkan, tetapi ini diabaikan.

Pemungutan suara bersejarah Myanmar akan digelar pada 8 November. Diharapkan pesta demokrasi itu menjadi pemilihan umum pertama terbuka di negara itu dalam 25 tahun terakhir.

Kubu oposisi NLD, yang dipimpin Aung San Suu Kyi diperkirakan akan meraih kursi terbanyak di parlemen dalam pemilihan umum tersebut.

Sebelumnya, Suu Kyi telah bersumpah bahwa dia akan memimpin negaranya jika partainya Liga Nasional Demokrasi, NLD, memenangkan pemilihan umum yang akan datang. Pernyataan ini disampaikan meskipun kenyataannya, berdasarkan Undang-Undang Dasar, ia dilarang untuk menjadi presiden, karena menikah dengan warga asing dan memiliki anak yang merupakan warga negara asing.

Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, tidak memiliki perdana menteri dan presiden yang dipilih oleh parlemen setelah pemilu -- berfungsi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Partai Suu Kyi lalu ambil bagian dalam pemilu nasional pada tahun 1990, hasilnya unggul telak. Tapi hasilnya diabaikan oleh militer, berujung penahanan rumah Suu Kyi selama 15 tahun. Union Solidarity and Development Party (USDP) kemudian memenangkan pemilu 2010 yang diboikot oleh NLD akibat kecurangan yang meluas.

Suu Kyi kemudian memenangkan kursi di parlemen pada 2012, di tengah reformasi oleh pemerintah sipil yang didukung militer yang berkuasa pada 2011-- mengakhiri setengah abad kekuasaan militer. Saat itu ia mengatakan NLD akan mencalonkan anggota partai sipil presiden jika menang, bukan calon militer. (Tnt/Rie)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini